Hasil pengolahan dengan SPSS untuk uji F simultan pada tabel berikut: Tabel 5.10. Hasil uji F uji signifikansi secara simultan
ANOVAᵇ Model
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 3.224E10
5 6.449E9
165.364 .000
a
Residual 2.340E8
6 3.900E7
Total 3.248E10
11 Sumber: Lampiran 7 Hasil olah SPSS.
Berdasarkan Tabel 5.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas sig 0,000 0,05, maka Hₐ diterima dan Hₒ ditolak. Hasil uji F menunjukkan ada
pengaruh signifikan secara simultan jumlah wajib pajak, PDRB perkapita ADHB, inflasi, tingkat suku bunga dan investasi terhadap penerimaan PBB P2 di kota
Medan. Hasil ini signifikan, merupakan temuan empiris yang mendukung hipotesis secara simultan tentang jumlah wajib pajak, PDRB perkapita ADHB,
inflasi, tingkat suku bunga dan investasi terhadap penerimaan PBB P2 di kota Medan, sehingga hipotesis ini dinyatakan terbukti dan diterima.
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan untuk pembahasan masing-masing variabel.
1. Variabel jumlah wajib pajak
Jumlah wajib pajak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan. Artinya semakin bertambah jumlah wajib
pajak, maka penerimaan PBB P2 Kota Medan akan semakin bertambah secara tidak signifikan. Hal ini disebabkan bahwa jumlah wajib pajak bertambah,
tetapi tidak semua wajib pajak membayar PBBnya pada saat jatuh tempo,
Universitas Sumatera Utara
sehingga penerimaan PBB tidak berpengaruh signifikan. Begitu juga dengan perpindahan kepemilikan karena terjadi transaksi jual beli tanah dan bangunan
yang menjadikan wajib pajak baru, sementara wajib pajak lama tidak dibatalkan, akibatnya wajib pajak baru bertambah sementara penerimaan PBB
tidak berpengaruh signifikan. Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sitanggang 2001 dan Hadi 2005
yang menyatakan bahwa jumlah wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PBB.
Jumlah wajib pajak yang meningkat akan meningkatkan potensi penerimaan pajak, di mana naiknya jumlah wajib pajak sebagai wujud
kesadaran wajib pajak akan membayar pajaknya. Jika wajib pajak sudah memiliki kesadaran yang tinggi maka jumlah wajib pajak yang membayar
pajak akan meningkat. Naiknya pembayaran poleh wajib pajak juga akan mendukung penerimaan pajak, khususnya terhadap Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Variabel PDRB perkapita
PDRB perkapita ADHB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan. Hal ini disebabkan bahwa semakin tinggi
tingkat pendapatan, kekayaan dan konsumsi seseorang, berarti semakin tinggi kemampuan orang tersebut untuk membayar pajak. Hasil pengujian ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sitanggang 2001; Hadi 2005; Joko 2006 dan Nastiti 2008 yang menyatakan bahwa PDRB
perkapita berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PBB.
Naiknya PDRB akan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam bidang konsumsi dan pengeluaran, khususnya terhadap pembelian tanah dan
Universitas Sumatera Utara
bangunan yang mereka inginkan. Naiknya PDRB akan meningkatkan pendapatan perkapita dan kemudian akan mendorong naiknya permintaan akan
rumah. Naiknya permintaan akan rumah, dan bangunan rumah baru akan meningkatkan penerimaan PBB.
3. Variabel inflasi
Inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan. Hal ini bisa disebabkan bahwa inflasi memiliki
dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hadi 2005 yang menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PBB. Inflasi yang meningkat akan mendorong ekspektasi inflasi yang lebih
tinggi lagi di masa yang akan datang oleh masyarakat. Naiknya harga-harga khususnya harga tanah dan bangunan rumah, akan mendorong masyarakat
untuk menginvestasi dalam bentuk tanah, rumah, dan bangunan rumah baru, hal tersebut akan meningkatan penerimaan PBB.
