Uji Asumsi Klasik Teknik Analisis Data .1 Analisis Statistik Deskriptif

40 melalui produk giro, tabungan dan deposito. Sumber : Data Olahan Peneliti 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif Menurut Ghozali 2006 : 19 tujuan statistik deskriptif adalah “untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kutosis dan skewness kemencengan distribusi ”.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam regresi menunjukkan hubungan yang disignifikan dan representatif maka model yang digunakan tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokolerasi dan heteroskedastisitas. 3.8.2.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali 2006 : 110 uji normalitas adalah “uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak ”. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistikmenggunakan uji Kolmogrove Smirnov, dengan kriteria pengujian : 1. Angka signifikan 0,05 maka data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 41 2. Angka signifikan 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. 3.8.2.2Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali 2006 : 91 uji multikolinearitas adalah “uji bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas Independen ”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel - variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah dengan cara melihat nilai Tolerence dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai Tolerance lebih dari 0,10 berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95.Jika nilai Variance Inflation Factor VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas. 3.8.2.3 Uji Autokolerasi Menurut Ghozali 2006 : 95 uji autokorelasi adalah “uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya”. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.Uji ini dilakukan dengan menghitung Durbin Watson DW, Universitas Sumatera Utara 42 dengan pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut : Tabel 3.4 Pengambilan keputusan Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dL Tidak ada autokorelasi positif No Desicion dL d dU Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dL d 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 – dU d 4-dL Tidak ada autokorelasi positif ataupun negatif Tidak ditolak dU d 4-dU Sumber : Ghozali 2006 : 96 3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali 2006 : 105 uji heteroskedastisitas adalah “uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot. Dasar analisis yang digunakan adalah : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik - titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 43 b. Jika ada pola yang jelas, serta titik - titik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF), Kurs, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Januari 2010- Januari 2016)

8 37 116

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120