Pemulihan Permukiman Strategi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Rencana Aksi Gempa bumi Aceh 2 Juli 2013 70 penduduk miskin di Kabupaten Bener Meriah mencapai 26,22 dan Kabupaten Aceh Tengah sebesar 19,58 . b. Potensi munculnya bencana lain akibat kondisi tempat pengungsian, seperti wabah penyakit dan permasalahan kesehatan. c. Rumah yang juga digunakan sebagai tempat usaha kecilmikro, berakibat pada hilangrusaknya perlatan produksi. Sesuai dengan arahan Presiden dan Wakil Presiden RI, yang menjadi sasaran prioritas pemulihan adalah sektor permukiman masyarakat, terutama milik masyarakat miskin dan kelompok rentan lainnya serta berada pada kawasan yang mengalami kerusakan paling parah. Pemerintah juga telah menetapkan bantuan dana stimulan pemulihan perumahan, dengan berbagai opsi untuk membangun: a rumah inti atau b struktur rumah ramah gempa; sesuai dengan mekanisme pemberian bantuan perumahan bagi masyarakat yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, sebagai berikut: 1. Bantuan dimaksud merupakan bantuan Pemerintah sebagai stimulan untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya yang mengalami kerusakan akibat bencana dengan mengikuti standar teknis tahan gempa sesuai ketentuan peraturan dan perundang ‐undangan; 2. Bantuan dimaksud dapat berupa bahan bangunan, komponen rumah atau uang yang besarnya ditetapkan berdasarkan verfikasi dan evaluasi tingkat kerusakan rumah; 3. Bantuan yang dimaksud diberikan dengan pola pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan karakter daerah dan budaya masyarakat dengan mekanisme yang ditetapkan oleh pemerintah; 4. Pembangunan rumah mengikuti standar teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan serta memperhatikan masukan dari instansilembaga terkait dan aspirasi masyarakat daerah bencana; 5. Pelaksanaan pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat dilakukan melalui bimbingan teknis dan bantuan teknis instansilembaga terkait yang dimobilisasi sedini mungkin untuk membantu masyarakat yang ingin segera memperbaiki rumah; Rencana Aksi Gempa bumi Aceh 2 Juli 2013 71 ‐ 6. Relokasi permukiman dengan konsep yang ditetapkan pemerintah, apabila pemerintah menetapkan daerah rawan bencana menjadi daerah terlarang untuk permukiman; Untuk itu, ditetapkan strategi pelaksanaan rehabilitasi dan rekosntruksi sektor perumahan dan permukiman sebagai berikut: 1. Bantuan stimulan untuk rumah rusak berat maksimal sebesar Rp 40 juta, untuk rumah rusak sedang maksimal sebesar Rp 20 juta, dan untuk rumah rusak ringan maksimal sebesar Rp 10 juta. Bantuan perumahan diberikan kepada pemilik rumah sebanyak satu unit. Hal ini berarti, bila pemilik rumah memiliki rumah lebih dari satu, maka hanya diberikan bantuan stimulan 1 unit rumah dan bila dalam satu rumah terdiri dari lebih dari 1 KK maka yang berhak menerima bantuan stimulan adalah pemilik rumah yang sah legal sesuai dengan KK nya. 2. Bantuan stimulan tersebut termasuk biaya bahan material bangunan dan upah tukang yang diperuntukkan membangun struktur inti yaitu pondasi, kolom, dan atap. 3. Pemberian bantuan berdasarkan hasil verifikasi penerima bantuan perumahan, status kepemilikan lahan dan bangunan berdasarkan by name by address yang terdaftar dalam POKMAS yang sudah dibentuk. 4. Strategi pembangunan perumahan berbasis komunitas dirancang dengan strategi pengorganisasian masyarakat Kelompok Masyarakat disingkat POKMAS dan bertumpu pada inisiatif dan prakarsa masyarakat dengan tidak meninggalkan kearifan lokal; 5. Dibangun dengan standar konstruksi bangunan rumah sehat ramah gempa dan berwawasan lingkungan hidup. Untuk relokasi, perlu melakukan penataan ulang tata letak bangunan melalui participatory planning yang berpedoman pada rencana tata ruang wilayah yang berbasis pengurangan risiko bencana. 6. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor perumahan di wilayah yang terkena dampak bencana gempa bumi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dilaksanakan dengan menggunakan skema Program Rekompak Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, dengan Rencana Aksi Gempa bumi Aceh 2 Juli 2013 72 12 pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat menjadi pelaku utama dalam rehabilitasi dan rekonstruksi. 7. Menetapkan mekanisme dan prosedur penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat BLM dan percepatan penyaluran bantuan bagi pembangunan kembali dan perbaikan perumahan masyarakat; 8. Menyusun pedoman dan rencana teknis yang memenuhi ketentuan persyaratan keselamatan, penggunaan bahan bangunan dan standar teknis bangunan tahan gempa; 9. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal baik dari segi tenaga kerja, keterampilan, mengoptimumkan pemanfaatan bahan bangunan bekas dari rumah yang rusak dan mengembangkan bengkel konstruksi yang mencakup perencanaan dan teknik pembangunan serta bengkel bahan bangunan mencakup pengadaan bahan dan komponen pembangunan yang dikelola masyarakat; 10. Membuka lapangan kerja melalui cash for works sebesar Rp.50.000,-per KK untuk kegiatan pembersihan puing rumah, lingkungan rumah dan mengumpulan sisa bahan bangunan yang masih digunakan. Penerima Cash for Work adalah masyarakat terdampak bencana baik pemilik rumah maupun penyewa rumah dan penghuni rumah dinas, namun tidak boleh ada penerima ganda; 11. Untuk menjamin kestabilan harga dan pemenuhan ketersedian bahan bangunan supaya di koordinasikan dengan Kementerian Perindustrian. 12. Untuk perizinan lahan relokasi dan kebutuhan kayu bila diperlukan Berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan. Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah merupakan daerah rawan bencana yang terletak di kawasan Pegunungan Bukit Barisan yang merupakan bagian dari patahan Sumatera Sumatera Fault, yang rawan akan bencana geologi seperti gempabumi, gunung berapi, tanah longsor, belum lagi ditambah dengan ancaman bencana banjir dan puting beliung. Sebagai daerah rawan bencana, pemerintah dan masyarakat perlu menyikapinya dalam mengantisipasi ancaman mendatang. Sekitar 86 KK warga Kampung Serapah dan Kampung Bah yang berada di Kec. Ketol Kabupaten Rencana Aksi Gempa bumi Aceh 2 Juli 2013 73 13 Aceh Tengah menjadi korban tertimbun tanah longsor yang dipicu oleh gempa bumi tersebut. Kebijakan relokasi bagi masyarakat di dua kampung tersebut ke lokasi yang lebih aman, menjadi opsi yang paling baik untuk menghindarkan masyarakat dari ancaman serupa dimasa mendatang dan sudah mendapatkan dukungan persetujuan dari masyarakat terkait. Relokasi dapat dilaksanakan secara kolektif maupun mandiri dengan mengikuti lokasi yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah kabupaten yang bersangkutan.

