15
Menurut Ascarya 2007 : 81 murabahah adalah “istilah dalam fikih
islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya
– biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan
margin yang diinginkan”.
Pengertian Murabahah menurut Hasan 2014 : 230 adalah “jual beli
dengan modal ditambah keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah
”. Maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murabahah adalah pemberian pinjaman kepada nasabah dimana harga beli ditambah dengan
margin keuntungan bank syariah yang telah disepakati bersama dan selanjutnya nasabah secara rutin membayar angsuran kepada bank.
2.4.2 Landasan Syariah
Bukti transaksi jual beli Al - Murabahah dari Al - Qur’an :
1. QS. Al - Baqarah [2]: 275 yang artinya : “Orang - orang yang makan
mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata berpendapat, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang - orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan dan
urusannya terserah pada Allah. Orang yang kembali mengambil
Universitas Sumatera Utara
16
riba, maka orang itu adalah penghuni neraka, mereka kekal
didalamnya”
Dan QS. An
– Nisa[4]: 29 yang artinya :“Hai orang - orang yang
beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu”.
2. Bukti transaksi jual beli Al - Murabahah dari Sunnah:Transaksi jual beli yang terjadi pada saat sahabat Nabi, Abu Bakar membelikan
sebuah unta yang diperlukan Nabi Muhammad SAW untuk hijrah ke Madinah dengan harga Tawliyyah, yaitu harga pokok tanpa laba,
karena sesungguhnya abu bakar hendak menghadiahkan unta tersebut kepada Nabi, namun Nabi Muhammad SAW menolak dan
membayar harga unta tersebut kepada Abu Bakar sesuai dengan harga yang di beli oleh Abu Bakar tanpa tambahan. Implikasi dari
hadist ini adalah jual beli dapat dilakukan dengan harga pokoknya saja dan juga dengan tambahan atau laba, dengan syarat pembeli
mengetahui harga pokok dan harga tambahannya laba.
3. Ijmapara sahabat Nabi yang mengizinkan transaksi murabahah yang di narasikan oleh Ibn
Mas’ud dan dilaporkan oleh Al - Kasani, bahwa : tidak ada ruginya untuk memberitahukan harga pokok dan
laba dari transaksi jual beli. 2.4.3 Syarat Dan Rukun
Syarat pokok murabahah menurut Ascarya 2007 : 83 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
17
1. Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli ketika penjual secara eksplisit menyatakan biaya perolehan barang yang akan
dijualnya dan menjual kepada oarang lain dengan menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan.
2. Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dalam bentuk lumpsum atau persentase tertentu
dari biaya. 3. Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh
barang seperti biaya pengiriman, pajak dan sebagainya dimasukkan kedalam biaya perolehan untuk menentukan harga agregat dan
margin keuntungan didasarkan pada harga agregat ini. Akan tetapi pengeluaran yang timbul karena usaha seperti gaji pegawai, sewa
tempat usaha dan sebagainya tidak dapat dimasukkan kedalam harga untuk suatu transaksi. Margin keuntungan yang diminta itulah yang
meng-cover pengeluaran - pengeluaran tersebut.
4. Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang dapat ditentukan secara pasti. Jika biaya-biaya tidak dapat
dipastikan, barang komoditas tersebut tidak dapat dijual dengan prinsip murabahah.
Sementara menurut Ascarya 2007 : 82 rukun murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi yaitu :
1. Pelaku akad, yaitu Ba’i penjual adalah pihak yang memiliki barang
untuk dijual, dan musytari pembeli adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang.
2. Objek akad, yaitu mabi’ barang dagangan dan tsaman harga.
3. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
2.4.4 Ketentuan Umum