Permohonan yang diajukan si Pemohon

para Pemohon untuk ditafsirkan inkostitusional bersyarat, jika proses penyidikan anak sudah menjamin perlindungan hak-hak anak dengan memperhatikan hak-hak anak memperoleh prioritas tindakan bukan pidana; Adapun Pasal-pasal yang dimohonkan untuk dinyatakan inkostitusional dan bertentangan dengan UUD 1945 adalah menyangkut isu hukuim berikut : 1. Defenisi Anak Nakal; 2. Pidana Penjara Bagi Anak Nakal; 3. Anak Nakal di Lembaga Pemasyarakatan Anak 4. Batas Usia Anak; 5. Pidana atau Tindakan.

2. Permohonan yang diajukan si Pemohon

Permohonan yang diajukan oleh si Pemohon adalah dimana para Pemohon memohon meminta kepada Mahkamah Konstitusi “Mahkamah” menerima permohonan yang menetapkan persidangan yang memeriksa, mengadili dan melakukan persidangan permohonan pengujian materil ketentuan Undang-Undang Pengadilan Anak yakni: 1. Pasal 1 angka 2 huruf b sepanjang mengenai frasa “...maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan”; 2. Pasal 4 ayat 1 yang berbunyi, “Batas umur Anak Nakal yang dapat diajukan ke Sidang Anak adalah sekurang-kurangnya 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin”, yakni sepanjang frasa “sekurang-kurang 8 delapan tahun”, 3. Pasal 5 ayat 1 yang berbunyi, “dalam hal anak belum mencapai umur delapan tahun melakukan atau diduga melakukan tindak pidana, maka terhadap anak tersebut dapat dilakukan pemeriksaan oleh penyidik”, yakni sepanjang frasa, “belum mencapai umur 8 delapan tahun”. 4. Pasal 22 yang berbunyi “terhadap Anak Nakal hanya dapat dijatuhkan pidana atau tindakan yang ditentukan dalam Undang-Undang ini”, sepanjang frasa “pidana atau”.; 5. Pasal 23 ayat 2 huruf a sepanjang frasa “pidana penjara”; 6. Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi, Anak Nakal yang oleh Hakim diputus untuk diserahkan kepada negara, ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan Anak sebagai Anak Negara”, yakni sepanjang frasa “ di Lembaga Pemasyarakatan Anak”. 7. Bahwa Pasal 28B ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi,: “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”; 8. Bahwa Pasal 28D ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi, “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”; 9. Bahwa Pasal 28I ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi, “..., hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum dan hak untuk tidak ditntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun”. Berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan pengujian Undang-Undang Pengadilan Anak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 di atas, terhadap Pasal 28B ayat 2, Pasal 28D ayat 1, dan Pasal 29I ayat 1 UUD 1945. “Tentang Kedudukan Hukum Legal Standing Dan Kepentingan Konstitusional Para Pemohon. Berdasarkan ketentuan Pasal 51 ayat 1 UU MK menyebutkan bahwa”: Pemohon adalah pihak yang menganggap hak danatau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh diberlakukannya undang-undang, yaitu: a. Perorangan warga negara Indonesia; b. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkrmbangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang; c. Badan hukum publik atau privat; atau d. Lembaga negara; Berdasarkan Penjelasan Pasal 51 ayat 1 UU MK antara lain meyebutkan bahwasanya yang dimaksud dengan “hak konstitusional” adalah hak-hak yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pertimbangan Hakim Mahkamah Konstitusi MK