Jaringan Usaha dan Akses Pasar Pameran

untuk barangdanatau jasa sejenis yang diproduksi dan atau diperdagangkan, dipidanadengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah”. Berbicara tentang perlindungan hukum bagi UKM, maka ada dua aspek yang akan muncul, yang pertama yaitu adanya jaminan bagi UKM terhadap pemakaian labelmerek dalam kaitannya dengan Hak Kekayaan Intelektual HaKI. Aspek lainnya yaitu mengenai jaminan keamanan yang akan mendukung keberlangsungan sebuah kegiatan usaha tanpa adanya intervensi dan tindakan representative baik oleh sipil maupun aparat kepolisian. HaKI adalah sebuah langkah positif untuk menghargai kreativitas orang lain. Perlakukan HaKI harus diimbangi dengan regulasi peraturan kebijakan pemerintah untuk kemandirian UKM dalam kaitannya dengan labelmerek baik secara perseorangn maupun kolektif. Perlindungan hukum juga menyentuh pada jaminan keamanan bagi pelaku UKM untuk melakukan kegiatan usahanya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemerintah dapat memberikan jaminan keamanan yang bisa menciptakan iklim usaha yang sehat dengan tanpa gangguan dan tekanan dari berbagai pihak.

II.3.5. Jaringan Usaha dan Akses Pasar

Keberhasilan sektor UKM berkopetensi secara sehat di pasar internasional merupakan indikasi sektor UKM dalam negeri sudah memiliki daya saing berdasarkan falsafah keunggulan komparatif perbandingan maupun keunggulan kompetitif persaingan. Dan yang paling penting adanya dukungan negara dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara hal mempromosikan produk UKM ke konsumen negara tujuan, kebijakan permodalan yang berpihak pada UKM, dukungan kondusifitas usaha dan fasilitas pembinaan teknis. Dinamika sehatnya UKM di dalam negeri akhirnya akan mendapat imbas positif. Menurut Eti Wahyuni 35 Fasilitas pameran yang diberikan pemerintah bagi UKMmemberikan kesempatan impian terwujud. Pemerintah mengaku untuk membuka akses pasar, Langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing UKM diantaranya: Pertama, menyusun skala prioritas jenis UKM yang potensial dikembangkan pada tiap daerah. Kedua, memetakan pasar masing-masing jenis komoditasproduk yang akan dikembangkan. Pemetaan harus komprehensif masuk akal, baik harga maupun volume, mulai dari pasar local, regional, nasional, hingga internasional. Ketiga, pemerintahpemda lembaga keuangan bank atau non bank, asosiasi usaha, dan kelompok lainnya yang peduli terhadap pengembangan UKM perlu bekerja sama mengembangkan UKMpotensial itu. Kerjasama itu menyangkut peningkatan sumber daya manusia SDM, manajemen, teknologi, permodalan, hingga pemasaran. Keempat, advokasi dan promosi. Advokasi sangat diperlukan untuk melindungi UKM dari serbuan komoditas atau produk asing. Sementara promosi dilakukan utamanya untuk penetrasi ke pasar global. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah hal yang penting. Disamping promosi yang dilakukan tidak hanya mengenalkan komoditasproduk UKM ke pasar internasional melainkan bisa berupa insentif pajak ekspor. Peningkatan akses UKM pada lembaga keuangan adalah langkah strategis yang harus dilakukan.

II.3.6. Pameran

35 Eti Wahyuni hal 45 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara cara yang dilakukan adalah promosi. Semakin gencar dilakukan maka akses pasar semakin terbuka lebar. Sementara itu Kementerian UKM dan Koperasi melakukan pameran di dalam dan luar negeri untuk membuka pasar sekaligus memberikan fasilitas kepada UKM untuk memasarkan produknya. Tidak hanya dari Menkop, fasilitas juga dilakukan oleh Badan Pengembangan Ekspor Nasional BPEN dan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang memiliki mitra binaan UKM. Setiap tahunnya paling tidak para pengusaha mengikuti sekitar 55 pameran diluar negeri. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pameran juga harus menyertakan UKM. UKM diberikan subsidi stand gratis termasuk konstruksi. Sebagian biaya pengiriman barang juga disubsidi oleh BPEN. Namun untuk perjalanan dan akomodasi ditanggung oleh pelaku usaha. Selain itu, pameran akan dilakukan di dalam negeri dengan mengundang para pembeli asing buyer. II.4Usaha Kecil Menengah UKM II.4.1 Pengertian Usaha Kecil Menengah UKM Usaha Kecil Menengah UKM didefenisikan dengan berbagai cara yang berbeda, tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap defenisi-defenisi tersebut agar diperoleh pengertian yang sesuai tentang UKM, yaitu menganut ukuran kuantitatif yang sesuai dengan kemajuan ekonomi. Berbagai defenisi mengenai UKM adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pengertian Usaha Kecil Menengah UKM apabila dilihat dari jumlah pekerjanya 36 Pengertian Usaha Kecil Menengah UKM, apabila dilihat berdasarkan kepentingan lembaga dan modalnya, , maka di setiap negara atau tingkat dunia memiliki berbagai defenisi yang berbeda mengenai UKM. World Bank menyatakan bahwa UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30 orang, Amerika menyatakan bahwa UKM adalah jumlah tenaga kerja kurang dari 500 orang, Eropa menyatakan bahwa UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang, Jepang menyatakan bahwa UKM memiliki jumlah tenaga kerja 54-300 orang, Korea Selatan menyatakan bahwa UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ≤ 300 orang. Oleh karena itu, apabila dilihat dari jumlah pekerjanya maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jumlah pekerja UKM, maka Usaha Kecil Menengah UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang. 37 36 Eti Wahyuni,dkk, 2005, Lilitan Masalah Usaha Mikro,Kecil,Menengah UMKM Kontroversi Kebijakan, Medan : Bitra Indonesia, hal. 33 37 Hubeis, Musa. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia. Hal:20-22 maka di setiap lembaga memiliki berbagai defenisi yang berbeda mengenai UKM. Bank Indonesia BI menyatakan bahwa UKM adalah perusahaan atau industri dengan karakteristik berupa modal kurang dari Rp 20 juta, untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 juta, memiliki asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan dan omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar, Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyatakan UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat brskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih Rp 50 juta-Rp 200 juta tidak termasuk tanah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dan bangunan temapat usaha dan omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar; dalam UU UMKM2008 dengan kekayaan bersih Rp 50 juta-Rp 500 juta dan penjualan bersih tahunan Rp 300 juta-Rp2,5 miliar, Departemen Keuangan menyatakan bahwa UKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimum Rp 600 juta per tahun dan atau asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan, Departemen kesehatan menyatakan bahwa UKM adalah perusahaan yang memiliki penandaan standar mutu berupa Sertifikat Penyuluhan SP, Merek Dalam Negeri MD, dan Merek Luar Negeri ML. 38 1. Kriteria Usaha Mikro, ada dua kriteria usaha ini yakni : Oleh karena itu, apabila dilihat dari kepentingan lembaga dan modalnya maka dapat disimpulkan bahwa Usaha Kecil Menengah UKM adalah perusahaan atau industri yang memiliki modal kurang dari 20 juta yang berdiri sendiri dan bersifat tradisional dan memiliki kekayaan bersih Rp.50 juta- Rp. 500 juta dan penjualan bersih tahunan Rp 300 juta-Rp2,5 miliar.

II.4.2. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menegah