23
secara revolusioner selama beberapa dekade terakhir, selain daripada hukum laut dan jalur-jalur maritim maritime highways.
23
UNCLOS 1982 tidak ada secara tegas memberikan definisi tentang hukum laut internasional. Namun, hukum laut internasional dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan aturan atau kaidah-kaidah hukum yang mengatur hak dan kewenangan suatu negara atas kawasan laut yang berada
dibawah yurisdiksi nasionalnya national jurisdiction.
B. Sejarah dan Perkembangan Hukum Laut Internasional
1. Sebelum Zaman Romawi
Sebelum kaum Romawi berkuasa, sejarah hukum laut internasional bermula dari zaman kuno, yaitu ketika status hukum dari wilayah
lautan tidak pernah dipersoalkan oleh siapa pun. Wilayah laut bebas untuk dimanfaatkan oleh setiap orang untuk kepentingannya masing-
masing. Kepentingan masyarakat terhadap laut pada masa itu sangat
beragam, mulai dari kepentingan perdagangan, pelayaran, perikanan, hingga untuk pelaksanaan upacara keagamaan ataupun kepercayaan
yang diyakini oleh masing-masing individu. Seluruh aktivitas tersebut dilakukan di wilayah atau kawasan laut
yang dekat dengan pantai. Hal ini disebabkan terbatasnya teknologi serta kemampuan yang minim untuk mengarungi lautan luas. Selain
23
Bandingkan dengan J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Edisi ke-10, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, Hlm. 322.
Universitas Sumatera Utara
24
itu, faktor jumlah penduduk yang sedikit pada zaman itu menyebabkan kebutuhan hidup masyarakat terbatas dan berujung pada
pandangan bahwa tidak perlu mengarungi wilayah lautan sampai jarak yang jauh dari wilayah dimana mereka menetap.
2. Zaman Romawi
Zaman berikutnya adalah zaman ketika Imperium Roma sedang mencapai puncak kejayaannya. Penguasaan wilayah laut oleh kaum
Imperium Roma Romawi tersebut meliputi seluruh tepi Lautan Tengah Mediterania. Tujuan dari penguasaan Romawi atas wilayah
Lautan Tengah adalah untuk menjadikan wilayah lautan yang bebas dari bahaya gangguan atau ancaman dari bajak-bajak laut sehingga
terciptanya kondisi yang aman bagi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan pelayaran, perdagangan, maupun kegiatan-kegiatan lainnya
di wilayah tersebut. Fakta bahwa kaum Romawi menguasai seluruh tepi Lautan Tengah dan otomatis menjadikan seluruh kawasan Lautan
Tengah dikuasai secara mutlak oleh kaum Romawi akhirnya mewujudkan tujuan penguasaan tersebut.
Pemikiran hukum bangsa Romawi tersebut pada dasarnya bersumber dari doktrin yang menyebutkan bahwa laut merupakan hak
bersama seluruh umat manusia, yang dikenal dengan istilah res communis omnium. Laut pada dasarnya merupakan wilayah yang
bebas untuk digunakan atau dimanfaatkan oleh setiap orang. Pada mulanya konsep ini hanya digunakan dalam hal kepentingan
Universitas Sumatera Utara
25
pelayaran saja, artinya adalah setiap orang berhak untuk melayari laut bebas dari gangguan perompak bajak laut. Namun pada akhirnya
asas res communis omnium ini juga digunakan sebagai dasar dari kebebasan menangkap ikan freedom of fishing.
Di sisi lain, muncul doktrin lainnya yang disebut dengan res nullius. Menurut konsepsi res nullius, laut bisa dimiliki apabila yang
berhasrat memilikinya bisa menguasai dengan mendudukinya.
24
Paham ini didasarkan atas konsepsi okupasi occupation yang berlaku dalam hukum perdata Romawi. Kemudian, keadaan berlanjut
dengan runtuhnya penguasaan Imperium Romawi atas Lautan Tengah. Berakhirnya kejayaan bangsa Romawi tersebut selanjutnya diikuti
dengan lahirnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara baru di sekitar Lautan Tengah. Kejaayaan bangsa Romawi memang telah berakhir,
namun tidak pula halnya dengan konsep atau doktrin mengenai wilayah laut yang berlaku pada zaman Romawi tersebut. Kerajaan-
kerajaan dan negara-negara yang muncul setelah runtuhnya imperium Romawi tetap menggunakan asas-asas hukum Romawi dalam hal
kepemilikan wilayah lautan.
3. Setelah Zaman Romawi