Sarana dan Prasarana Gambaran Umum Budidaya Padi di Desa Ciaruteun Udik

total luas wilayah. Mata pencaharian di Desa Ciaruteun Udik selain bertani adalah pengemudijasa sebanyak 310 orang atau sebesar 14,98 persen, pedagang sebanyak 274 orang atau sebesar 13,24 persen, dan buruh industry sebanyak 162 orang atau sebanyak 7,82 persen. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Komposisi Penduduk Desa Ciaruteun Udik Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2009 No. Mata Pencaharian Jumlah orang Persentase 1 Petani 362 17,50 2 Buruh tani 648 31,32 3 Industri kecil 4 0,19 4 Buruh industry 162 7,83 5 Buruh bangunan 46 2,22 6 Pedagang 274 13,24 7 Jasapengemudi 310 14,98 8 Pegawai negeri sipil 22 1,06 9 Pensiunanpurnawirawan 11 0,53 10 Lain-lain 230 11,12 Total 2.069 100,00 Sumber : Data Monografi Desa Ciaruteun Udik diolah, 2009

5.3. Sarana dan Prasarana

Keadaan jalan di Desa Ciaruteun Udik sudah cukup baik, dimana jalan-jalan yang menghubungkan desa dengan kecamatan lain atau dengan Ibukota Kabupaten Bogor sudah beraspal. Alat transportasi yang digunakan berupa kendaraan roda empat baik mobil, minu bus, truk, serte kendaraan roda dua. Kendaraan umum yang dapat digunakan berupa angkutan kota dan ojeg. Prasarana peribadatan yang ada di Desa Ciaruteun Udik ada dua buah masjid dan dua buah mushola. Prasarana kesehatan ada satu buah posyandu. Sarana olah raga yang ada berupa lapangan olah raga dengan luas lahan 0,05 hektar. Sedangkan sarana pendidikan yang ada di Desa Ciarutrun Udik adalah dua buah sekolah dasar negeri, tiga buah madrasah ibtidaiyah swasta, dan satu buah SLTP swasta umum.

