cxix oksidasi reduksi. Dilain pihak, meskipun sikap percaya diri siswa sangat
berpengaruh terhadap prestasi, ternyata tidak cukup kuat untuk menyebabkan perbedaan pengaruh saat diinteraksikan dengan pengaruh model pembelajaran.
Bila diperhatikan berdasarkan pada model diperoleh informasi bahwa model STAD relatif lebih baik prestasi reratanya daripada model TGT baik pada siswa
dengan sikap percaya diri kategori tinggi maupun rendah. Demikian juga bila diperhatikan berdasarkan sikap percaya diri siswa diperoleh informasi bahwa siswa
dengan kategori sikap percaya diri tinggi maupun rendah memperoleh prestasi relatif lebih baik jika dibelajarkan dengan model STAD daripada TGT. Siswa yang
memiliki tingkat sikap percaya diri tinggi mendapatkan rerata prestasi 95,88 pada model STAD dan 92,30 pada model TGT, sedangkan siswa yang memiliki tingkat
sikap percaya diri rendah mendapatkan rerata prestasi sebesar 85,47 pada model STAD dan 81,38 pada model TGT. Hubungan antara model dengan sikap percaya
diri siswa terhadap prestasi adalah linier, semakin tinggi sikap percaya dirinya semakin baik pula prestasi yang diperoleh siswa.
5. Hipotesis Kelima
Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada beda pengaruh sikap sosial terhadap prestasi belajar kimia. Demikian juga dengan interaksi antara model
pembelajaran dan sikap sosial tidak berpengaruh pada prestasi belajar kimia, khususnya pada materi reaksi oksidasi reduksi p-value interaksi model dan sikap
sosial = 0,331 0.050. Model pada dasarnya memberikan rangsangan eksternal yang akan berinteraksi dengan proses kognitif internal yang mendukung belajar.
cxx Proses belajar setiap orang berkaitan dengan cara memproses informasi yang
diterimanya. Setiap orang mempunyai nalar tangkap yang berbeda. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa STAD dan TGT akan
memberikan nuansa kompetisi pada suasana belajar di kelas. Pemberian STAD akan memberi rangsangan yang berbeda pada setiap siswa, demikian juga
pemberian model TGT. Tidak semua siswa dalam kelas dapat diuntungkan dengan menghadirkan STAD dan TGT seperti yang telah disebutkan diatas bahwa hanya
siswa dengan sikap percaya diri tinggi yang diuntungkan, sedangkan siswa dengan sikap percaya diri rendah tidak bisa optimal dalam menyerap dan menyampaikan
informasi yang diperolehnya. Karena di dalam kelas terdiri dari banyak siswa, bukan hal yang tidak mungkin terdapat pula berbagai model belajar auditorial,
visual dan kinestetik yang juga berperan penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan STAD dan TGT nampaknya juga harus meninjau hal tersebut. Kedua
model tersebut hanya mampu mengakomodir dua gaya belajar siswa saja yaitu siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik saja. Penarikan kesimpulan bahwa
interaksi antara model pembelajaran dan sikap sosial tidak berpengaruh pada prestasi belajar kimia bukan merupakan keputusan akhir tetapi harus lebih jauh
meninjau lagi latar belakang siswa. Jadi, perlu diperhatikan lagi faktor model yang digunakan, apakah sudah mengakomodir latar belakang pengetahuan siswa, tingkat
ketertarikan dan kondisi emosional siswa. Model yang bermakna pastinya memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Pada penelitian ini tidak mengungkap
informasi efek gaya belajar, ketertarikan terhadap model, dan emosional siswa sehingga peneliti tidak dapat menalaah lebih detail.
cxxi
6. Hipotesis Keenam