120
1. EksplorasidanEksploitasiMenurutKonvensiHukumLautPBB 1982
United Nations Convention on The Law of The Sea
Pasal 1 ayat 3 UNCLOS 1982 menyebutkan bahwa kegiatan- kegiatan  yang  dilaksanakan  di  Kawasan  berarti  segala  kegiatan
eksplorasi  dan  eksploitasi  kekayaan  Kawasan  dalam  hal  ini  yang berupa  mineral-mineral.  Eksplorasi  dan  Eksploitasi  merupakan
kesatuan  kegiatan  di  kawasan  yang  harus  diorganisasikan, dilaksanakan,  dan  dikendalikan  oleh  ISA  atas  nama  umat  manusia
berdasarkan  ketentuan  pasal  153  UNCLOS  1982,  dan  ketentuan lainnya  dalam  Bab  XI  yang  mengatur  mengenai  Kawasan  yang
relevan, juga lampiran-lampiran serta ketentuan-ketentuan  peraturan- peraturan, dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh ISA.
133
2. SumberDaya  Mineral  MenurutKonvensiHukumLaut  PBB  1982
United Nations Convention on The Law of The Sea
UNCLOS 1982 tidak  mengenal  istilah  “sumber daya  mineral”, melainkan  istilah  “kekayaan”  yang  dinamakan  dengan  “mineral-
mineral”.  Kekayaan  alam  di  Kawasan  berupa  mineral-mineral  yang bersifat  padat,  cair,  atau  gas  in  situ  di  Kawasan  atau  di  bawah  dasar
laut, termasuk  nodul-nodul polimetalik polymetallic nodules.
134
133
Lihat Pasal 153 ayat 1 UNCLOS 1982.
134
Lihat Pasal 133 huruf a UNCLOS 1982.
Universitas Sumatera Utara
121
Penulis  berpendapat  bahwa  kekayaan  mineral  di  Kawasan merupakan  kekayaan  alam  yang  berupa  mineral-mineral  yang  hanya
terdapat  di  dasar  laut,  dasar  samudera-dalam,  serta  tanah  di  bawah dasar laut dan tanah di bawah dasar samudera-dalam. Mineral-mineral
tersebut  tidak  meliputi  mineral-mineral  yang  terkandung  di  wilayah lain  selain  Kawasan,  yang  dalam  hal  ini  berarti  mineral-mineral  di
Kawasan  tidak  meliputi  mineral-mineral  yang  berada  di  zona-zona maritim  yang  berada  dalam  yurisdiksi  nasional  suatu  negara  laut
teritorial,  zona  ekonomi  eksklusif,  perairan  pedalaman,  perairan kepulauan,  jalur tambahan dan  landas kontinen serta laut  lepas  yang
berada  di  luar  yurisdiksi  nasional.  Maka  dari  itu,  apabila  sampai tereksploitasinya  sumber  daya  yang  berada  di  dalam  yursidksi
nasional  negara  pantai  oleh  kegiatan-kegiatan  di  Kawasan,  maka haruslah  mendapat  persetujuan  lebih  dahulu  dari  negara  pantai  yang
bersangkutan.
135
Jenis-jenis mineral yang terdapat di Kawasan telah Penulis uraikan dalam  bab  sebelumnya.  Jenis-jenis  mineral  tersebut  dikelompokkan
menjadi 3 tiga bagian utama yaitu polymetallic nodules, polymetallic sulphides,  dan  ferromanganese  crusts.  Dalam  hal  eksplorasi  dan
eksploitasi  ketiga  kelompok  mineral  tersebut  masing-masing  diatur dalam  sebuah  Peraturan  yang  dibentuk  oleh  ISA,  yang  juga  telah
Penulis uraikan dalam bab sebelumnya.
135
I Wayan Parthiana, Op. Cit., Hlm. 224.
Universitas Sumatera Utara
122
C. PelaksanaanKewenanganInternational  Seabed  Authority  ISADalam
Hal EksplorasidanEksploitasiSumberDaya Mineral di KawasanArea
Pada uraian
sebelumnya yaitu
tentang “pengaturan
kewenangan”ISA  dalam  hal  eksplorasidaneksploitasisumberdaya  mineral
di  KawasanAreadalam  hukum  lautinternasional;  Penulis  telah  mengutip bahwa  sumber  kewenangan  selalu  berasal  dari  peraturan  perundang-
undangan.  Namun  dalam  menganalisis  “pelaksanaan  kewenangan”  ISA dalam
hal eksplorasidaneksploitasisumberdaya
mineral di
KawasanAreadalam  hokum  lautinternasionalini;  Penulis  masih  perlu menganalisis  suatu  kewenangan  dari  tipe  kewenangan  yang  ada.
