Latar Belakang Implikasi Uji Materil Mengenai Batas Usia Anak Dalam Proses Penanganan Anak Pelaku Tindak Pidana (Kajian Terhadap Putusan: Nomor 1/PUU-VIII/2010)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah “buah hati sibiran tulang”, demikian ungkapan masyarakat melayu dalam mengekspresikan begitu pentingnya eksistensi seorang anak bagi kelangsungan hidup mereka. Anak seyogianya dipandang sebagai aset berharga suatu bangsa dan negara di masa mendatang yang harus dijaga dan dilindungi hak-haknya. Hal ini dikarenakan bagaimanapun juga di tangan anak-anak lah kemajuan suatu bangsa tersebut akan ditentukan. Semakin modern suatu negara, seharusnya semakin besar perhatian dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak dalam rangka perlindungan. Perlindungan yang diberikan negara terhadap anak-anak meliputi berbagai aspek kehidupan, yaitu aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, hankam maupun aspek hukum. 1 Berbagai hal upaya pembinaan dan perlindungan tersebut, dihadapkan pada permasalahan dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai penyimpangan perilaku di kalangan anak, bahkan lebih dari itu terdapat anak yang melakukan perbuatan melanggar hukum, tanpa mengenal status sosial dan ekonomi. Di samping itu, terdapat pula anak, yang karena satu dan lain hal tidak mempunyai kesempatan memperoleh perhatian baik secara fisik, mental, maupun sosial dan ekonomi. Karena keadaan diri yang tidak memadai tersebut, maka baik 1 http:Rusmilawati.wordpress.com20100125perlindungan-anak-berdasarkan-undang- undang-di-indonesia-dan-beijing-rules-oleh-rusmalawati-widarsh-mh diakses tanggal. 24 April 2012 . Jam. 12.00 ABSTRAKSI Henni Demitra Tarigan ∗ Liza Erwina, SH. M.Hum Pembimbing I ∗∗ Raiqoh Lubis, SH. M.Hum Pembimbing II ∗∗ ∗ Mahasiswa Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ∗∗ Dosen Fakultas Hukum Departemen Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara Anak dipandang sebagai aset berharga suatu bangsa dan negara di masa mendatang yang harus di jaga dan dilindungi. Untuk itu diperlukan pembinaan dan perlindungan terhadap anak terutama dari segi batas usia dalam proses penanganan anak pelaku tindak pidana. Berbagai hukum positif di indonesia telah menjamin perlindungan terhadap anak pelaku tindak pidana. Salah satunya adalah UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Di dalam undang-undang ini memberikan perlindungan terhadap anak salah satunya perlindungan terhadap batas usia dalam penjatuhan pidana terhadap anak, dimana didalam Pasal 4 ayat 1 dimana diatur batas usia anak dalam penjatuhan pidana sekurang-kurangnya 8 delapan tahun. Tetapi Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI dan Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak Medan meminta UU tersebut untuk diuji secara materil mengeni batas usia anak dalam proses penanganan anak pelaku tindak pidana. Adapun yang menjadi permasalahan adalah Pertama Apakah Undang- Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak sudah memberikan perlindungan kepada anak pelaku tindak pidana?, Kedua Apakah Implikasi Uji Materil mengenai batas usia anak dalam proses penanganan anak pelaku tindak pidana ? Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti mempergunakan metode penelitian yuridis normatif yakni. Data yang digunakan adalah data skunder yang meliputi peraturan perundang-undangan, buku-buku, situ internet, putusan pengadilan serta bahan-bahan lainya yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Metode yang digunakan Library Research Penelitian Kepustakaan dan Analisa yang digunakan Analisa Kualitatif. Perlindungan terhadap anak dalam proses Peradilan Anak telah dijamin dalam Instrumen Nasional maupun Internasional, yang pada dasarnya menjamin hak-hak anak meliputi berbagai kebebasan dan hak asasi anak, serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak dan Aministrasi bagi Anak The Beijing Rules. Uji Materil Mengenai Batas Usia Anak dalam proses penanganan Anak pelaku tindak pidana dimintakan untuk dinaikkan menjadi 12 tahun, karena usia 8 tahun dianggap masih terlalu rendah dan tidak memberikan perlindungan terhadap anak dibandingkan dengan negera-negara lain Sehubungan dengan itu, maka saran yang diberikan antara lain, perlindungan terhadap anak pelaku tindak pidana perlu diatur dalam perundang-undangan khusus mengenai batas usia anak dalam pertanggungjawaban tindak pidana agar lebih jelas dan terperinci. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang