perkapita ADHB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan PBB
P2 di Kota Medan. Hasil ini signifikan, merupakan temuan empiris yang
mendukung hipotesis ini tentang PDRB perkapita ADHB berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PBB P2, sehingga hipotesis ini dinyatakan
terbukti dan diterima.
3. Variabel inflasi
Nilai probabilitas signifikan t untuk inflasi sebesar 0,208 0,05 atau t- hitung 1,410 t-tabel 2,447 dan arah koefisien positif sehingga Hₒ
diterima dan Hₐ ditolak, kesimpulannya bahwa inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan. Hasil ini
tidak signifikan, merupakan fakta empiris yang tidak mendukung hipotesis ini tentang pengaruh signifikan inflasi terhadap penerimaan PBB P2. Sehingga
hipotesis ini dinyatakan tidak terbukti.
4. Variabel tingkat suku bunga
Nilai probabilitas signifikan t untuk tingkat suku bunga sebesar 0,018 0,05 atau t-hitung 3,222 t-tabel 2,447 dan arah koefisien negatif
sehingga Hₐ diterima dan Hₒ ditolak, kesimpulannya bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan PBB P2
di Kota Medan. Hasil ini signifikan, merupakan temuan empiris yang mendukung hipotesis ini tentang tingkat suku bunga berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan PBB P2, sehingga hipotesis ini dinyatakan terbukti dan diterima.
Universitas Sumatera Utara
5. Variabel investasi
Nilai probabilitas signifikan t untuk investasi sebesar 0,002 0,05 atau t-hitung 5,269 t-tabel 2,447 dan arah koefisien positif sehingga Hₐ
diterima dan Hₒ ditolak, kesimpulannya bahwa investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan. Hasil ini
signifikan, merupakan temuan empiris yang mendukung hipotesis ini tentang investasi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PBB P2, sehingga
hipotesis ini dinyatakan terbukti dan diterima. 5.2.3.2. Hasil pengujian hipotesis simultan uji F
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara kedua variabel dengan menggunakan rumus uji-F, sebagai berikut:
R² k – 1 F hit
= 1 – R² n – k
Di mana: F
= Nilai F hitung R²
= Koefisien determinasi k
= Jumlah variabel n
= Jumlah pengamatan ukuran sampel Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Ho : â = 0 jumlah wajib pajak, PDRB perkapita ADHB, inflasi, tingkat suku bunga dan investasi tidak ada pengaruh signifikan secara
simultan terhadap penerimaan PBB P2.
Universitas Sumatera Utara
Ha : â ≠ 0 jumlah wajib pajak, PDRB perkapita ADHB, inflasi, tingkat suku bunga dan investasi ada pengaruh signifikan secara
simultan terhadap penerimaan PBB P2. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
a Jika nilai probabilitas sig 0,05, maka Hₒ ditolak, dan Hₐ diterima ada pengaruh signifikan secara simultan jumlah wajib pajak, PDRB perkapita
ADHB, inflasi, tingkat suku bunga dan investasi terhadap penerimaan PBB Perdesaan dan Perkotaan.
b Jika probabilitas sig 0,05, maka Hₒ diterima, dan Hₐ ditolak tidak ada pengaruh signifikan secara simultan jumlah wajib pajak, PDRB perkapita
ADHB, inflasi, tingkat suku bunga dan investasi terhadap penerimaan PBB Perdesaan dan Perkotaan.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji-F sebagai berikut: 0,993 6 - 1
F-hitung = = 165,364
1 – 0,993 12 – 6 Dengan df á; k-1,n-k atau 0,05; 6-1,12-6 diperoleh besarnya nilai
F-tabel sebesar 4,387. Karena nilai F-hitung 165,364 nilai F-tabel 4,387, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen bebas secara simultan
mampu menjelaskan perubahan pada variabel dependen terikat atau model persamaan regresi yang terbentuk masuk kriteria cocok atau fit.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengolahan dengan SPSS untuk uji F simultan pada tabel berikut: Tabel 5.10. Hasil uji F uji signifikansi secara simultan
ANOVAᵇ Model
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 3.224E10
5 6.449E9
165.364 .000
a
Residual 2.340E8
6 3.900E7
Total 3.248E10
11 Sumber: Lampiran 7 Hasil olah SPSS.
Berdasarkan Tabel 5.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas sig 0,000 0,05, maka Hₐ diterima dan Hₒ ditolak. Hasil uji F menunjukkan ada
pengaruh signifikan secara simultan jumlah wajib pajak, PDRB perkapita ADHB, inflasi, tingkat suku bunga dan investasi terhadap penerimaan PBB P2 di kota
Medan. Hasil ini signifikan, merupakan temuan empiris yang mendukung hipotesis secara simultan tentang jumlah wajib pajak, PDRB perkapita ADHB,
inflasi, tingkat suku bunga dan investasi terhadap penerimaan PBB P2 di kota Medan, sehingga hipotesis ini dinyatakan terbukti dan diterima.
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan untuk pembahasan masing-masing variabel.
1. Variabel jumlah wajib pajak
Jumlah wajib pajak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penerimaan PBB P2 di Kota Medan. Artinya semakin bertambah jumlah wajib
pajak, maka penerimaan PBB P2 Kota Medan akan semakin bertambah secara tidak signifikan. Hal ini disebabkan bahwa jumlah wajib pajak bertambah,
tetapi tidak semua wajib pajak membayar PBBnya pada saat jatuh tempo,
Universitas Sumatera Utara
sehingga penerimaan PBB tidak berpengaruh signifikan. Begitu juga dengan perpindahan kepemilikan karena terjadi transaksi jual beli tanah dan bangunan
yang menjadikan wajib pajak baru, sementara wajib pajak lama tidak dibatalkan, akibatnya wajib pajak baru bertambah sementara penerimaan PBB
tidak berpengaruh signifikan. Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sitanggang 2001 dan Hadi 2005
yang menyatakan bahwa jumlah wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PBB.
Jumlah wajib pajak yang meningkat akan meningkatkan potensi penerimaan pajak, di mana naiknya jumlah wajib pajak sebagai wujud
kesadaran wajib pajak akan membayar pajaknya. Jika wajib pajak sudah memiliki kesadaran yang tinggi maka jumlah wajib pajak yang membayar
pajak akan meningkat. Naiknya pembayaran poleh wajib pajak juga akan mendukung penerimaan pajak, khususnya terhadap Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Variabel PDRB perkapita