Bagaimana  tipe  kewenangan  yang  dimiliki  oleh  ISA  dalam  hal menjalankan  pengaturan  dan  pengawasan  eksplorasidan  eksploitasi
sumber daya mineral di KawasanArea. Menurut  pendapat  Max  Weber  bahwa  suatu    wewenang  dapat
dibagi ke dalam 3 tiga tipe berikut
136
:pertama,Ratornal-legal authority,
yakni  bentuk  wewenang  yang  berkembang  dalam  kehidupan  masyarakat modern.  Wewenang  ini  dibangun  atas  legitimasi  keabsahan  yang
menurut pihak  yang berkuasa  merupakan  haknya. Wewenang  ini dimiliki oleh
organisasi-organisasi, terutama
yang bersifat
politis;
kedua,Traditional  authority,  yakni  jenis  wewenang  yang  berkembang
dalam  kehidupan  tradisional.  Wewenang  ini  diambil  keabsahannya
136
Wewenang Menurut
Max Weber,
dalam yunisaputro.wordpress.com20110106wewenang-menurut-max-weber  diakses  pada  tanggal  12
Maret 2016 Pukul 21:30 WIB.
Universitas Sumatera Utara
123
berdasar  atas  tradisi  yang  dianggap  suci  dan;  ketiga,  Charismatic
authority,  yakni  wewenang  yang  dimiliki  seseorang  karena  kualitas  yang luar  biasa,  tanpa  memperhitungkan  apakah  kualitas  itu  sungguh-sungguh
ataukah  hanya  berdasarkan  dugaan  orang  belaka.  Dengan  demikian, wewenang  kharismatik  adalah  penguasaan  atas  diri  orang-orang,  baik
secara predominan  eksternal  maupun predominan  internal, di  mana pihak yang  ditaklukkan  menjadi  tunduk  dan  patuh  karena  kepercayaan  pada
kualitas luar biasa yang dimiliki orang tersebut. Jika dibandingkan pembagian tipe wewenang menurut Max Weber
tersebut  di  atas  dengan  tipe  wewenang  yang  dimiliki  ISA  menurut UNCLOS  1982,  maka  wewenang  yang  dimilik  ISA  tersebut  adalah  tipe
Ratornal-legal authorityyakni bentuk wewenang yang berkembang dalam kehidupan  masyarakat  internasional  yang  modern  dan  didorong  oleh
keinginan  untuk  menyelesaikan  dalam  semangat  saling  pengertian  dan kerjasama semua masalah yang berkaitan dengan hukum laut dan dengan
memperhatikan  bahwa  pencapaian  tujuan;  akan  merupakan  sumbangan bagi  perwujudan  suatu  orde  perekonomian  internasional  yang  adil  dan
merata.  Hal  ini  tentu  sebagai  sesuatu  yang  dibangun  atas  pengakuan bersama sesama anggota ISA sebagai  pihak yang berkuasa dalam hal ini.
Untuk  mengalisis  pelaksanaan  kewenangan  ISA  sebagaimana Penulis  maksudkan  dalam  penulisan  skripsi  ini;  Penulis  menguraikan
pelaksanaan kekuasaan-kekuasaan
dan fungsi
ISA termasuk
kewenangannya untuk memberikan sanksi sebagai berikut di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
124
1. Pelaksanaan  Kekuasaan-Kekuasaan  dan  FungsiInternational
Seabed Authority
ISADalam Hal
EksplorasidanEksploitasiSumberDaya Mineral
di KawasanArea
Bahwa  sebelum  sampai  kepada  jawaban  atas  pertanyaan; bagaimana  ISA  melaksanakan  kewenangannya,  Penulis  terlebih
dahulu  mengalisis  beberapa  sub  permasalahan  yang  berkaitan dengan  kewenangan  ISA,  baik  terhadap  pelaksanaan  kekuasaan-
kekuasaan  ISA  maupun  terhadap  fungsi-fungsi  ISA  sebagaimana telah Penulis uraikan dalam Bab terdahulu. Hal  ini karena beberapa
sub. Permasalahan dimaksud berkaitan langsung dengan pelaksanaan kewenangan  ISA.  Adapun  sub  permasalahan  yang  Penulis
maksudkan adalah sebagai berikut :
a. Sistem Eksplorasi dan Eksploitasi
Sistem  eksplorasi  dan  eksploitasi  adalah  suatu  yang  sangat penting  untuk  dianalisis  untuk  mengetahui  bagaimana  ISA
melaksanakan kewenangannya sehubungan dengan diajukannya suatu  permohonan  untuk  melakukan  kegiatan  di  kawasan,  dan
bagaimana  pula  perusahaan  melaksanakan  kegiatan-kegiatan  di kawasan  tersebut.  Artinya  sistem  eksplorasi  dan  eksploitasi
tidak  hanya  terkait  sebatas  bagaimana  ISA  menjalankan kewenangannya,
namun juga
bagaimana perusahaan
melaksanakan kegiatan yang telah disetujui ISA.
Universitas Sumatera Utara
125
Berkaitan  dengan  uraian  tersebut  di  atas;  menurut  pasal 153  UNCLOS  1982  menyatakan  bahwa  semua  kegiatan-
kegiatan  eksplorasi  dan  eksploitasi  harus  diorganasasikan, dilaksanakan  dan  dikendalikan  oleh  ISA  atas  nama  umat
manusia  sebagai  suatu  keseluruhan.  Menurut  Penulis,frasa “mengorganisasikan” dalam  hal  ini  adalah untuk  melaksanakan
fungsi  manajemen  yaitu,  kegiatan  eksplorasi  dan  eksploitasi harus ditangani oleh organ-organ yang sesuai dengan fungsinya,
dimana  organ  yang  satu  dengan  organ  yang  lain  terkait  satu sama lain sebagai suatu kesatuan. Dari ketentuan tersebut dapat
dianalisa  bahwa    ada  kewajiban  hukum  bagi  ISA  untuk mengorganisasikan  setiap  ekplorasi  dan  eksploitasi  dimaksud.
