Organ-Organ International Seabed Authority ISA

106 c Membuat pengaturan yang diperlukan mengenai hal-hal yang termasuk kewenangan Otorita, untuk mengadakan konsultasi dan kerjasama dengan dewan organisasi- organisasi internasional dan organisasi-organisasi non- pemerintah yang diakui oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa 122 . 4 perusahaan the enterprise;memiliki fungsi yaitu melaksanakan kegiatan-kegiatan di kawasan secara langsung, maupun pengangkutan, pengolahan, dan pemasaran mineral- mineral yang dihasilkan dari Kawasan. 123

3. Organ-Organ International Seabed Authority ISA

Organ-organ ISA sebagaimana Penulis telah uraikan pada fungsi ISA di atas; masih Penulis harus lengkapi dengan penjelasan secara rinci tentang susunan organ-organnya berikut dengan prosedur- prosedurnya. Dalam pasal 158 ayat 1 UNCLOS 1982 dinyatakan bahwa organ-organ utama ISAterdiri dari satu Majelis, satu Dewan, dan satu Sekretariat. Dalam ayat 2 kemudian menambahkan perusahaan enterprise sebagai pelaksana fungsi ISA sebagaimana termuat dalam Konvensi. 121 Pasal 166 ayat 4 UNCLOS 1982. 122 Pasal 169 ayat 1 UNCLOS 1982. 123 Pasal 170 ayat 1 UNCLOS 1982. Universitas Sumatera Utara 107 Organ-organ sebagaimana disebutkan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Majelis Assembly

Bahwa Majelis merupakan satu-satunya organ dari ISA yang keanggotaannya terdiri dari semua anggota ISA. Hal ini secara tegas telah diatur dalam ketentuan pasal 159 ayat 1 yaitu: “The Assembly shall consist of all the members of the Authority. Each member shall have one representative in the Assembly, who may be accompanied by alternates and advisers.” Dalam hal ini Majelis terdiri dari semua anggota Otorita. Setiap anggota mempunyai seorang wakil di Majelis, yang dapat didampingi oleh pengganti-pengganti dan penasehat-penasehat. Sedangkan pasal 159 ayat 2 UNCLOS 1982 mengatur mengenai persidangan Majelis yang terdiri dari sidang tahunan yang bersifat tetap dan di dalam sidang-sidang khusus yang diputuskan oleh Majelis atau diadakan oleh Sekretaris Jenderal atas permintaan Dewan atau atas permintaan mayoritas anggota ISA. Sidang-sidang tersebut sebagaimana diuraikan dalam pasal 159 ayat 2 diadakan di tempat kedudukan ISA, yang dalam hal ini adalah di Jamaika, kecuali jika Majelis menentukan lain. Selain daripada uraian di atas Dalam hal pemungutan suara, disebutkan dalam Pasal 159 ayat 6 bahwa setiap anggota Majelis Universitas Sumatera Utara 108 mempunyai satu suara. Dalam ayat sebelumnya yakni pasal 159 ayat 5, quorum dalam menentukan keabsahan persidangan Majelis adalah mayoritas anggota yang hadir.

b. Dewan Council

Dewan, menurut pasal 162 ayat 1 UNCLOS 1982, merupakan badan eksekutif OtoritaISA. Lebih lanjut lagi dalam pasal tersebut menyebutkan bahwa Dewan memiliki kekuasaan untuk menentukan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UNCLOS 1982 dan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Majelis. Dewan juga mempunyai kekuasaan untuk menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus yang harus dijalankan oleh ISA mengenai setiap masalah serta hal-hal lainnya yang menjadi wewenang ISA. Dewan juga memiliki badan kelengkapan yang terdiri dari Komisi Perencanaan Ekonomi an Economic Planning Commission serta Komisi Hukum dan Teknik Legal and Technical Commission. 124 Komisi-komisi ini dibentuk dalam rangka untuk kelancaran dalam pelaksanaan tugas dewan itu sendiri. Menurut ketentuan Pasal 161 UNCLOS 1982 bahwa Dewan terdiri dari 36 anggota yang dibagi dalam 5 lima grup, yaitu : 124 Lihat Pasal 163 ayat 1 UNCLOS 1982. Universitas Sumatera Utara 109 1 Grup A adalah 4 empat negara pengimpor jenis barang tambang mineral yang dihasilkan dari Kawasan; 2 Grup B adalah 4 empat negara yang telah menanamkan modalnya yang terbesar untuk kegiatan penambangan di Kawasan; 3 Grup C adalah 4 empat negara kelompok pengekspor dari salah satu jenis barang tambang mineral yang dihasilkan dari Kawasan; 4 Grup D adalah 6 enam negara berkembang yang mewakili kepentingan khusus; dan 5 Grup E adalah 18 delapan belas negara yang dipilih berdasarkan prinsip distribusi geografis yang adil di mana termasuk di dalamnya paling sedikit 14 empat belas negara berkembang. 125

