3. Biaya strategis strategic cost
Biaya strategis strategic cost adalah biaya-biaya yang akan dikeluarkan sebagai akibat informasi, kekuasaan, dan sumer daya lainnya tidak sepadan
diantara pelaku, umumnya berupa pengeluaran untuk membiayai free riding, rent seeking, dan corruption.
Hubungan principal-agent yang efisien menjadi sesuatu yang kompleks untuk dipecahkan. Besarnya biaya transaksi sangat dipengaruhi oleh derajat
ketidaksepadanan informasi assymetric information, kekuasaan, kepemilikan asset endowment yang dimiliki oleh pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut.
Assymetric information muncul karena pada umumnya pihak agent menguasai informasi tentang keragaan work effort yang ada pada dirinya, sedangkan
informasi tentang keragaan agent yang dimiliki oleh principal umumnya sangat terbatas. Pada kondisi demikian, maka principal mengahadapi dua risiko yaitu
risiko salah memiliki agent yang sesuai dengan keinginan adverse selection of risk pada ex ante sebelum kontrak dibuat dan risiko agent ingkar janji moral
hazard pada ex post setelah kontrak disepakati. Semakin tidak sepadan informasi, kekuasaan dan endowment yang dimiliki oleh para pihak yang
mengadakan pertukaran, biaya trasaksi ini akan semakin besar Nugroho, 2003.
2.7. Analisis Efisiensi
Keberhasilan dari suatu usahatani selain diukur dengan nilai mutlak analisis pendapatan, juga diukur dari analisis efisiensinya Soeharjo dan Patong, 1977.
Salah satu ukuran efisiensinya adalah penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan revenue cost ratio. Dalam analisis RC akan diuji seberapa jauh
nilai rupiah yang dipakai dalam kegiatan usahatani padi yang bersangkutan dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Semakin tinggi nilai
RC rasio, menunjukan semakin besar keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan, sehingga dengan perolehan nilai RC rasio yang
semakin tinggi maka tingkat efisiensi pendapatan pun semakin baik. Di samping itu, dihitung pula analisis tingkat efisiensi di lihat dari angka
rasio biaya transaksi terhadap penerimaan transaction cost revenue ratio. Dalam analisis TrCR akan diuji seberapa jauh nilai rupiah yang digunakan untuk
membayar biaya transaksi dari sejumlah nilai penerimaan. Semakin tinggi nilai TrCR rasio, menunjukkan semakin besar nilai yang dinikmati oleh pihak lain dari
setiap penerimaan yang diperoleh, sehingga dengan perolehan nilai TrCR yang semakin tinggi maka tingkat efisiensi penerimaan semakin rendah.
Selain rasio biaya transaksi terhadap penerimaan, indikator lain yang dapat digunakan untuk menilai tingkat efisiensi usahatani padi adalah rasio biaya
transaksi terhadap biaya total transaction cost – total cost ratio. Biaya total yang
dimaksud adalah seluruh biaya yang ditanggung oleh petani selama aktifitas produksi berlangsung, yang terdiri dari biaya produksi dan biaya transaksi. Dalam
analisis TrCTC akan diuji seberapa besar nilai rupiah yang dipakai dalam kegiatan usahatani padi yang bersangkutan untuk membayar biaya transaksi.
Semakin tinggi nilai TrCTC rasio, menunjukkan semakin besar nilai rupiah yang tidak mempengaruhi volume produksi petani padi.
2.8. Penelitian Terdahulu