Oleh  karena  itu  ISA  berwenang  mengorganisasikannya  sebagai suatu sistem eksplorasi dan eksploitasi.
Dalam  tataran  ini  ISA,  baik  dalam  hal  mengorganisasikan eksplorasi dan eksploitasi itu maupun dalam melaksanakan serta
dalam  mengendalikannya;  harus  langsung  mengoperasionalkan organ-organ  ISA  sesuai  dengan  fungsi  masing-masing;  antara
lain :
1 Dewan ditugaskan dengan fungsi  untuk : a Mengawasi dan
mengkoordinasikan pelaksanaan
ketentuan-ketentuan kawasan;  b  Mengkaji  laporan-laporan  Perusahaan  dan
meneruskannya  kepada  Majelis  beserta  rekomendasi-
Universitas Sumatera Utara
126
rekomendasinya;  c  Mengeluarkan  petunjuk-petunjuk  bagi Perusahaan  dalam  rangka  pengarahan  dan  pengawasan
Perusahaan  yang  operasional  dan  lain  sebagainya  yang berkaitan dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.
2Sekretariat ditugaskan
dengan fungsiuntuk
: a
Melaksanakan fungsi-fungsi
administratif lain
yang dilimpahkan  oleh  organ-organ  dari  Otorita  ;  b  Membuat
laporan tahunan kepada Majelis mengenai pekerjaan Otorita dan;
3    Perusahaan  the  enterprisejika  telah  diberikan  izin;
ditugaskan  dengan  fungsimelaksanakan  kegiatan-kegiatan di  kawasan  secara  langsung,  maupun  pengangkutan,
pengolahan, dan
pemasaran mineral-mineral
yang dihasilkan dari Kawasan
Dengan  demikian  sistem  eksplorasi  dan  eksploitasi  dalam tataran kewenangan ISA dilaksanakan dengan cara organ-organ
ISA  difungsikan  sebagai  suatu  sistim  yang  terkait  satu  sama lain.  Artinya  organ-organ  tersebut  mempunyai  hubungan  kerja
yang saling mendukung satu sama lain. Selain  itu sistem eksplorasi dan eksploitasi, setiap kegiatan
eksplorasi  dan  eksploitasi  harus  dilaksanakan  berdasarkan Rencana  Kerja  yang dibuat secara tertulis dan resmi serta telah
disetujui oleh Dewan setelah ditelaah oleh Komisi Hukum dan
Universitas Sumatera Utara
127
Tehnik.  Dalam  hal  Permohonan  persetujuan  Rencana  Kerja disetujui  maka  harus  dibuat  dibuat  dalam  bentuk  kontrak.
Namun  permasalahan  yang  perlu  dijawab  juga  adalah;  apakah eksplorasi dan eksploitasi dalam wewenang ISA pelaksanaannya
disetujuidiijinkan  sekaligus  atau  sendiri-sendiri.  Artinya, apakah  eksplorasi  dipisahkan  dengan  eksploitasi.  Penulis  telah
menganalisis  ini  sesuai  dengan  UNCLOS  1982  maupun  terkait dengan lampiran-lampirannya. Menurut Penulis Pemohon dapat
mengajukan permohonannya
secara terpisah.
Artinya mengajukan  permohonan  eksplorasi  dengan  mencantumkan
Rencana  Kerja,  namun  kemudian  dapat  mengajukan  izin produksi  yang  juga  sesuai  dengan  Rencana  Kerja.  Pendapat
Penulis  ini;  Penulis  senderkan  kepada  ketentuan  151  ayat  2 huruf  f  UNCLOS  1982  Jo.  Pasal  3  ayat  3  Lampiran-III
UNCLOS 1982. Pada pasal 151 ayat 2 huruf f UNCLOS 1982 dinyatakan  bahwa  apabila  permohonan  operator  untuk  ijin
produksi  ditolak,  maka  setiap  waktu  operator  tersebut  dapat mengajukan lagi permohonan kepada Otorita. Kemudian pasal 3
ayat  3  Lampiran-III  UNCLOS  1982  menyatakan  bahwa eksplorasi dan eksploitasi hanya dapat dilakukan dalam kawasan
yang ditentukan dalam Rencana Kerja. Dari  penafsiran  kedua  ketentuan  tersebut  di  atas,  baik
UNCLOS  1982  maupun  Lampiran-III  nya;  dapat  ditarik  suatu
Universitas Sumatera Utara
128
penafsiran  bahwa  Pemohon  harus  terlebih  dahulu  mengajukan permohonan eksplorasi yang memuat Rencana Kerja dan setelah
disetujui  oleh  ISA  dalam  bentuk  kontrak,  maka  diajukan permohonan  produksi  tetapi  harus  juga  mengacu  kepada
Rencana Kerja yang telah diajukan dan disetujui. Hal ini terkait dengan  ketentuan  yang  menyatakan  apabila  permohonan
operator untuk ijin produksi ditolak, maka setiap waktu operator tersebut dapat mengajukan lagi permohonan kepada Otorita.
b. Kualifikasi Permohonan Pemohon
Dalam  hal  ISA  menerima  permohonan  untuk  melakukan eksplorasi  dan  eksploitasi  di  Kawasan  area;  maka  ISA
berkewajiban  melaksanakan  kewenangannya  untuk  meneliti; apakah  kualifikasi  permohonan  Pemohon  telah  memenuhi
ketentuan UNCLOS 1982 termasuk namun tidak terbatas pada Lampiran-III  UNCLOS  1982.  Jika  tidak  memenuhi,  maka
permohonan tentunya tidak dapat diberikan persetujuan. Pasal 4 Lampiran-III  UNCLOS  1982  mengatur  kualifikasi-kualifikasi
permohonan pemohon sebagai berikut di bawah ini : 1
Standar Kualifikasi Personal Pemohon.
Pemohon  untuk  melakukan  kegiatan-kegiatan  di Kawasan  sesuai ketentuan pasal 153 ayat 3 adalah oleh :
a  Perusahaan  dan;  b  bersama-sama  dengan  ISA  oleh negara-negara  Perserta  atau  perusahaan  negara  atau  badan
Universitas Sumatera Utara
129
hukum atau perorangan yang memiliki kebangsaan negara- negara  Peserta  atau  yang  secara  efektif  dikendalikan  oleh
mereka  atau  warga  negara  mereka.  Dengan  demikian pemohon  selain  Perusahaan,  memenuhi  syarat  apabila
mereka  memiliki  kewarganegaraan  atau  berada  di  bawah pengawasan  dan  disponsori  oleh  negara  peserta  atau
perusahaan  ISA  atau  badan  hukum  yang  memiliki kebangsaan  negara  peserta  atau  yang  secara  efektif
dikendalikan  oleh  mereka  atau  oleh  warga  negara  mereka. Dalam  menentukan  kualifikasi  pemohon;  apakah  sudah
memenuhi  syarat  atau  tidak;  ISA  mempunyai  prosedur untuk  menilai  yaitu  Pemohon  harus  menyatakan  dalam
permohonannya yaitu : a
tanpa  terkecuali  menerima  sebagai  bagian  dari permohonannya  untuk  menerima  sebagai  sesuatu  yang
dapat  dipaksakan  dan  sesuai  dengan  kewajiban- kewajiban  yang  berlaku,  baik  yang  bersumber  dari
UNCLOS  1982  maupun  prosedur-prosedur  ISA  dan ketentuan-ketentuan kontrak dengan ISA;
b menerima  pengawasan  oleh  ISA  atas  kegiatan-
kegiatannya sebagaimana diizinkan;
Universitas Sumatera Utara
130
c memberikan  suatu  jaminan  tertulis  kepada  ISA  bahwa
kewajiban-kewajibannya  berdasarkan  kontrak  akan dipenuhi dengan itikad baik;
d memenuhi ketentuan-ketentuan tentang alih teknologi.
Jika  personalitas  Pemohon  tidak  memenuhi  kriteria tersebut  di  atas,  maka  permohonan  pemohon  dinyatakan
tidak memenuhi standar kualifikasi sehingga harus ditolak.
2 Standar
Kualisifikasi Kemampuan
Tehnik dan
Keuangan Pemohon.
Pemohon  akan  dinyatakan  oleh  ISA  memenuhi persyaratan  untuk  diterima  permohonannya  jika  telah
mempunyai  standar  kualifikasi  tehnik  dan  keuangan termasuk  jika  telah  pernah  bekerja  adalah  prestasi
kerjanya  dalam  setiap  kontrak  sebelumnya  dengan  ISA. Kemampuan  tehnik  dalam  hal  ini  menurut  Penulis  dapat
diukur  dari;  apakah  ada  atau  tidak  pada  perusahaan pemohon  yang  telah  mempunyai  sertifikat  keahlian  tehnik
eksplorasi dan eksploitasi yang diakui. Selanjutnya
permasalahan standar
kualifikasi keuangan  perusahaan  dapat  diukur  dari  modal  perusahaan
dengan  adanya  biasanya  gransi  bank  yang  menunjukkan kemampuan  perusahaan  telah  mempunyai  dana  untuk
Universitas Sumatera Utara
131
melakukan  operasional.  Hal  ini  berkaitan  nantinya  dengan ketentuan  ketentuan  pasal  7  Lampiran-III  UNCLOS  1982
dimana ISA berwenang memilih pemohon mana yang akan diberikan  izin  produksi,  tetapi  ISA  memberikan  prioritas
kepada  Pemohon  yang  telah  memberikan  jaminan  teknik dan keuangan yang lebih baik yang disebut dalam Rencana
Kerja yang telah disetujui sebelumnya. Dengan demikian, jika kualifikasi personal, teknik dan
keuangan dari pemohon tidak memenuhi standar tersebut di atas; ISA berkewajiban untuk menolak permohonan.
c. Persetujuan Rencana Kerja
Pemohon  harus  mengajukan  Rencana  Kerja  perusahaan yang  akan  disetujui  atau  ditolak  oleh  ISA.  Jika  disetujui,  maka
persetujuan  dimaksud  dibuat  dalam  bentuk  kontrak.  Sebelum itu,  semua  Rencana  Kerja  yang  diajukan  wajib  diproses  ISA
menurut  urutan-urutan  penerimaannya.  Norma  ini  diatur  pada Lampiran-III UNCLOS 1982 pasal 6  ayat 3. Menurut Penulis
aturan ini bersumber dari asas non-diskriminasi. Rencana  Kerja  ini  menurut  Penulis  sangat  penting  karena
menunjukkan  kemampuan  riil  dari  perusahaan  dimaksud; apakah  perusahaan  mampu  secara  teknik  dan  keuangan  untuk
melaksanakan  kegiatan  eksplorasi  dan  eksploitasi  yang dimohonkan atau tidak. Demikian juga dari segi waktu kegiatan
Universitas Sumatera Utara
132
yang  akan  dilakukan,  lokasi  kawasan,  alih  teknologi  dan  lain sebagainya  sehingga  diperlukan  kepastian  hukum  tentang
permohonan  Pemohon.  Oleh  karena  itu  dalam  hal  meneliti permohonan  Pemohon;    Dewan  harus  menentukan  sikap  dalam
jangka  waktu  60  hari  setelah  penyerahan  persetujuan  oleh Komisi  Hukum  dan  Teknik  dalam  satu  sidang  Dewan  sesuai
dengan prosedur-prosedur berikut: 1
Apabila  Komisi  merekomendasikan  diterimanya  suatu rencana  kerja,  maka  rencana  kerja  itu  dianggap  telah
diterima oleh Dewan apabila dalam  jangka waktu 14 hari tidak  ada  anggota  Dewan  menyampaikan  kepada  Ketua
Dewan  suatu  keberatan  tertulis  yang  menyatakan  tidak terpenuhinya  persyaratan.  Dalam  hal  terdapat  suatu
keberatan,  maka  berlaku  prosedur  konsiliasi,  dimana Ketua Dewan dalam waktu 3 tiga hari setelah penetapan
tersebut akan membentuk dan menyidangkan suatu panitia konsiliasi,  yang  beranggotakan  lebih  dari  sembilan
anggota  Dewan  yang  diketuainya  sendiri,  dengan  tujuan untuk  mempertemukan  perbedaan-perbedaan  pendapat
dan  mengajukan  usul  yang  dapat  diterima  secara konsensus.  Panitia  Konsiliasi  harus  bekerja  secepatnya
dan  melapor  pada  Dewan  dalam  waktu  14  hari  setelah pembentukannya.  Apabila  pada  akhir  proses  konsiliasi
Universitas Sumatera Utara
133
keberatan  itu  tetap  dipertahankan,  maka  rencana  kerja  itu dianggap  telah  disetujui  oleh  Dewan  kecuali  jika  Dewan
menolak  dengan  konsensus  di  antara  anggotanya  dengan mengecualikan setiap negara atau negara-negara pemohon
atau sponsor pemohon; 2
Apabila  Komisi  merekomendasikan  ditolaknya  suatu rencana  kerja  atau  sama  sekali  tidak  mengajukan
rekomendasinya,  Dewan  dapat  memutuskan  untuk menyetujui  rencana  kerja  itu  dengan  mayoritas  tiga
perempat dari anggota yang hadir dan  memberikan suara, dengan  ketentuan  bahwa  mayoritas  tersebut  mencakup
mayoritas dari anggota yang  berperan  serta dalam  bidang itu.
Selain hal-hal yang Penulis uraikan di atas, ISA juga harus meneliti  apakah  suatu  permohonan  persetujuan  atas  suatu
rencana  kerja  telah  disertai  dengan  suatu  penilaian  mengenai dampak  lingkungan  atas  kegiatan-kegiatan  yang  diusulkan  dan
dengan  suatu  deskripsi  program  untuk  studi  oseanografi  dan penelitian  garis-garis  pangkal  lingkungan  sesuai  dengan
ketentuan-ketentuan,  peraturan-peraturan  dan  prosedurprosedur yang  diterima  oleh  Otorita.  Jika  tidak  ISA  berwenang  untuk
menyatakan bahwa permohonan ditolak.
Universitas Sumatera Utara
134
Suatu  rencana  kerja  untuk  eksplorasi  disampaikan  atas nama  suatu  Negara  atau  entitas,  atau  setiap  bagian  dari  entitas
tersebut,  sesuai  dengan  resolusi  II  paragraf  1  a  ii  atau iiiPersetujuan  Implementasi  Bab  XI  Konvensi  Perserikatan
Bangsa-Bangsa  tentang  Hukum  Laut  10  Desember1982  selain daripada
investor pioner
yang terdaftar,
yang telah
melaksanakan  kegiatan-kegiatan  substansial  di  Kawasan sebelum
mulai berlakunya
Konvensi, atau
investor penggantinya,  harus  dianggap  telah  memenuhi  kualifikasi-
kualifikasi  keuangan  dan  teknik  yang  diperlukan  guna memperoleh  persetujuan  atas  rencana  kerja  apabila  Negara
sponsor  atau  Negara-negara  menyatakan  bahwa  si  pemohon telah  mengeluarkan sejumlah  biaya setara dengan US 30 tiga
puluh  juta  untuk  kegiatan-kegiatan  penelitian  dan  eksplorasi serta telah mengeluarkan paling tidak 10
sepuluh persen dari
biaya  tersebut  dilokasi,  penelitian  dan  evaluasi  daerah sebagaimana tercantum dalam rencana kerja.
