6.1.7. Pajak Lahan
Petani pemilik lahan di Desa Ciaruteun Udik tiap tahunnya membayar pajak lahan berupa Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Besar PBB yang harus dibayarkan oleh petani
tergantung pada Nilai Jual Objek Pajak NJOP Pajak Bumi da n Bangunan yang ditetapkan pada lahan tanah tersebut. Nilai NJOP dipengaruhi oleh harga tanah yang
berlaku di tahun tersebut, sehingga setiap tahunnya dapat mengalami perubahan. Faktor yang mempengaruhi NJOP antara lain lokasi tanahlahan dan tingkat kesub uran. Tanah
yang letaknya dekat dengan pusat-pusat ekonomi seperti pasar atau sarana umum seperti jalan raya memiliki NJOP yang lebih tinggi.
Pada umumnya letak lahan sawah petani di Desa Ciaruteun Udik cukup jauh dari jalan raya dan pusat pertokoan. Rata-rata NJOP yang berlaku adalah Rp 27.150,79 per
m
2
. Selain ditentukan oleh NJOP, nilai Pajak Bumi dan Bangunan juga ditentukan oleh luas lahan sawah yang dimiliki petani. Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan yang harus
dibayarkan petani adalah 0,1 dikali NJOP PBB tiap meter persegi dikali luas lahan yang dimiliki. Berdasarkan rumus tersebut, maka rata-rata pajak lahan yang dibayarkan
oleh petani pemilik lahan sempit dan petani pemilik lahan luas di Desa Ciaruteun Udik adalah Rp
19.810,16 dan Rp
84.620,50 tiap musim tanam.
6.2. Biaya Produksi Rata-rata
Panen yang dihasilkan dari usahatani padi berupa gabah. Gabah yang diterima petani Desa Ciaruteun Udik di lahan sawah atau gabah yang belum mendapat perlakuan
pengeringan disebut gabah kering panen GKP. Jenis gabah ini yang biasa dijual petani. Rata-rata gabah yang diproduksi petani pemilik lahan sempit adalah 1.112,50 kg
tiap musim tanam. Sedangkan petani pemilik lahan luas memperoleh hasil panen gabah sebanyak 3.841,88 kg untuk satu musim tanam.
Tabel 11. Biaya Produksi Rata-rata Menurut Luas Lahan Garapan
Uraian Petani Pemilik
Lahan Sempit Lahan Luas
Total Biaya Produksi Rp 1.173.161,41
3.784.745,50 Produksi Gabah kg
1.112,50 3.841,88
Biaya Rata-rata Produksi Rpkg 1.054,53
985,13 Sumber : Data Primer, 2009
Biaya produksi rata-rata dapat dihitung dengan cara membagi biaya produksi total dengan jumlah gabah yang dihasilkan, sehingga dengan total biaya produksi petani
pemilik lahan sempit Rp 1.173.161,41 tiap musim tanam
, besarnya biaya produksi rata- rata petani pemilik lahan sempit adalah Rp
1.054,53 tiap kilogram gabah . Sementara
biaya total produksi petani pemilik lahan luas Rp 3.784.745,50 tiap musim tanam
, besarnya biaya produksi rata-rata petani pemilik lahan luas adalah Rp 985,13 tiap
kilogram gabah. Biaya produksi rata-rata petani pemilik lahan sempit dan petani pemilik lahan luas masih berada dibawah harga jual gabah oleh petani, namun margin yang
diperoleh petani pemilik lahan sempit lebih kecil dibandingkan petani pemilik lahan luas. Harga jual gabah dari petani ke tengkulak maupun penggilingan di Desa Ciaruteun
Udik adalah Rp 2.000, sehingga petani pemilik lahan sempit mendapat keuntungan Rp 945,47 tiap kilogramnya. Keuntungan Rp 1.014,87 per kg gabah diterima oleh petani
pemilik lahan luas.
6.3. Biaya Transaksi
Petani Desa Ciaruteun Udik selama satu musim tanam juga menanggung biaya transaksi, dimana biaya transaksi ini tidak mempengaruhi hasil produksi yang
dihasilkan. Komponen biaya transaksi yang dapat diidentifikasi dalam usahatani padi di Desa Ciaruteun Udik adalah iuran desa. Iuran desa adalah kewajiban yang diberlakukan
aparatur desa kepada wajib pajak untuk menunjang pelaksanaan administrasi pemerintah desa. Iuran desa berupa uang yang dibayarkan oleh wajib pajak saat
membayar pajak bumi dan bangunan. Iuran desa ini akan digunakan sebagai sumber pemasukan desa, dimana telah ditetapkan di anggaran penerimaan dan belanja desa.
Besarnya iuran desa tergantung dari nilai pajak bumi dan bangunan yang dibayarkan oleh wajib pajak atau peta ni. Jika nilai pajak bumi dan bangunan yang
dibayarkan petani kurang dari Rp 100.000,00 maka petani harus membayar iuran desa dengan jumlah yang sama dengan nilai pajak bumi dan bangunannya. Sedangkan petani
dengan nilai pajak bumi dan bangunannya lebih dari sama dengan Rp 100.000,00 dikenai iuran desa setengah dari jumlah nilai pajak bumi dan bangunannya atau sekitar
lima puluh persen dari jumlah pajak bumi dan bangunan yang dibayarkan. Rata-rata iuran desa yang harus dikeluarkan petani pemilik lahan sempit untuk satu musim
tanamnya adalah Rp 16.377,00
. Sedangkan, petani pemilik lahan luas membayar iuran desa sebesar Rp
43.035,83 untuk setiap musim tanam.
VII. ANALISIS EFISIENSI
7.1. Penerimaan Usahatani
Penerimaan adalah nilai produksi yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu dan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi total padi dengan harga satuan dari
hasil produksi tersebut. Pengukuran penerimaa n pada penelitian ini didasarkan pada hasil produksi satu musim tanam. Sedangkan biaya dihitung berdasarkan nilai rupiah
yang dikeluarkan petani selama proses produksi berlangsung. Penerimaan usahatani padi sawah diperoleh dari hasil rata-rata panen padi satu
musim tanam dikalikan dengan harga jual gabah kering panen yang diterima petani. Harga padi di lokasi penelitian diberi harga Rp 2.000,00 per kg. Berdasarkan data yang
diperoleh dari kegiatan usahatani padi selama satu musim tanam, petani pemilik lahan sempit memperoleh penerimaan total sebesar Rp
2.225.000 dari hasil penjualan gabah
kering panen 1.112,50 kg. Gabah kering panen yang diperoleh petani pemilik lahan luas sebanyak 3.841,88 kg menghasilkan penerimaan sebesar Rp
7.683.750,00 . Penerimaan
petani dari penjualan hasil panen dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rata-rata Pene rimaan Menurut Luas Lahan Garapan
Uraian Petani Pemilik
Lahan Sempit Lahan Luas
Produksi Gabah kg 1.112,50
3.841,88 Total Penerimaan Rp
2.225.000,00 7.683.750,00
Sumber : Data Primer, 2009