Prinsip Dasar Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Rencana Aksi Gempa bumi Aceh 2 Juli 2013 64 Pemerintah dengan menetapkan langkah-langkah rehabilitasi dan rekonstruksi, yaitu: 1. Komitmen Pemerintah untuk segera melaksanakan pemulihan pascabencana terhadap seluruh sektor terdampak bencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi 2. Melaksanakan penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana dan kajian kebutuhan pemulihan kemanusiaan yang dilanjutkan dengan pengkajian kebutuhan pemulihan kehidupan masyarakat maupun wilayah yang terdampak bencana. 3. Penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pascabencana gempa bumi melibatkan seluruh KementerianLembaga di Pusat maupun Daerah sesuai dengan sektor terdampak yang dikoordinasikan oleh BNPB dan BPBD. 4. Pemulihan dilakukan secara komprehensif meliputi semua sektor terdampak yaitu perumahan dan prasarana permukiman, infrastruktur, Sosial, Ekonomi Produktif dan Lintas Sektor. 5. Sumber pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi berasal dari dana APBN Pemerintah, APBD Pemerintah Daerah, hibah dari donor dan masyarakat serta sumber lain yang sah. Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana pada prinsipnya adalah upaya mengembalikan kondisi kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana pada situasi yang lebih baik dari sebelumnya. Perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi berpedoman pada: 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah . 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 3. Undang Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 4. Undang Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 5. Undang Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Rencana Aksi Gempa bumi Aceh 2 Juli 2013 65 6. Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana 8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana 9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional Dan Lembaga Asing Nonpemerintah Dalam Penanggulangan Bencana 10. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana. 11. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengkajian Kebutuhan Pascabencana 12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana.

B. Kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Sesuai dengan prinsip dan arahan Presiden dan wakil Presiden mengenai rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, maka dengan pertimbangan bahwa dampak kerusakan yang didominasi kerusakan pada sektor perumahan dan akan memberikan dampak bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat korban bencana, maka pokok-pokok kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi Aceh tanggal 2 Juli 2013 adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai sarana membangun komunitas dan menstimulasi kehidupan sosial ekonomi masyarakat dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan dampak jangka panjang. Rencana Aksi Gempa bumi Aceh 2 Juli 2013 66 2. Dilaksanakan dengan pendekatan tata pemerintahan yang baik, melalui koordinasi yang efektif antar pelaksana kegiatan serta mengedepankan aspirasi masyarakat korban bencana gempa bumi. 3. Khusus untuk kegiatan pemulihan di bidang perumahan dan kehidupan masyarakat dilaksanakan dengan pendekatan partisipasi masyarakat sesuai dengan karakteristik budaya lokal, sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengurangan risiko bencana. 4. Dilaksanakan dengan memperhatikan standar teknis perbaikan lingkungan permukiman di daerah rawan bencana dengan prinsip build back better. 5. Dilaksanakan dengan mengedepankan keterbukaan bagi semua pihak melalui penyediaan informasi yang akurat serta pelayanan teknis, perijinan dan termasuk penyediaan unit pengaduan masyarakat. 6. Dilaksanakan dengan mekanisme penyaluran dana dan pertanggung jawaban dana yang akuntabel, efisien, efektiv dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Dilaksanakan terutama oleh Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya, melalui koordinasi yang efektif dan kerja sama antar pihak lintas sektor, dengan mekanisme pemantauan dan pengendalian sesuia dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 8. Dengan pertimbangan skala dan dampak kerusakan serta ketersediaan anggaran pembiayaan, maka rehabilitasi dan rekonstruksi akan meliputi periode tahun anggaran 2013 sampai dengan tahun anggaran 2014.

C. Ruang Lingkup Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi diperkirakan berdasarkan penilaian kerusakan dan kerugian yang dilengkapi dengan penilaian kebutuhan pemulihan kemanusiaan masyarakat korban bencana untuk memperoleh perkiraan kebutuhan pemulihan pasca bencana. Keterkaitan antara penilaian kerusakan dan kerugian dengan penilaian kebutuhan pemulihan kemanusiaan memberikan umpan balik bagi kebutuhan pemulihan dengan menempatkan masyarakat korban bencana dan lingkungannya sebagai sasaran pemulihan pasca bencana.