Suatu  hal  yang  sangat  penting  untuk  dipenuhi  ketentuan- ketentuan atau prosedur-prosedur; bahwa Rencana Kerja dibuat
secara  tertulis  dan  resmi  diajukan.  Menurut  analisis  Penulis bahwa  Rencana  Kerja  tersebut  minimal  memuat  penjelasan
tentang beberapa hal antara lain :
Universitas Sumatera Utara
135
1 Alih teknologi, berisi uraian umum tentang peralatan dan
metode-metode  yang  akan  digunakan  dalam  melakukan kegiatan-kegiatan  di  Kawasan.  Selain  itu  juga  termuat
informasi-informasi  yang relevan walaupun tidak dimiliki secara  eksklusif  non  proprietary  tentang  sifat  khas
teknologi  serta  informasi  di  mana  teknologi  itu  dapat diperoleh.  Jika  hal  ini  tidak  dimuat  dan  disanggupi
Pemohon dalam
permohonannya, maka
dalam pelaksanaan
kewenangankekuasaannya, ISA
berkewajiban  menolak  permohonan  dimaksud  karena tidak  sesuai  dengan  prosedur  dan  ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan dalam UNCLOS 1982. 2
Lokasi  dan  Luas  Kawasan,  bahwa  lokasi  dan  luas
Kawasan  yang  akan  dilakukan  kegiatan  tidak    berada  di daerah-daerah  yang  terdapat  bukti  yang  kuat  yang
menunjukkan  kemungkinan  terjadi  kerusakan  yang  berat terhadap  lingkungan  laut.  Oleh  karena  itu  setiap
perusahaan  dalam  membuat  dan  mengajukan  Rencana Kerjanya,  harus  mempunyai  data  dan  bukti-bukti  bahwa
lokasi  Kawasan  yang  akan  dilakukannya  kegiatan  tidak berpotensi
mengalami kerusakan
berat terhadap
lingkungan  laut.  ISA  sendiri  sebelumnya  sudah  harus mempunyai  data  tentang  lokasi  daerah-daerah  Kawasan
Universitas Sumatera Utara
136
yang  berpotensi  kuat  yang  menunjukkan  kemungkinan terjadi kerusakan yang berat terhadap lingkungan laut. Hal
ini  telah  diatur  pada  pasal  143  UNCLOS  1982  yang mengatur  tentang  penelitian  ilmiah.  Pada  pasal  tersebut
ditegaskan  bahwa ISA dapat  melakukan penelitian  ilmiah kelautan  mengenai  kawasan  dan  kekayaan-kekayaannya
dan  dapat  mengadakan  kontrak-kontrak  untuk  keperluan tersebut.  ISA  harus  mengembangkan  dan  mendorong
diadakannya  penelitian  ilmiah  kelautan  di  kawasan  dan mengkoordinasikannya  serta  menyebarkan  hasil-hasil
penelitian dan analisa tersebut bila ada. Dalam hal ini ISA dapat    melakukan  kontrak  kerja  dengan  prospectoryang
akan  melakukan  prospekting  di  daerah  kawasan.  Artinya bahwa  PerusahaanPemohon  dalam  menentukan  lokasi
yang akan
dilakukan kegiatan-kegiatan
dapat menggunakan  data-data  ISA  sendiri
yang  sudah disebarkan  oleh  ISA.  Namun  jika  ISA  sendiri  belum  ada
melakukan  penelitian  ilmiah  danatau  belum  ada menyebarkan  informasi  terhadap  lokasi  yang  akan
dilakukan kegiatan, maka juga dapat melakukan penelitian ilmiah  sendiri  terlebih  dahulu  atau  memakai  data
penelitian  ilmiah  yang  telah  dilakukan  negera-negara perserta  ISA.  Sedangkan  luas  Kawasan  yang  menjadi
Universitas Sumatera Utara
137
tempat  dilaksanakannya  kegiatan  khusus  nodul-nodul polimetalik  di  Kawasan  yang  tidak  dicadangkan  yang
bersama-sama dengan bagian manapun dari kawasan yang dicakup dalam permohonan untuk Rencana Kerja luasnya
melebihi  30  tiga  puluh  persen  dari  satu  kawasan melingkar  yang  luasnya  400.000  empat  ratus  ribu
kilometer  persegi  yang  mengelilingi  pusat  dari  bagian manapun  kawasan  yang  dicakup  dalam  Rencana  Kerja
yang  diusulkan.  Jika  hal  ini  tidak  disanggupi  oleh perusahaan,  maka  ISA  berwenang  untuk  menolak
permohonan dimaksud.
