Lintas Sektor Kabupaten Aceh Tengah

Rencana Aksi rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa bumi Aceh Tanggal 2 Juli 2013 40 Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 16 Tabel 3.8 Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten Aceh Tengah Sektor Lintas Sektor Dalam Ribu Rupiah Nilai kerusakan dan kerugian di Lintas sektor adalah akumulasi dari nilai kerusakan dan kerugian subsektor di bawah ini : 1 Subsektor Pemerintahan Di subsektor pemerintahan kerusakan fisik terjadi baik sebagian atau keseluruhan pada kantor pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, dan instansi vertikal beserta peralatan yang ada di dalamnya. Penilaian kerugian subsektor pemerintahan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembersihan puing dari gedung yang rusak. Dampak bencana di subsektor pemerintahan, terdiri dari kerusakan sebesar Rp.34,522 Miliar dan kerugian sebesar Rp.2,510 Miliar. Total dampak bencana kerusakan dan kerugian sebesar Rp.37,032 Miliar. 2 Subsektor Ketertiban Dampak bencana gempa bumi di subsektor ketertiban berupa kerusakan fisik gedung Kantor Polres Bebesan dan rumah dinas Polri di Lut Tawar, dan kerugian yang ditimbulkan akibat pengeluaran biaya tambahan untuk pembersihan puing. Dampak bencana di subsektor ketertiban, terjadi kerusakan sebesar Rp.990 Juta dan kerugian sebesar Rp.85,500 Juta, sehingga total dampak bencana kerusakan dan kerugian sebesar Rp.1,075 Miliar. Pemerintah Swasta

5 Lintas Sektor

5.1 Pemerintahan

34,522,500 2,510,100 37,032,600 37,032,600 - 5.2 Keamanan TNI - - - - - 5.3 Ketertiban Polri 990,000 85,500 1,075,500 1,075,500 - 5.4 Perbankan - 27,847,000 27,847,000 - 27,847,000 35,512,500 30,442,600 65,955,100 38,108,100 27,847,000 Kepemilikan JUMLAH No. SektorSubsektor Kerusakan Kerugian Kerusakan dan Kerugian 17 Rencana Aksi rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa bumi Aceh Tanggal 2 Juli 2013 41 16 Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 17 3 Subsektor Perbankan Dari hasil pendataan di lapangan tidak ditemukan kerusakan fisik pada bangunan perbankan, namun menurut laporan Bank Indonesia dampak gempa bumi membuat pembayaran kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi tersendat pada sejumlah bank. Di Kabupaten Aceh Tengah mengalami kerugian finansial sebesar Rp.27,847 Miliar.

2. Kabupaten Bener Meriah

Hasil perhitungan dampak akibat bencana Gempa Bumi di Kabupaten Bener Meriah adalah sebesar Rp.207,673 Miliar yang terdiri kerusakan sebesar Rp.181,949 Miliar dan kerugian sebesar Rp.25,724 Miliar. Perhitungan dampak bencana tersebut menggunakan metode analisis penilaian kerusakan dan kerugian pascabencana terhadap sektor–sektor yang terdampak, meliputi sektor permukiman, infrastruktur, ekonomi, sosial, dan lintas sektor. Secara terinci nilai kerusakan dan kerugian masing-masing sektor disajikan dalam tabel 3.9. Tabel 3.9 Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Di Kabupaten Bener Meriah Dalam Ribu Rupiah

a. Sektor Permukiman

Berdasarkan laporan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, jumlah total rumah rusak sebanyak 5.040 unit yang terdiri atas rusak berat sebanyak 1.132 unit, rusak sedang 1.270 unit, dan rusak ringan 2.638 unit. Untuk memperoleh data yang akurat dan akuntabel terhadap jumlah rumah terdampak, BNPB Pemerintah Swasta

1 Permukiman

118,721,679 1,735,400 120,457,079 - 120,457,079 2 Infrastruktur 3,673,646 3,449,600 7,123,246 7,123,246 -

3 Sosial

57,287,000 9,570,600 66,857,600 45,130,100 21,727,500 4 Ekonomi 1,739,000 1,663,500 3,402,500 - 3,402,500

5 Lintas Sektor

528,000 9,304,600 9,832,600 570,600 9,262,000 181,949,325 25,723,700 207,673,025 52,823,946 154,849,079 JUMLAH No. SektorSubsektor Kerusakan Kerugian Kerusakan dan Kerugian Kepemilikan Rencana Aksi rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa bumi Aceh Tanggal 2 Juli 2013 42 Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 18 bersama dengan Kementerian Lembaga terkait dan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah melakukan verifikasi lapangan. Terhadap jumlah populasi rumah terdampak yang cukup banyak dan sebarannya bervariasi, dilakukan verifikasi dengan metode uji petik. Lokasi pengujian diambil masing–masing 2 dua desa dari tiap kecamatan yang terdampak di Kabupaten Bener Meriah.