93
2 ayat kedua menyebutkan bahwa semua negara peserta negara
yang meratifikasi UNCLOS 1982 secara otomatis atau ipso facto adalah anggota ISA;
3 ayat ketiga, yang mengatur mengenai peninjau observer ISA
yang merupakan subjek-subjek hukum internasional selain negara
116
; 4
ayat keempat, yang menyebutkan bahwa ISA berkedudukan di Jamaika;
5 ayat kelima, yang menyebutkan bahwa ISA dapat membentuk
pusat-pusat atau kantor-kantor regional regional offices yang dianggap perlu bagi pelaksanaan fungsi-fungsinya.
2. Asas dan Fungsi International Seabed Authority ISA
Asas dan fungsi ISA yang Penulis maksudkan dalam penulisan skripsi ini adalah fungsi ISA selalu terkait dengan asas ISA. Artinya
“asas” ISA pada satu sisi terkait dengan kewenangannya, sedangkan “fungsi” ISA pada sisi lain terkait dengan bagaimana menafsirkan
kewengannya tersebut. Pendapat Penulis tersebut di atas didasarkan
116
Bandingkan dengan I Wayan Parthiana, Op. Cit., Hlm. 232. Dalam UNCLOS 1982, pasal 156 ayat 4 menyebutkan bahwa para peninjau pada Konferensi PBB tentang Hukum Laut
mempunyai hak untuk berperan serta dalam Otorita sebagai peninjau, sesuai dengan ketentuan- ketentuan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedurnya. I Wayan Parthiana berpendapat bahwa
jika yang menjadi anggota Otorita adalah negara-negara yang menjadi Pihak pada Konvensi, maka yang menjadi peninjau tidak dibatasi pada negara-negara melainkan juga subjek-subjek hukum
internasional lain selain negara. Namun, karena setiap negara berhak untuk berperan serta sebagai peserta dalam Konferensi, maka praktis tidak ada negara yang menjadi peninjau. Sebab, hak-hak
peninjau pasti lebih sedikit ketimbang hak-hak dari negara peserta Konvensi. Maka, yang dimaksud pada ayat 3 adalah subjek-subjek hukum internasional selain negara.
Universitas Sumatera Utara
94
kepada analisis bahwa asas hukum mempunyai bobot substansi yang sangat penting bagi pembentukan hukum dan bahkan dalam penerapan
hukum. Dalam pembentukan hukum, “asas” hukum memberikan gambaran
besar pada landasan berpikir tentang ketentuan-ketentuan apa yang akan dimasukkan dalam aturan hukumnya. Demikian juga dalam ranah
penerapan hukum, “asas” hukum sangat membantu dalam hal dilakukan penafsiran hukum. Oleh karena itu menurut Penulis, organ
ISA dalam penerapan UNCLOS 1982 maupun penerapan hukum internasional umum sangat perlu memahami asas-asas dalam
UNCLOS 1982 maupun asas-asas hukum internasional umum tersebut. Dengan demikian diharapkan keadilan dan kepastian hukum
dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya. Terkait dengan asas dan fungsi tersebut Penulis menguraikannya sebagai berikut di bawah ini :
a. Asas-Asas International Seabed Authority ISA
1 Asas itikad baik good faith principle
Asas itikad baik adalah suatu asas yang berasal dari hukum Romawi. Dalam hukum Romawi asas ini disebut
dengan bonafides.
117
Menurut Penulis itikad baik good faith dalam ISA adalah suatu cara berpikir dan bertindak
117
“Iktikad Baik Sebagai Asas Hukum”, disampaikan dalam pidato pengukuhan Prof Ismijati Jenie, diakses dari http:ugm.ac.id, pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 22.13 WIB.
Universitas Sumatera Utara
95
yang wajib diwujudkan oleh semua organ ISA sejak penanda tanganan pengangkatannya.
Penulis berpendapat seperti tersebut di atas karena, pada saat penanda tanganan dan pengangkatan sebagai
organ ISA; pada saat itu juga sudah lahir suatu komitmen dan
moralitas yang
harus dijaga
sebaik-baiknya. Pelaksanaan komitmen dan moralitas tersebut harus
didasarkan kepada itikad baik, kejujuran dan penuh tanggungjawab sebagai perwujudan dari suatu asas
kepribadian
118
. Namun yang menjadi persoalan adalah ketika pada penerapannya, apa yang menjadi ukuran untuk
dapat dikatakan “beritikad baik” atau sebaliknya “beritikad buruk”
bagi organ
ISA ketika
menjalankan kewenangannya.