5.4. Gambaran Umum Budidaya Padi di Desa Ciaruteun Udik

Teknik budidaya padi yang dilakukan pertani di Desa Ciaruteun Udik pada umumnya masih menggunakan cara-cara konvensional. Dukungan saluran irigasi yang baik memungkinkan dilakukan penanam padi tiga musim tanam dalam satu tahun. Adapun teknik budidaya yang biasa dilakukan petani Desa Ciaruteun Udik diawali dengan pembelian input usahatani. Sumber : Karakteristik petani responden, 2009 Gambar 2. Bagan Alur Usahatani Padi di Desa Ciaruteun Udik Pembelian input usahatani mengeluarkan Biaya transportasi Pengolahan lahan sawah mengeluarkan Biaya sewa bajak dan upah tenaga kerja pria Penyemaian benih padi mengeluarkan Biaya upah tenaga kerja wanita Pemeliharaan lahan sawah mengeluarkan Biaya upah tenaga kerja wanita Pengendalian hama dan penyakit Mengeluarkan Biaya pembelian obat-obatan Pemanenan mengeluarkan Biaya upah tenaga kerja wanita Pengangkutan hasil panen mengeluarkan Biaya transportasi Langkah yang dilakukan setelah pembelian input usahatani adalah pengolahan lahan, yaitu memperbaiki pematang sawah dengan meninggikan dan menutup lobang- lobang yang ada. Setelah pematang diperbaiki, air langsung dimasukkan dan dibiarkan seminggu agar tanah menjadi lunak. Setelah direndam selama seminggu tanah dapat langsung diolah. Sebagian besar petani di Desa Ciaruteun Udik mengolah lahannya dengan cara dibajak menggunakan hewan ternak seperti kerbau. Setelah pembajakan selesai, lahan kembali dibiarkan tergenang selama lebih kurang dua puluh sampai tiga puluh hari agar proses pelunakan semakin sempurna. Setelah lebih kurang satu bulan, dilakukan yang pembajakan kedua untuk menghancurkan bongkahan tanah agar menjadi lebih halus dan juga membunuh gulma-gulma yang masih hidup. Beberapa petani memberikan pupuk kandang berupa kotoran hewan ternak pada pembajakan kedua ini sebagai pupuk dasar. Penyemaian benih biasanya dilakukan pada sawah yang akan ditanami. Langkah pertama yang dilakukan, yaitu mempersiapkan lahan untuk persemaian yang dilakukan satu minggu sebelum benih ditebarkan. Luas lahan persemaian disesuaikan dengan banyaknya benih yang akan disemaikan. Biasanya, untuk luas lahan penanaman satu hektar diperlukan benih padi sebanyak 25 – 30 kg dengan luas lahan persemaian 300 – 500 m 2 . Pupuk yang diberikan saat persemaian adalah pupuk urea 3 – 5 kg dan pupuk TSP 3 – 5 kg. Sebelum disemaikan, benih terlebih dahulu direndam dalam air selama dua hari hingga benih menyerap air dan berkecambah. Benih yang telah berkecambah ditebar secara merata dan tidak tumpang tindih pada lahan yang telah disiapkan. Bila lahan sawah sudah siap ditanami dan bibit di persemaian sudah memenuhi syarat, maka penanaman dapat segera dilakukan. Syarat bibit yang baik untuk dipindahkan ke lahan penanaman adalah tinggi bibit sekitar 25 cm, memiliki lima sampai enam helai daun, batang bawah keras, bebas dari penyakit serta jenisnya seragam. Bibit yang dipindahkan biasanya berumur antara lima belas sampai dua puluh hari. Sebelum penanaman, bibit terlebih dahulu dicabut dari persemaian. Setelah bibit dicabut bibit langsung ditanam pada lahan yang telah siap untuk ditanami. Kemudian dilakukan penyulaman maksimal dua minggu setelah tanam. Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang tidak tumbuh, rusak atau mati dengan tanaman yang baru. Pemeliharaan sangat diperlukan agar tanaman padi dapat tumbuh secara maksimal sehingga produktivitasnya menjadi tinggi. Pemeliharaan dilakukan secara manual, yaitu dengan cara mencabut tanman liar yang ada. Tanaman liar atau gulma yang dicabut tersebut kemudian dibuang atau dibenamkan ke dala m tanah. Pemeliharaan dapat dilakukan dua kali dalam satu musim tanam tergantung gulma yang ada. Pemeliharaan pertama dilakukan pada saat padi berumur satu bulan dan pemeliharaan kedua dilakukan pada saat padi berumur dua bulan. Jenis pupuk yang digunakan petani Desa Ciaruteun Udik adalah pupuk urea, TSP dan KCl. Kebutuhan per hektar dari masing- masing pupuk anorganik tersebut adalah 200, 100, 100 kilogram. Pemberian pupuk ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu dasar pada saat penanam sebanyak 60 kilogram urea, 100 kilogram TSP dan 50 kilogram KCl. Susulan pertama diberikan pada umur empat minggu setelah tanam dengan dosis 70 kilogram urea dan 50 kilogram KCl. Terakhir, susulan kedua pada umur tujuh minggu setelah tanam sebanyak 70 kilogram urea. Pemupukan dilakukan dengan cara disebar rata ke seluruh permukaan lahan dengan keadaan air sawah macak- macak. Pengendalian hama dan penyakit sangat penting dilakukan agar hasil produksi tidak turun. Petani biasanya menggunakan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit. Penyemprotan pestisida dilakukan dua kali dalam satu musim tanam untuk menjaga tanaman padi dari serangan hama. Apabila tanaman padi terserang hama, petani akan melakukan penyemprotan lebih dari dua kali sampai hama tersebut dapat dikendalikan. Secara umum, padi siap dipanen apabila butir gabah yang menguning sudah mencapai delapan puluh persen dan tangkal sudah merunduk atau sekitar umur 100 – 110 hari setelah tanam. Sekitar sepuluh hari sebelum pemanenan dilakukan, sawa h harus dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan ini bertujuan untuk mempercepa t dan menyamakan masaknya padi, serta memudahkan petani di saat pemanenan berlangsung. Hasil panen dibawa petani ke penggilingan untuk dijual atau disimpan di rumah untuk dikonsumsi sendiri. 5.5. Karakteristik Umum Responden 5.5.1. Umur