cxxi
6. Hipotesis Keenam
Hasil analisis data menunjukkan tidak terjadi interaksi antara sikap percaya diri dengan sikap sosial terhadap prestasi belajar kimia pada materi reaksi oksidasi
reduksi p-value interaksi antara sikap percaya diri dan sikap sosial = 0.315 0.050. Hasil ini merupakan konsekuensi dari tiga keputusan sebelumnya yaitu
sikap PD berpengaruh terhadap prestasi belajar kimia dan model serta sikap sosial siswa tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Secara parsial sikap
percaya diri memberikan pengaruh yang baik terhadap pencapaian prestasi, logis apabila variabel ini menunjukkan adanya pengaruh terhadap prestasi belajar kimia
sebab model yang digunakan mendukung siswa yang memiliki sikap percaya diri tinggi. Berdasarkan pada tabel 4.14 yang merangkum hasil probabilistik interaksi,
diketahui bahwa sikap percaya diri dan sikap sosial tidak berinteraksi pada semua level. Interaksi pengaruh tidak terjadi pada kategori sikap percaya diri tinggi, baik
pada model STAD p-value = 0,512 maupun pada model TGT p-value = 0,285. Interaksi juga tidak terjadi pada ranah percaya diri rendah dengan sikap sosial pada
model STAD p-value = 0,143 dan pada model TGT diperoleh p-value = 0,892. Siswa dengan sikap percaya diri rendah dan sikap sosial tinggi dan rendah
tidak memberikan respon positip terhadap penggunaan model STAD dan TGT sebagai perangsang untuk proses belajarnya, meskipun penggunaan model
pembelajaran diidentifikasikan dapat merangsang sikap percaya diri dan sikap sosial siswa, membangkitkan motivasi belajar sehingga belajar menjadi lebih
menyenangkan bagi siswa dengan kategori sikap percaya diri rendah.
7. Hipotesis Ketujuh
cxxii Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara model
pembelajaran, sikap percaya diri, dan sikap sosial p-value interaksi antara model, sikap percaya diri dan sikap sosial = 0.739 0.050. Seperti yang telah dijabarkan
di atas siswa memberikan respon positip untuk yang memiliki sikap percaya diri tinggi maupun rendah pada kedua model pembelajaran. Sedangkan sikap sosial
siswa tidak memberikan pengaruh maupun respon terhadap penggunaan model STAD dan TGT yang tujuannya sebagai perangsang aktivitas selama proses belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dari David W. Johnson, Roger T. Johnson, dan Mary Beth Stanne 2000, Cooperative Learning Methods: A Meta-Analysis
menemukan bahwa nilai perbandingan antara unsur kooperatif dan kompetitif model STAD dan TGT masing-masing sebesar 0,51 dan 0,48. Selisih
perbandingannya sangatlah kecil, yaitu 0,03 atau 3. Dari hasil tersebut dapat dipastikan bahwa kedua model tidaklah cukup berbeda efeknya jika diterapkan
bersamaan. Hal inilah yang peneliti identifikasi menjadi penyebab tidak adanya interaksi pengaruh model STAD dan TGT dengan sikap percaya diri maupun sikap
sosial siswa terhadap prestasi belajar kimia. Apa yang ditemukan oleh David dan kawan-kawannya tersebut ternyata selaras dengan apa yang peneliti temukan.
Secara umum penelitian ini dapat mengambil dua hal penting sebagai berikut: 1. Penggunaan model pembelajaran kimia harus berdasarkan pada tingkat
sikap percaya diri. Siswa dengan sikap percaya diri tinggi akan memperlihatkan pemahaman konsep kimia khususnya materi reaksi oksidasi reduksi yang lebih baik
daripada siswa dengan sikap percaya diri rendah, dan terbukti model STAD serta TGT mampu memberikan pengaruh yang baik karena siswa pada semua kategori
cxxiii sikap percaya diri mendapatkan prestasi yang lebih baik dan berada di atas kriteria
ketuntasan minimal yang diajukan 2. Sikap percaya diri memberikan sumbangan terhadap pemahaman siswa akan konsep kimia redoks terutama pada siswa yang
memiliki sikap percaya diri tinggi. Hal ini disebabkan STAD dan TGT sesuai dengan tahapan psikologis siswa sehingga menarik dan berkesan bagi siswa.
E. Keterbatasan Penelitian