4. Variabel tingkat suku bunga
Tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tingkat
suku bunga berlambang negatif yang berarti jika tingkat suku bunga meningkat sebesar satu persen, maka penerimaan PBB P2 akan turun sebesar satu juta
Universitas Sumatera Utara
rupiah, dengan naiknya suku bunga masyarakat akan lebih cenderung menanamkan modalnya ke tabungandeposito di bank, sehingga penerimaan
PBB akan cenderung mengalami penurunan, karena minat untuk membayar PBB akan menurun. Menurut Aulia Pohan 2008 yang menyatakan bahwa
suku bunga yang tinggi disatu sisi, akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehingga jumlah dana perbankan akan meningkat. Naiknya jumlah
dana dari masyarakat akan menurunkan investasi masyarakat untuk membeli tanah sehingga penerimaan pajak akan menurun.
Beberapa karakteristik pada investasi tanah dan bangunan antara lain: 1. Investasinya bersifat jangka panjang.
2. Waktu yang diperlukan untuk membeli dan menjual relatif lama. 3. Jumlah modal yang diperlukan besar.
Suku bunga yang meningkat akan mendorong masyarakat untuk menabung dan tidak menginvestasikan kedalam pembelian tanah dan
bangunan. Banyak masyarakat yang menjual rumah dan tanahnya karena peluang bunga deposito lebih besar dibandingkan jika investasi ke tanah dan
bangunan sehingga akan menurunkan penerimaan PBB.
5. Variabel investasi
Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa investasi merupakan motor
penggerak pertumbuhan ekonomi. Dengan banyaknya investor menanamkan modalnya maka akan tumbuh bidang lapangan usaha potensial yang akan
meningkatkan jumlah tenaga kerja dan pendapatan masyarakat juga akan meningkat. Apabila investor menanamkan modalnya di bidang property atau
Universitas Sumatera Utara
pengembang perumahan maka akan terbangun rumah-rumah baru dan ini akan meningkatkan NJOP tanah dan bangunan di sekitar lokasi perumahan yang
akan mengakibatkan meningkatnya penerimaan PBB. Hasil pengujian ini sejalan dengan teori Sutojo, 1993 yang menyatakan bahwa investasi adalah
usaha menanamkan faktor-faktor produksi langka dalam proyek tertentu, baik yang bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek atau pabrik yang sudah
ada untuk memperoleh manfaat keuangan danatau non keuangan yang layak di kemudian hari.
Investasi dalam berbagai bidang akan meningkatkan peluang masyarakat mendapatkan pekerjaan sehingga pendapatan juga meningkat, naiknya
pendapatan masyarakat akan meningkatkan permintaan akan tanah dan bangunan sehingga akan meningkatkan penerimaan PBB. Secara langsung jika
investasi ke dalam pembelian tanah dan bangunan meningkat maka potensi penerimaan PBB juga akan terus meningkat.
Berdasarkan pengujian secara simultan bahwa hasilnya menunjukkan ada pengaruh signifikan secara simultan jumlah wajib pajak, PDRB perkapita dan
inflasi terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sitanggang 2001; Hadi
2005; Joko 2006 dan Nastiti 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian secara parsial, terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan jumlah wajib pajak terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan, terdapat
pengaruh positif dan signifikan PDRB perkapita ADHB terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan, terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan inflasi
terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan, terdapat pengaruh negatif dan signifikan tingkat suku bunga terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan dan
terdapat pengaruh positif dan signifikan investasi terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan.
2. Hasil pengujian secara simultan atau bersama-sama terdapat pengaruh signifikan jumlah wajib pajak, PDRB perkapita ADHB, inflasi, tingkat suku
bunga dan investasi terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan.
3. Hasil pengujian pada model regresi, faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan PBB P2 di Kota Medan dengan koefisien regresi yang berpengaruh
positif terbesar adalah PDRB perkapita ADHB dan tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pertimbangan dalam kebijakan perpajakan oleh Pemerintah Kota Medan
.
Universitas Sumatera Utara