3 Lama Kegiatan
Pada  Lampiran-III  UNCLOS  1982  khususnya  pada pasal  17  diatur  tentang  ketentuan-ketentuan  dan  prosedur
ISA.  Dalam  hal  ini  ISA  diwajibkan  menetapkan  dan menerapkan
secara seragam
ketentuan-ketentuan prosedural
prospekting, eksplorasi
dan eksploitasi
termasuk  tentang  lamanya  kegiatan.  Khusus  untuk prospekting  Pemohon  dapat  mengajukan  permohonan
tanpa batas waktu, sedangkan untuk ekplorasi harus cukup waktu untuk memungkinkan dilakukan survei yang cukup
teliti  mengenai  kawasan  tertentu,  pembuatan  desain  dan kontruksi-kontruksi
peralatan pertambangan,
pabrik
Universitas Sumatera Utara
138
pengolahan ukuran kecil  maupun sedang untuk keperluan menguji sistem pertambangan dan pengolahannya.
Selain itu,
lamanya eksplorasi
harus dipertimbangkan  dengan  usia  ekonomi  economic  life
proyek  pertambangan.  Oleh  karena  itu  ISA  dalam pelaksanaan
kewenangannya untuk
meneliti dan
mempertimbangkan  lamanya  kegiatan  yang  dimohonkan; harus menerapkan prinsip keahlian duty of skill principle,
ketelitian  duty  of  care  principle  dan  keadilan  fairness dengan  menerapkan  secara  seragam  ketentuan-ketentuan
dan  prosedur-prosedur  yang  berlaku.  Dengan  demikian, lamanya  kegiatan  dimaksud  adalah  relatif  tergantung
kepada  hal-hal  yang  telah  di  uraikan  di  atas.  Jika  menurut ISA tentang lamanya kegiatan ini juga melanggar prosedur-
prosedur dan ketetapan-ketetapan yang telah ditentuan; ISA juga dapat menolak permohonan dimaksud.
d. Kontrak
Pada  penjelasan  sebelumnya  Penulis  telah  menguraikan ketentuan  tentang  sistim  eksplorasi  dan  eksploitasi  yang
berkaitan  dengan  kontrak  yaitu;  suatu  persetujuan  tentang Rencana  Kerja  harus  dibuat  ISA  dalam  bentuk  kontrak  dan
dalam  kontrak  tersebut  dapat  ditetapkan  pengaturan- pengaturan bersama. Artinya jika ISA menyetujui permohonan
Universitas Sumatera Utara
139
Pemohon, maka persetujuan ISA tersebut dibuat dalam bentuk kontrak  bukan  dalam  bentuk  perizinan  atau  lisensi  dalam
bentuk lain. Bahwa  yang  dimaksud  dengan  “pengaturan  bersama”
dalam kontrak yang dimaksud,  harus sesuai dengan ketentuan pasal  11  Lampiran-III  UNCLOS  1982  yaitu;  kontak-kontrak
dapat  menentukan  pengaturan  bersama  antara  kontraktor dengan Otorita  melalui Perusahaan dalam  bentuk usaha-usaha
patungan atau bagi hasil, demikian juga setiap bentuk lain  dari pengaturan  bersama  akan  mendapatkan  perlindungan  yang
sama  terhadap  revisi,  penangguhan  dan  pengakhiran  seperti halnya kontrak-kontrak dengan Otorita.
Penulis  berpendapat  bahwa  selain  syarat-syarat  umum tentang  berlakunya  suatu  kontrak;  dalam  hal  pembuatan
kontrak  dimaksud  ISA  juga  harus  mengakomodir  dalam kontrak perihal kesanggupan kontraktor sebagai berikut
137
: 1
Menyediakan  bagi  Perusahaan  berdasarkan  ketentun- ketentuan dan syarat-syarat komersial yang patut dan wajar
bilamana Otorita
menghendakinya teknologi
yang digunakan dalam melakukan kegiatan-kegiatan di Kawasan
berdasarkan kontrak yang oleh kontraktor  dapat dialihkan secara  sah  menurut  hukum.  Kesanggupan  ini  hanya  dapat
137
Pasal 5 ayat 3 huruf a, b, c dan d Lampiran-III UNCLOS 1982.
Universitas Sumatera Utara
140
ditagih  apabila  Perusahaan  berkesimpulan  tidak  bisa mendapatkan  teknologi  yang  sama  atau  yang  mempunyai
efisiensi  dan  manfaat  yang  sama    di  pasaran  terbuka berdasarkan  ketentuan-ketentuan  dan  syarat-syarat  yang
patur dan wajar. 2
Memperoleh  jaminan  tertulis  dari  pemilik  teknologi apapun  yang  digunakan  dalam  melakukan  kegiatan-
kegiatan di Kawasan berdasarkan kontrak, yang umumnya tidak tersedia di pasaran bebas serta tidak termasuk dalam
sub-ayat  1,  bahwa  pemilik  bersedia  bilamana  Otorita menghendakinya,  menyediakan  teknologi  bagi  Perusahaan
berdasarkan  lisensi  atau  peraturan  lainnya  yang  tepat  dan berdasarkan ketentuan-ketentuan komersial yang patut dan
wajar, sama dengan yang disediakannya kepada kontraktor. Apabila jaminan demikian tidak diperoleh, maka teknologi
yang  bersangkutan  tidak  boleh  digunakan  oleh  kontraktor dalam  melakukan  kegiatan-kegiatannya  di  Kawasan.
Ketentuan  ini  juga  menurut  analisis  Penulis  adalah merupakan    antisipasi  tehnis  dari  ISA  untuk  menjamin
bahwa kegiatan-kegiatan di kawasan tidak akan terkendala hanya karena tehnologi.