2. INFRASTRUKTUR

Strategi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor infrastruktur adalah: 1. Pembangunan kembali infrastruktur publik dengan memperhatikan kebijakan sektor terkait dan rencana tata ruang wilayah kabupaten. 2. Memulihkan fungsi dan membangun kembali infrastruktur publik, yang lebih difokuskan pada pengembangan infrastruktur desa seperti jalan desa, sumber air bersih dan sarana prasarana sanitasi. 3. Perbaikan dan pembangunan kembali jalan dan jembatan kabupaten sesuai dengan RTRW Kabupaten. 4. Rekonstruksi prasarana listrik dan energi sesuai kriteria teknis. Pelayanan listrik dan energi berpedoman pada kebijakan relokasi dan RTRW 5. Rehabilitasi dan rekonstruksi sektor infrastruktur dilakukan sesuai dengan kebijakan pengembangan wilayah dari sektor terkait dan memperhatikan rencana tata ruang kabupaten. 6. Dilaksanakan dalam rangka mendukung terselenggaranya pemulihan perekonomian masyarakat terutama untuk pemasaran produksi hasil pertanian.

3. SOSIAL

Strategi yang ditetapkan untuk mencapai sasaran penyelenggaraan pelayanan pendidikan, kesehatan, peribadatan dan lembaga sosial dalam rehabilitasi dan rekonstruksi komponen sosial adalah: Rencana Aksi Gempa bumi Aceh 2 Juli 2013 74 1. Pemulihan kembali layanan dasar dan pembangunan prasarana pendidikan, kesehatan, peribadatan dan lembaga sosial sesuai RTRW dengan memperhatikan kriteria teknis prasarana dan masukan dari sector terkait. 2. Pemulihan layanan kesehatan melalui perbaikan atau pembangunan kembali puskesmas, layanan gizi masyarakat, pengobatan psikososial. 3. Pemulihan layanan pendidikan melalui perbaikan dan pembangunan kembali fasilitas pendidikan PAUD, TK, SD, SMP dan SMA, pemberian bantuan peralatan sekolah dan trauma healing. 4. Pemulihan sarana dan prasarana peribadatan melalui perbaikan atau pembangunan kembali masjid dan menasah serta perlu diberikan dukungan dana penggerak awal bagi pemulihan kegiatan keagamaan. 5. Pemulihan pelayanan sosial dengan mengutamakan kelompok rentan, memberikan memberikan Jadup pada saat membangun rumah pascabencana. 6. Pendidikan dan pelatihan pengurangan risiko bencana guna menumbuhkan dan menanamkan budaya keselamatan dan kesiapsiagaan bagi masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana tinggi.

4. EKONOMI PRODUKTIF

Pada sektor ekonomi produktif, sub-sektor pertanian dan perkebunan merupakan penggerak utama perekonomian di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Namun, dampak bencana gempa bumi tersebut lebih berdampak pada sub-sektor perindustrian yaitu pada industri atau usaha pengolahan hasil-hasil pertanian. Untuk itu, strategi yang ditetapkan untuk mencapai sasaran pemulihan ekonomi produktif adalah: 1. Pemberian bantuan untuk penggantian assetsperbaikan aset usaha, berupa bantuan peralatan dan mesin yang rusak. 2. Rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana fisik los pasar yang rusak. 3. Pemulihan sub-sektor pertanian dan industri yang memiliki lapangan kerja terbesar 4. Pemulihan akses pemasaran bagi usaha kecil dan menengah dan hasil-hasil produksi pertanian.