UNCLOS 1982 sendiri tidak menyebutkan secara spesifik pengertian dan batasan iktikad baik. Menurut
Penulis itikad baik dapat diukur setidak-tidaknya melalui :
pertama, anggota organ-organ ISA dinyatakan beritikad
baik jika telah melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan batasan kewenangannya tidak melanggar atau
melampaui kewenangan yang telah ditetapkan; kedua,
keputusan yang diambil tidak bertentangan dengan hukum;
118
.Bandingkan dengan pasal 1338 KUHPerdata yang menyatakan bahwa persetujuan- persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.
Universitas Sumatera Utara
96
ketiga, telah menerapkan prinsip kehati-hatian duty of
carel, keahlian duty of skill dan prinsip kejujuran dan;
ke-empat, tidak ada benturan kepentingan conflict of
interest dalam hal pengambilan suatu keputusan. Sebaliknya organ akan dikwalifisir “beritikad buruk” jika
dalam melaksanakan hak dan kewajiban telah melanggar batas
kewenangannya melanggar
atau melampaui
kewenangan yang telah ditetapkan, atau jika keputusan yang diambil bertentangan dengan hukum atau telah tidak
menerapkan prinsip kehati-hatian duty of carel, keahlian duty of skill dan kejujuran atau ada benturan kepentingan
conflict of interest dalam hal pengambilan suatu keputusan.
2 Asas persamaan kedaulatan sesama anggota ISA the
principle of sovereign equality.
Asas ini memandang bahwa semua anggota ISA masing-masing berdaulat secara mandiri dan sederajat,
tidak ada perbedaan dan diskriminasi. Baik bagi negara yang telah lama menjadi anggota ISA maupun bagi negara
yang baru masuk menjadi anggota. Namun sebagaimana asas itikad baik; asas “persamaan kedaulatan sesama
anggota ISA” ini tidak UNCLOS 1982 sebutkan secara spesifik pengertian dan pembatasannya.
Universitas Sumatera Utara
97
Penulis berpendapat
bahwa asas
persamaan kedaulatan sesama anggota ISA ini diperlukan sebagai
bentuk penghormatan terhadap kedaulatan suatu negara merdeka dalam hal negara dimaksud mempunyai status
sebagai anggota ISA. Artinya asas ini hanya berfungsi ketika suatu negera dengan kapasitas sebagai anggota ISA
wajib menghormati negara lain yang kapasitasnya juga menjadi anggota ISA sebagai negara merdeka dan
berdaulat. Dengan demikian walaupun ISA berdiri dengan standar sebagai suatu badan
hukum internasional
international legal personality dan suatu negara menjadi anggotanya, namun tetap kedaulatan negara anggotanya
tersebut diberikan pengakuan dan penghormatan. Berkaitan dengan uraian tersebut di atas; dalam hal
penulisan skripsi ini karena difokuskan untuk menganalisis kewenangan ISA dalam hal eksploitasi dan eksplorasi pada
dasar laut dalam, dasar samudra dalam dan bagian tanah di bawahnya yang dilekatkan dengan doktrin res nullius,
maka asas “persamaan kedaulatan sesama anggota ISA” tersebut tidak menjadi fokus dan selalu dikaitkan.
Alasannya adalah karena wilayah eksploitasi dan eksplorasi bukan berada di wilayah kedaulatan suatu negara dan justru
menganut doktrin “barang tak bertuan” res nullius. Oleh
Universitas Sumatera Utara
98
karena itu tidak selalu dikaitkan dengan asas persamaan kedaulatan sesama anggota ISA.
3 Asas Non-Diskriminasi
UNCLOS 1982 selain menganut asas-asas sebagaimana Penulis uraikan di atas, juga menganut asas non-
diskriminasi yang secara tegas dicantumkan dalam ketentuan pasalnya. Hal ini terlihat sebagaimana ketentuan
pasal 141 UNCLOS sebagai berikut di bawah ini : Kawasan terbuka untuk digunakan semata-
mata untuk maksud-maksud damai oleh semua negara, baik negara pantai maupun
negara tak berpantai, tanpa diskriminasi dan tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan lain
dari bab ini.
Pasal 7 Lampiran-III UNCLOS 1982 dimana ISA berwenang memilih pemohon mana yang akan diberikan
ijin produksi, tetapi ISA memberikan prioritas kepada Pemohon yang telah memberikan jaminan tehnik dan
keuangan yang lebih baik yang disebut dalam Rencana Kerja yang telah disetujui sebelumnya.
b. Fungsi International Seabed Authority ISA
Fungsi ISAyang Penulis maksudkan dalam hal ini adalah fungsi dari dan yang dijalankan oleh organ-organ yang ada pada ISA
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
99
1 Majelis;berfungsi untuk memilih anggota-anggota dewan,
sekjen, direktur jenderal perusahaan, dan membentuk badan- badan yang dianggap perlu bagi pelaksanaan fungsi-
fungsinya. Menurut Penulis kewenangan majelis untuk membentuk
badan-badan yang dianggap perlu bagi pelaksanaan fungsi- fungsi; menunjukkan bahwa ISA telah didesain secara
futuristik dan efisien. Artinya ISA tidak perlu membuat aturan baru jika pada masa depan diperlukan badan-badan yang
sesuai dengan tuntutan zaman, karena sudah majelis yang difungsikan untuk itu.
