cxv informasi tersebut mudah untuk dipanggil kembali. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Abu, Rosini B dan Jim Flowers dalam artikelnya The Effects Of Cooperative Learning Methods On Achievement, Retention, And Attitudes Of Home Economics
Students In North Carolina mereka mengungkapkan bahwa “cooperative learning methods were as effective as noncooperative methods with regard to achievement
and retention, so concerns about the effectiveness of cooperative learning methods in these areas have been addressed”. Apa yang ditemukan oleh Rosini dan Jim
memperjelas peran dari model STAD dan TGT, yang merupakan dua dari sekian model pembelajaran kooperatif, dari segi efektifitasnya mampu memberikan
terobosan model pembelajaran, dimana kooperatif tidak kalah efektifnya dengan model pembelajaran non kooperatif. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
tidak adanya perbedaan pengaruh kedua model pembelajaran tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: a. Kedua model sama-sama memiliki aspek familiaritas
sesuai dengan tahapan psikologis siswa, sehingga sama-sama bermaknanya, dan b. Model Pembelajaran STAD maupun TGT sama-sama efektifnya dalam memberikan
pengalaman belajar pada siswa.
2. Hipotesis Kedua
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh sikap percaya diri terhadap prestasi belajar kimia, p-value sikap percaya diri = 0,000 0.050. Uji
lanjut menunjukkan bahwa sikap percaya diri memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar kimia pada materi reaksi oksidasi reduksi, p-value sikap
percaya diri = 0,000 0.050. Hal itu berarti bahwa guru dalam proses pembelajaran perlu memperhatikan faktor sikap percaya diri dalam menunjang
cxvi keberhasilan proses pembelajaran, karena faktor percaya diri ternyata dalam
penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Sikap percaya diri meningkat manakala siswa diberi peran untuk membuat
sebuah keputusan dan menjadi sumber informasi bagi teman lainnya. Alasan utama yang menyebabkan perilaku siswa menjadi lebih percaya diri adalah ketakutan
untuk salah dalam memberikan informasi dan berperan sebagai sumber informasi. Dalam prosesnya, siswa seringkali melakukan proses verifikasi informasi dan
melakukan refleksi informasi serta mengevaluasi informasi tersebut untuk keakuratan informasi yang akan disharingkan dengan temannya setelah siswa
bersangkutan merasa yakin. Pada penelitian ini didapatkan bahwa sikap percaya diri berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar. Tingkat sikap percaya diri memberikan efek berbeda terhadap pencapaian prestasi belajar kimia, dimana siswa yang memiliki
tingkat percaya diri tinggi mendapatkan rerata prestasi yang tinggi, sedangkan siswa yang memiliki tingkat percaya diri rendah mendapatkan prestasi yang rendah
juga. Dalam hal ini tingkat percaya diri memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi, yaitu pengaruhnya positif untuk percaya diri tinggi dan negatif untuk
percaya diri rendah. Siswa dengan percaya diri tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah-masalah kimia dibanding siswa yang
memiliki percaya diri rendah. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian psikologis siswa dimana percaya diri berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar,
siswa yang memiliki percaya diri tinggi senantiasa tidak mudah puas begitu saja dengan informasi yang sudah diperolehnya dan selalu berusaha memperbaiki
cxvii informasi melalui proses verifikasi, refleksi dan akurasi hingga baru berhenti jika
dirasa informasi yang akan disampaikannya sudah akurat. Lain halnya dengan siswa bersikap percaya diri rendah, mereka cenderung lebih cepat puas dengan
informasi sementara yang mereka peroleh tanpa menempuh proses verifikasi, refleksi dan akurasi informasi. Informasi yang dimaksudkan disini adalah materi
atau konsep yang dipelajari siswa.
3. Hipotesis Ketiga