c. Sekretariat Secretariat

Sekretariat ISA dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal Secretary General dan dibantu oleh suatu staf yang diperlukan ISA. 126 Dalam hal ini pengertian Sekretaris Jenderal adalah kepala pejabat administrasi Otorita dan bertindak dalam kapasitas itu 125 Dikdik Mohammad Sodik, Op. Cit., Hlm. 204, sebagaimana termuat dalam Pat Brazil AO, “Implications for the Australian Mining Industry”, “The United Nations Conventions on The Law of The Sea: What it Means to Australia and Australia’s Maritime Industries”, Martin Tsamenyi, Sam Bateman and John Delaneyeds, Wolonggong Paper on Maritime Policy No. 8, Centre for Maritime Policy, University of Wollonggong, New South Wales, Australia, 1996, Hlm. 69. 126 Lihat Pasal 166 ayat 1 UNCLOS 1982. Universitas Sumatera Utara 110 dalam semua pertemuan Majelis, Dewan, dan badan tambahan manapun, serta melaksanakan fungsi-fungsi administratif lainnya yang diserahkan kepadanya oleh badan tersebut. Pasal 166 ayat 2 UNCLOS 1982 menyebutkan bahwa seorang Sekretaris Jenderal dipilih oleh Majelis, yang calon-calonnya berasal dari usulan Dewan. Lebih lanjut lagi dalam pasal tersebut disebutkan bahwa masa jabatan seorang Sekretaris Jenderal adalah selama 4 empat tahun, dan dapat dipilih kembali. Sekretariat sebagai sub-organ pelaksana dari Otorita, baik ke dalam maupun ke luar, memiliki karakter internasional. 127 Dengan adanya sifat internasional tersebut, sekretariat yang terdiri dari sekretaris jenderal dan stafnya tidak akan meminta atau menerima instruksi-instruksi dari pemerintah manapun atau dari pihak lain manapun selain Otorita. Dengan kata lain, Sekretariat hanya menjalankan fungsinya untuk kepentingan ISA saja.

d. Perusahaan Enterprise

Organ lainnya yang merupakan organ ISA adalah perusahaan enterprise, yang dalam UNCLOS 1982 diatur dalam Pasal 170. Enterprise adalah badan otorita yang harus melaksanakan kegiatan-kegiatan di Kawasan secara langsung, baik yang berhubungan dengan sistim eksplorasi dan eksploitasi yang ditetapkan akan Penulis uraikan dalam analisis Persetujuan 127 I Wayan Parthiana, Op. Cit., Hlm. 250. Universitas Sumatera Utara 111 Rencana Kerja., maupun yang berhubungan dengan pengangkutan, pengolahan dan pemasaran mineral-mineral yang dihasilkan dari Kawasan. Perusahaan harus dilengkapi dengan dana secukupnya yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya dan harus menerima tekhnologi. 128

4. Keuangan International Seabed Authority ISA

Dokumen yang terkait

Tindakan Eksploitasi Sumber Daya Perikanan Di Wilayah Laut Zee Oleh Kapal Asing Menurut Hukum Internasional

7 138 143

PENENGGELAMAN KAPAL ASING DALAM UPAYA PERLINDUNGAN SUMBER DAYA LAUT DI INDONESIA : PERSPEKTIF HUKUM INDONESIA DAN HUKUM INTERNASIONAL

0 2 16

PELAKSANAAN EKSPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI OLEH PT. CALTEX PACIFIC INDONESIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM LAUT INTERNASIONAL

0 2 114

Kewenangan International Seabed Authority (ISA) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan (Area) Dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

0 1 15

Kewenangan International Seabed Authority (ISA) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan (Area) Dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

0 0 1

Kewenangan International Seabed Authority (ISA) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan (Area) Dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

1 3 21

Kewenangan International Seabed Authority (ISA) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan (Area) Dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

5 13 37

Kewenangan International Seabed Authority (ISA) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan (Area) Dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

0 0 5

Tindakan Eksploitasi Sumber Daya Perikanan Di Wilayah Laut Zee Oleh Kapal Asing Menurut Hukum Internasional

0 0 35

Tindakan Eksploitasi Sumber Daya Perikanan Di Wilayah Laut Zee Oleh Kapal Asing Menurut Hukum Internasional

0 0 13