2 Dewan; berfungsi untuk :
a Mengawasi
dan mengkoordinasikan
pelaksanaan ketentuan-ketentuan kawasan yaitu : 1 Ketentuam
Umum Kawasan; 2 Asas-Asas Yang Mengatur Kawasan; 3 Pengembangan Kekayaan-Kekayaan di
Kawasan; 4 Otorita dan ; 5 Penyelesaian Sengketa dan Pendapat Berupa Nasehat.
119
b Mengusulkan kepada Majelis suatu daftar calon untuk
pemilihan Sekretaris Jenderal;
119
Pasal 133 sampai dengan pasal 196 UNCLOS 1982.
Universitas Sumatera Utara
100
c Merekomendasikan kepada Majelis calon-calon untuk
dipilih sebagai anggota-anggota Dewan Pimpinan dan Direktur Jenderal Perusahaan;
d Dimana perlu dan dengan memperhatikan faktor
ekonomis dan efisiensi, membentuk badan tambahan yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan fungsi-fungsinya
sesuai dengan Bab XI, dalam komposisi badan tambahan, tekanan harus diberikan pada kebutuhan akan anggota-
anggota yang cakap dan ahli hukum dalam masalah- masalah teknis yang relevan yang termasuk urusan
badan-badan tersebut, dengan ketentuan bahwa harus diperhatikan asas pembagian geografis yang adil dan
kepentingan-kepentingan khusus lainnya; e
Menetapkan ketentuan-ketentuan mengenai prosedur termasuk metode pemilihan Ketua Dewan;
f Atas nama Otorita dan dalam batas kewenangannya
mengadakan perjanjian-perjanjian dengan PBB dan organisasi-organisasi
internasional lainnya,
dengan persetujuan Majelis;
g Mengkaji laporan-laporan Perusahaan dan meneruskannya
kepada Majelis beserta rekomendasi-rekomendasinya;
Universitas Sumatera Utara
101
h Menyampaikan kepada Majelis laporan-laporan tahunan
dan laporan-laporan khusus lainnya yang dapat diminta oleh Majelis;
i Mengeluarkan petunjuk-petunjuk bagi Perusahaan dalam
rangka pengarahan dan pengawasan Perusahaan yang operasional;
j Menyetujui rencana-rencana kerja Perusahaan . Dalam hal
ini. Dewan harus menentukan sikap dalam jangka waktu 60 hari setelah penyerahan persetujuan oleh Komisi
Hukum dan Teknik dalam satu sidang Dewan sesuai dengan prosedur-prosedur berikut:
1 Apabila Komisi merekomendasikan diterimanya
suatu rencana kerja, maka rencana kerja itu dianggap telah diterima oleh Dewan apabila dalam jangka
waktu 14 hari tidak ada anggota Dewan menyampaikan
kepada Ketua
Dewan suatu
keberatan tertulis
yang menyatakan
tidak terpenuhinya persyaratan dalam Lampiran III pasal
6. Dalam hal terdapat suatu keberatan, maka berlaku prosedur konsiliasi seperti tercantum dalam pasal
161, ayat 8 e. Apabila pada akhir proses konsiliasi keberatan itu tetap dipertahankan, maka rencana
kerja itu dianggap telah disetujui oleh Dewan
Universitas Sumatera Utara
102
kecuali jika Dewan menolak dengan konsensus di antara anggotanya dengan mengecualikan setiap
negara atau negara-negara pemohon atau sponsor pemohon;
2 Apabila Komisi merekomendasikan ditolaknya suatu
rencana kerja atau sama sekali tidak mengajukan rekomendasinya, Dewan dapat memutuskan untuk
menyetujui rencana kerja itu dengan mayoritas tiga perempat dari anggota yang hadir dan memberikan
suara, dengan ketentuan bahwa mayoritas tersebut mencakup mayoritas dari anggota yang berperan
serta dalam bidang itu. k
Menyetujui rencana-rencana kerja yang diserahkan oleh Perusahaan sesuai dengan Lampiran IV pasal 12, dengan
menerapkan, mutatis mutandis, prosedur-prosedur Otorita; l
Melakukan pengawasan
atas kegiatan-kegiatan
di Kawasan sesuai dengan Pasal 153 ayat 4, dan ketentuan,
peraturan-peraturan, serta prosedur-prosedur Otorita; m
Berdasarkan rekomendasi dari Komisi Perencanaan Ekonomi mengambil tindakan yang perlu dan tepat sesuai
dengan pasal 150 sub-ayat h, untuk memberikan perlindungan terhadap akibat-akibat ekonomi yang
merugikan, sebagaimana disebutkan di dalamnya;
Universitas Sumatera Utara
103
n Menyampaikan rekomendasi kepada Majelis, berdasarkan
saran dari Komisi Perencanaan Ekonomi, bagi suatu sistem ganti rugi atau tindakan-tindakan penyesuaian
