11
dananya tersebut. Jasa yang ditawarkan bank ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
Adapun jenis bank menurut Kamir 2008 : 34 yaitu : 1. Dilihat dari segi fungsinya, terdiri dari : bank umum, bank pembangunan,
bank tabungan, bank pasar, bank desa, lumbung desa, dan bank pegawai. 2. Dilihat dari segi kepemilikannya, terdiri dari : bank milik pemerintah,
bank milik swasta nasional, bank miliki koperasi, bank milik asing dan bank milik campuran.
3. Dilihat dari segi status, terdiri dari : bank devisa dan bank non devisa. 4. Dilihat dari segi cara menentukan harga, terdiri dari :bank berdasarkan
prinsip konvensional dan bank berdasarkan prinsip syariah.
2.3 Bank Syariah 2.3.1 Pengertian Bank Syariah
Pengertian bank syariah sebenarnya telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 624PBI2004 Tentang Bank Umum yang Melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, memberikan definisi bahwa Bank umum syariah adalah
“bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran ”.
Bank syariah menurut Sudarsono 2005 : 27 adalah “lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa - jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan
dengan prinsip - pri nsip syariah”.
2.3.2 Prinsip hukum bank syariah
Adapun prinsip hukum yang dianut perbankan syariah menurut Hasan 2014 : 121, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
12
1. Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
2. Pemberian dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.
3. Islam tidak memperbolehkan “menghasilakan uang dari uang”.
Uang hanya media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai instrinsik.
4. Unsur Gharar ketidakpastian, spekulasi tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan
mereka peroleh dari sebuah transaksi. 5. Investasi hanya boleh diberikan pada usaha - usaha yang tidak
diharamkan dalam Islam.
2.3.3 Karakteristik Bank Syariah
Menurut Hasan 2014 : 156 lembaga keuangan syariah memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bank konvensional, yaitu :
1. Lembaga keuangan syariah harus bersih dari semua bentuk riba dan mu’amalah yang dilarang syariat.
2. Mengarahkan segala
kemampuan pada
pertambahan at-
Tanmiyah dengan jalan its - titsmaar pengembangan modal tidak dengan jalan hutang al - Qardh yang memberikan keuntungan.
3. Mengikat pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan sosial. 4. Mengumpulkan harta yang menganggur dan menyerahkannya
kepada aktivitas its –titsmaar dan pengelolaan dengan target
pembiayaan proyek - proyek perdagangan, industri dan pertanian karena kaum muslimin yang tidak ingin menyimpan hartanya di
bank konvensional berharap adanya bank syariah untuk menyimpan harta mereka disana.
5. Memudahkan sarana pembayaran dan memperlancar gerakan pertukaran perdagangan langsung.
6. Menghidupkan tatanan zakat dengan membuat lembaga zakat dalam bank sendiri yang mengumpulkan hasil zakat bank tersebut.
7. Membangun baitul mal kaum muslimin dan mendirikan lembaga untuk itu yang dikelola langsung manajemennya oleh lembaga
keuangan tersebut. 8. Menanamkan kaedah adil dan kesamaan dalam keberuntungan dan
kerugian dan menjauhkan unsur ihtikaar penimbunan barang agar menaikkan harga dan meratakan kemaslahatan pada sebanyak
mungkin jumlah kaum muslimin setelah sebelumnya kemaslahatan tersebut hanya milik pemilik harta yang besar yang tidak peduli
dari jalan mana mendapatkannya.
Adapun perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional adalah :
Universitas Sumatera Utara
13
Tabel 2.1 Perbedaan bank syariah dan bank konvensional
No Perbedaan
Bank Syariah Bank Konvensional
1 Fungsi
dan kegiatan bank.
Intermediasi, Manager Investasi,
Investor, Sosial,
Jasa Keuangan. Intermediasi, Jasa
keuangan.
2 Mekanisme
dan objek usaha.
Antiriba dan
antimasyir. Tidak antiriba dan
tidak antimasyir. 3
Prinsip dasar
operasi. 1.Tidak bebas nilai
prinsip syariat
islam. 2.Uang sebagai alat
tukar dan bukan komoditi.
3.Bagi hasil, jual beli, dan sewa.
1.Bebas nilai
prinsip materialistis.
2.Uang sebagai
komoditi. 3.Bunga.
4 Prioritas pelayanan. Kepentingan
publik. Kepentingan
pribadi. 5
Orientasi. Tujuan
sosial ekonomi
islam, keuntungan.
Keuntungan.
6 Bentuk.
Bank komersial,
bank pembangunan, bank universal atau
multi – porpose.
Bank komersial.
7 Evaluasi nasabah.
Lebih hati – hati
karena partisipasi
dalam risiko. Kepastian
pengembalian pokok dan bunga
creditworthiness dan collateral.
8 Hubungan nasabah. Erat sebagai mitra
usaha. Terbatas debitor
– kreditor.
9 Sumber
likuiditas jangka pendek.
Pasar uang syariah, Bank Sentral.
Pasar uang, Bank Sentral.
10 Pinjaman
yang diberikan.
Komersial dan non komersial,
berorientasi laba
dan nirlaba. Komersial dan non
komersial, berorientasi laba.
11 Lembaga
penyelesai sengketa.
Pengadilan, Badan arbitrase
syariah nasional.
Pengadilan, arbitrase.
12 Risiko Usaha.
1.Dihadapi bersama antara bank dan
1.Risiko bank tidak terkait
langsung
Universitas Sumatera Utara
14
nasabah dengan
prinsip keadilan dan kejujuran.
2. Tidak mungkin terjadi
negative spread.
dengan debitur. 2.
Kemungkinan terjadi
negative spread.
13 Struktur organisasi
pengawas. Dewan komisaris,
dewan pengawas
syariah, dewan
syariah nasional. Dewan komisaris.
14 Investasi.
Halal. Halal atau haram.
Sumber : Ascarya 2007 : 33.
2.3.4 Jenis Produk Bank Syariah