Benih Pupuk Biaya Produksi

6.1.3. Benih

Sebagian besar petani Desa Ciaruteun Udik menggunakan benih varietas ciherang dengan harga per kilogramnya Rp 3.000,00. Benih tersebut banyak digunakan karena harganya yang relatif murah dan telah diperkenalkan oleh UPTD Pertanian Cibungbulang. Petani membeli benih varietas ciherang di toko, UPTD Pertanian Cibungbulang, dan ada pula yang memanfaatkan beras hasil panen varietas ciherang. Rata-rata jumlah benih yang digunakan petani pemilik lahan sempit untuk satu hektar lahan sawah sebanyak 13,60 kg tiap satu musim tanam, sedangkan petani pemilik lahan luas menggunakan benih sebanyak 36,48 kg tiap musim tanam. Berarti, biaya pembelian benih untuk tiap musim tanam yang dilakukan petani pemilik lahan sempit sebesar Rp 40.800,00 dan petani pemilik lahan luas sebesar Rp 109.425,00 . Jika dihitung penggunaan benih tiap meter perseginya, pada petani pemilik lahan sempit adalah Rp 19,10 dan pada petani pemilik lahan luas adalah Rp 11,64. Perbandingan penggunaan benih dari petani pemilik lahan sempit yang lebih besar dibandingkan dengan petani pemilik lahan luas, hal ini dikarenakan, pertama luas lahan untuk persemaian benih petani pemilik lahan sempit lebih sempit daripada petani pemilik lahan luas. Semakin sempit luas lahan persemaian, bibit yang dihasilkan semakin sedikit karena terbatasnya ruang gerak bibit untuk berkembang. Kedua, proses penanaman bibit petani pemilik lahan sempit masih tradisional, terlihat dari jumlah bibit yang ditanam per lubang tanam antara tiga sampai lima bibit dan tanpa pemetakan sawah. Sedangkan petani pemilik lahan luas sudah mengikuti anjuran petugas penyuluh lapang sehingga lahan sawah dipetakkan dan menanam satu sampai tiga bibit per lubang tanam, sehingga lebih efisien dalam penggunaan bibit.

6.1.4. Pupuk

Pengeluaran petani pemilik lahan sempit untuk membeli pupuk sebesar Rp 244.232,50 tiap musim tanam. Biaya yang dibutuhkan petani pemilik lahan luas untuk membeli pupuk adalah Rp 792.150,00 tiap musim tanamnya . Pupuk yang dibeli hampir seluruhnya pupuk kimia, karena petani Desa Ciaruteun Udik masih menganggap pupuk kimia sebagai komponen produksi yang sangat penting. Pupuk kimia yang biasa digunakan petani adalah pupuk urea, pupuk TSP dan pupuk NPK. Ada pula petani yang mengunakan pupuk ZA ataupun pupuk KCl sebagai pengganti pupuk NPK. Ada pula petani yang juga memanfaatkan kotoran hewan ternak untuk menambah unsur hara dalam tanah. Pengaplikasian pupuk kimia dilakukan selama masa tanam berlangsung dengan rata-rata pemberian pupuk dua sampai tiga kali pemupukan. Sedangkan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak di berikan saat proses pengolahan tanah berlangsung, berarti sebelum penanaman bibit dilakukan. Tata cara pengaplikasian pupuk kimia dan luasan lahan sawah mempengaruhi seberapa besar biaya tiap meter persegi yang dikeluarkan petani untuk membeli pupuk. Petani pemilik lahan sempit mengharapkan hasil yang banyak dari luasan lahan yang sempit, sehingga penggunaan pupuk cukup berlebihan. Di samping itu, petani pemilik lahan sempit belum mengetahui secara pasti bagaimana mengaplikasikan pupuk kimia yang efektif. Oleh karena itu, biaya untuk membeli pupuk tiap meter persegi petani pemilik lahan sempit dengan rata-rata luas lahan 2.136,68 m 2 adalah Rp 114,30. Rata- rata luas lahan petani pemilik lahan luas 9.402,28 m 2 , sehingga biaya pupuk tiap meter perseginya adalah Rp 84,25. Hal ini dikarenakan petani pemilik lahan luas sudah mengetahui jumlah pupuk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan padi per hektar. Selain itu, pengaplikasian pupuk diberikan secara rata dan penambahan pupuk yang lebih banyak dengan bantuan bagan warna daun pada tanaman padi yang daunnya terlihat kekurangan pupuk dalam jumlah tertentu.

6.1.5. Pestisida