ekonomi lainnya sebagaimana diatur dalam pasal 151 ayat 10;
o Pertama,merekomendasikan kepada Majelis ketentuan-
ketentuan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur tentang pembagian keuntungan keuangan dan keuntungan
ekonomi lainnya yang adil yang diperoleh dari kegiatan- kegiatan di Kawasan dan pembayaran serta iuran yang
diadakan menurut pasal 82, dengan memperhatikan secara khusus
kepentingan dan
kebutuhan negara-negara
berkembang dan bangsa-bangsa yang belum mencapai kemerdekaan penuh atau status ber-pemerintah sendiri
dan; Kedua, menetapkan dan melaksanakan untuk
sementara, sambil menunggu persetujuan Majelis, ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan prosedur-
prosedur Otorita, dan setiap usul perubahan terhadapnya, dengan memperhatikan rekomendasi-rekomendasi dari
Komisi Hukum dan Teknik atau badan kelengkapan. p
Meninjau pemungutan semua pembayaran yang harus dilakukan oleh atau kepada Otorita sehubungan dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di kawasan;
Universitas Sumatera Utara
104
q Memilih di antara para pemohon yang mengajukan
permohonan ijin produksi yang telah memenuhi syarat- syarat yang ditentukan;
r Mengajukan rancangan anggaran tahunan Otorita kepada
Majelis untuk dimintakan persetujuannya; s
Mengajukan rekomendasi-rekomendasi kepada Majelis berkenaan dengan kebijaksanaan mengenai setiap masalah
atau hal yang termasuk wewenang Otorita; t
Mengajukan rekomendasi kepada Majelis berkenaan dengan penangguhan pelaksanaan hak-hak dan hak-hak
istimewa keanggotaan; u
Atas nama Otorita mengajukan perkara di hadapan Kamar Sengketa Dasar Laut dalam hal terjadinya kelalaian;
v Memberitahukan Majelis mengenai keputusan Kamar
Sengketa Dasar Laut atas perkara yang diajukan sebagaimana
dimaksud dalam
sub-ayat u,
dan menyampaikan rekomendasi yang dipandang perlu kepada
Majelis berkenaan dengan tindakan-tindakan yang harus diambil;
w Mengeluarkan perintah-perintah darurat yang dapat
mencakup perintah untuk penangguhan atau penyesuaian operasi, untuk mencegah kerusakan yang berat bagi
Universitas Sumatera Utara
105
lingkungan laut yang terjadi karena kegiatan-kegiatan di Kawasan;
x Tidak menyetujui daerah-daerah untuk dieksploitasikan
oleh kontraktor atau Perusahaan dalam hal terdapat bukti yang kuat yang menunjukkan kemungkinan terjadinya
kerusakan yang berat terhadap lingkungan laut; Dalam hal ini dapat membentuk suatu badan tambahan
untuk menyusun secara terperinci rancangan ketentuan- ketentuan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur
keuangan; y
Menetapkan mekanisme yang tepat untuk mengendalikan dan mengawasi suatu staf inspektur-inspektur yang akan
melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan di Kawasan untuk
menetapkan apakah,
ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan, dan prosedur-prosedur Otorita serta
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat tiap kontrak dengan Otorita telah dipenuhi.
3 sekretariat; berfungsi untuk:
a Melaksanakan fungsi-fungsi administratif lain yang
dilimpahkan oleh organ-organ dari Otorita
120
; b
Membuat laporan tahunan kepada Majelis mengenai pekerjaan Otorita
121
;
120
Bandingkan dengan pasal 166 ayat 3 UNCLOS 1982.
Universitas Sumatera Utara
106
c Membuat pengaturan yang diperlukan mengenai hal-hal
yang termasuk kewenangan Otorita, untuk mengadakan konsultasi dan kerjasama dengan dewan organisasi-
organisasi internasional dan organisasi-organisasi non- pemerintah yang diakui oleh Dewan Ekonomi dan Sosial
Perserikatan Bangsa-Bangsa
122
.
4 perusahaan the enterprise;memiliki fungsi yaitu
melaksanakan kegiatan-kegiatan di kawasan secara langsung, maupun pengangkutan, pengolahan, dan pemasaran mineral-
mineral yang dihasilkan dari Kawasan.
123
3. Organ-Organ International Seabed Authority ISA