Uji Asumsi Klasik Hasil Penelitian

58 Syariah SBIS lebih besar dari pada standart deviasi, hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Variabel Dana Pihak Ketiga DPK diperoleh nilai minimum 27,05 terdapat pada Bank Central Asia Syariah, nilai maksimum 31,72 terdapat pada Bank Syariah Mandiri, rata - rata 29,9343 dan standart deviasi 1,26678. Nilai rata - rata variabel Dana Pihak Ketiga DPK lebih besar dari pada standart deviasi, hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Sedangkan variabel pembiayaan murabahah diperoleh nilai minimum 25,39 terdapat pada Bank Central Asia Syariah, nilai maksimum 31,15 terdapat pada Bank Syariah Mandiri , rata - rata 29,2660 dan standart deviasi 1,40362. Nilai rata - rata variabel pembiayaan murabahah lebih besar dari pada standart deviasi, hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini digunakan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Uji Kolmogrov Smirnov. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai Signifikansi lebih dari 0,05 maka variabel berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka variabel Universitas Sumatera Utara 59 tidak berdistribusi normal. Hasil uji one - sampel kolmogrov - smirnov disajikan pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogrov - Smirnov Test Berdasarkan hasil ujiKolmogrov - SmirnovTest pada tabel 4.2 diatas diperoleh nilai Asymptotic Significanse lebih besar dari 0,05 untuk semua variabel yang diuji yaitu : Non Performing Financing NPF, Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dan Dana Pihak Ketiga DPK. Hal ini mengindikasikan bahwa data variabel - variabel yang dilakukan dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. 4.2.2.2 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas Independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Multikolinearitas didalam model regresi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test NPF Ln_JKBUS Ln_SBIS Ln_DPK Ln_P.MUR N 30 30 30 30 30 Normal Parameters a,b Mean 2,9510 5,3763 27,0277 29,9343 29,3340 Std. Deviation 1,66911 1,14595 1,37042 1,26678 1,43125 Most Extreme Differences Absolute ,090 ,201 ,139 ,089 ,160 Positive ,084 ,114 ,099 ,079 ,102 Negative -,090 -,201 -,139 -,089 -,160 Kolmogorov-Smirnov Z ,493 1,101 ,759 ,488 ,876 Asymp. Sig. 2-tailed ,968 ,177 ,613 ,971 ,427 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data Olahan Peneliti, Lampiran 4 Universitas Sumatera Utara 60 adalah dengan cara melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai Tolerance lebih dari 0,10 berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95 jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas. Hasil Uji Multikolinearitas disajikan pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 10,099 3,695 NPF -,004 ,069 -,005 ,481 2,080 Ln_JKBUS ,656 ,151 ,525 ,210 4,758 Ln_SBIS -,013 ,065 -,013 ,794 1,259 Ln_DPK ,537 ,136 ,476 ,215 4,654 a. Dependent Variable: Ln_P.MUR Sumber : Data Olahan Peneliti, Lampiran 5 Berdasarkan hasil Uji Multikolinearitas pada tabel 4.3 diatas diperoleh nilai Tolerance untuk semua variabel Independen yang diteliti lebih besar dari 0,10 dan juga diperoleh nilai Variance Inflation factor VIF untuk semua variabel Independen yang diteliti lebih kecil 10 VIF 10, maka dapat disimpulkan tidak ada gejala Multikolinearitas terhadap variabel Independen yang diteliti. 4.2.2.3 Uji Autokorelasi Uji Autokerelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t Universitas Sumatera Utara 61 dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi pada penelitian ini menggunakan Uji Durbin Watson DW. Hasil Uji Durbin Watson disajikan pada tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Mo del R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,961 a ,923 ,910 ,42850 2,092 a. Predictors: Constant, Ln_DPK, Ln_SBIS, NPF, Ln_JKBUS b. Dependent Variable: Ln_P.MUR Sumber : Data Olahan Peneliti, Lampiran 6 Berdasarkan hasil Uji Durbin Watson pada tabel 4.4 di atas bahwa nilai Durbin Watson DW 2,092, N = 30, k = 4, dU = 1,739 dan dL 1,143. Karena nilai DW 2,092 lebih besar dari batas atas dU 1,739 dan lebih kecil dari 4 - 1,739 = 2,261. Dapat dituliskan 1,739 2,092 2,261 maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. 4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot. Jika ada pola tertentu maka terjadi Heteroskedastisitas. Adapun hasil dari uji Heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 62 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data olahan peneliti, lampiran 7 Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas tersebut tidak ditemukan titik – titik yang membentuk suatu pola yang teratur sehingga dapat ditarik kesimpulan tidak terjadi Heteroskedastisitas pada uji regresi yang dilakukan pada penelitian ini.

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF), Kurs, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Januari 2010- Januari 2016)

8 37 116

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120