Teori Motivasi Teori belajar Ausubel

xxxiii yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Menurut Albert Bandura dalam proses pembelajaran sangat penting proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan reaksi emosi orang lain. Perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal-balik yang terjadi secara berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Menurut Bandura faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah, 1 Perhatian atensi, perhatian pada model yang ada dalam pembelajara, mencakup karakteristik pengamatan kemampuan indra, minat, persepsi dan penguatan sebelumnya, 2 Penyimpanan retensi, proses mengingat model pembelajaran, mencakup mengingat pengkodean simbolik, grafik, suara dan pengulangan motorik, 3 Reproduksi, mengetahui hasil yang telah dicapai mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru dan keakuratan umpan balik. 4 Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap dirinya sendiri. Keterkaitan teori belajar Bandura dalam penelitian ini adalah dalam proses pembelajaran akan lebih efektif jika ada dorongan dari luar untuk saling berinteraksi. Kondisi lingkungan akan memotivasi siswa untuk semakin semangat dalam belajar. Prestasi belajar akan semakin meningkat seiring meningkatnya penghargaan terhadap diri sendiri yang berupa sikap percaya diri dan sikap sosial yang tinggi.

d. Teori Motivasi

xxxiv ”Perpektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja” Slavin, 2008 : 34. Menurut Deutsh dalam Slavin 2008 : 35 mengidentifikasi tiga tujuan, yaitu : 1 Kooperatif, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap-tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain. 2 Kompetitif, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lain. 3 Individualistik, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsekuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota yang lain. Dari perspektif motivasional, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi di mana satu-satunya cara anggota kelompok mereka bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok mereka berhasil, dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota kelompoknya untuk melakukan usaha secara maksimal. Dengan kata lain, penghargaan kelompok yang didasarkan pada kinerja kelompok penjumlahan dari kinerja individu menciptakan struktur penghargaan interpersonal dimana anggota kelompok akan memberikan atau menghalangi pemicu-pemicu sosial seperti pujian dan dorongan dalam merespon usaha-usaha yang berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam kelompok kooperatif, pembelajaran menjadi sebuah aktifitas yang membuat para siswa lebih unggul di antara teman-teman sebayanya. Jadi teori motivasi dalam pembelajaran kooperatif menekankan pada derajat perubahan tujuan kooperatif mengubah inisiatif bagi siswa untuk melakukan tugas-tugas akademik. xxxv Kesuksesan salah satu siswa akan mendorong siswa lain untuk mencapai kesuksesan pula. Para siswa akan akan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama, seperti yang mereka lakukan ketika struktur penghargaan kooperatif diterapkan, mereka belajar tentang usaha yang dapat membantu keberhasilan teman satu kelompoknya . Pada pembelajaran model Student Team Achievement Division dan Team Games Tournament siswa dalam masing-masing kelompoknya ikut andil menyumbang dalam pencapaian keberhasilan kelompoknya. Pada pembelajaran model Team Games Tournament siswa sebagai perwakilan dari masing-masing kelompoknya dalam turnamen akademik akan muncul kompetisi positif, untuk saling menyumbangkan keberhasilan bagi kelompoknya. Hal ini yang akan memotivasi siswa untuk menguasai materi pelajaran sebaik-baiknya sehingga dalam turnamen akan memperoleh skor game yang setinggi-tingginya.

2. Pembelajaran Kimia

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DAN NUMBERED HEAD Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika Dengan Student Team Achievement Division Dan Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Ke

0 4 19

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DAN NUMBERED HEAD Penerapan Strategi Pembelajaran Matematika Dengan Student Team Achievement Division Dan Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kema

0 2 15

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN GAYA BELAJAR | Soebiyanto | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 8028 17540 1 PB

0 0 15

MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT): DAMPAK TERHADAP HASILBELAJAR FISIKA

0 0 13