3 Mendapatkan dari pemilik berdasarkan kontrak yang dapat
dipaksakan  atas  permintaan  Perusahaan  dan  jika  mungkin
Universitas Sumatera Utara
141
melakukannya  tanpa  mengakibatkan  ongkos  yang  besar bagi  kontraktor,  suatu  hak  yang  sah  untuk  mengalihkan
kepada  Perusahaan  teknologi  apapun  yang  digunakan kontraktor,
dalam melakukan
kegiatan-kegiatan di
Kawasan  berdasarkan  kontrak,  yang  sebenarnya  secara hukum  tidak  berhak  dialihkannya  dan  umumnya  tidak
tersedia  di  pasaran  bebas.  Dalam  hal-hal  dimana  terdapat suatu  hubungan  usaha  yang  erat  antara  kontraktor  dan
pemilik teknologi maka keeratan hubungan ini serta tingkat pengawasan  atau  pengaruh  harus  diperhitungkan  dalam
menetapkan  apakah  telah  diambil  semua  tindakan  yang dapat dilaksanakan untuk memperoleh hak tersebut. Dalam
hal  dimana  kontraktor  melaksanakan  pengawasan  yang efektif  atas  pemilik,  kegagalan  untuk  memperoleh  hak
yang  sah  dari  pemilik  harus  dipertimbangkan  relevan dengan  kualifikasi  kontraktor  dalam  setiap  permohonan
berikutnya  untuk  memperoleh  persetujuan  suatu  rencana kerja.
4 Memudahkan  atas  permintaan  Perusahaan  diperolehnya
oleh Perusahaan tiap teknologi yang termasuk sub-ayat 2, berdasarkan  lisensi  atau  pengaturan  lainnya  yang  tepat
serta  dengan  ketentuan-ketentuan  dan  syarat-syarat komersial  yang  patut  dan  wajar,  jika  Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
142
memutuskan  untuk  berunding  secara  langsung  dengan pemilik teknologi tersebut.
5 Mengambil  tindakan-tindakan  yang  sama  seperti  tersebut
di  atas  untuk  kemanfaatan  suatu  negara  berkembang  atau kelompok
negara-negara berkembang
yang telah
mengajukan  permohonan  untuk  suatu  kontrak  terhadap kegiatan-kegiatan  di  Kawasan  yang  dicadangkan  dengan
ketentuan  bahwa  tindakan  ini  harus  terbatas  pada eksploitasi bagian kawasan yang diusulkan oleh kontraktor
dengan  pengertian  bahwa  kegiatan-kegiatan  menurut kontrak  yang  dikehendaki  oleh  negara  berkembang  atau
kelompok negara-negara berkembang tidak akan mencakup alih  teknologi  kepada  negara  ketiga  atau  warga  negara
pada  Negara  ketiga.  Kewajiban  menurut  ketentuan  ini hanya  berlaku  berkenaan  dengan  kontraktor  tertentu
dimana  teknologi  tidak  diminta  oleh  Perusahaan  atau dialihkan oleh kontraktor kepada Perusahaan.
Menurut  Penulis  ketentuan-ketentuan  tersebut  di  atas bertujuan untuk mengantisipasi adanya hambatan tehnologi
yang  dapat  menghambat  pelaksanaan  kegiatan-kegiatan  di Kawasan dan ini merupakan pelaksanaan kewenangan ISA
yang  wajib  ISA  perhatikan  dengan  penuh  ketelitian.Oleh karena  itu  harus  ada  antisipasi  tehnis  dari  ISA  untuk
Universitas Sumatera Utara
143
menjamin  bahwa kegiatan-kegiatan di  Kawasan tidak akan terkendala hanya karena teknologi.
Selain  hal-hal  yang  Penulis  uraikan  di  atas;  dalam pelaksanaan  kewenangan  ISA  terkait  dengan  kontrak
dimaksud;  ISA  juga  berwenang  untuk  membuat  syarat- syarat keuangan kontrak-kontrak yang akan disepakati atau
melakukan perundingan dengan para pihak terkait. Namun walaupun
melakukan perundingan;
ISA dalam
melaksanakan  kewenangannya  harus  berpedoman  kepada tujuan-tujuan yang hendak dicapai ISA dalam menyepakati
suatu kontrak antara lain
138
: 1
Untuk  menjamin  pendapatan  yang  optimum  bagi  Otorita dari penghasilan-penghasilan produksi komersial;
2 Untuk  menarik  penanaman  modal  dan  teknologi  bagi
eksplorasi dan eksploitasi Kawasan; 3
Untuk  menjamin  perlakukan  keuangan  yang  sama  dan kewajiban  keuangan  yang  sebanding  bagi  kontraktor-
kontraktor; 4
Untuk  memberikan  insentif-insentif  atas  dasar  persamaan dan  nondiskriminasi  bagi  kontraktor-kontraktor  untuk
mengadakan  pengaturan-pengaturan  bersama  dengan Perusahaan  dan  negara-negara  berkembang  atau  warga
138
Pasal 13 Lampiran-III UNCLOS 1982.
Universitas Sumatera Utara
144
negara-warga  negara  mereka,  untuk  menggalakkan pengalihan  teknologi  kepada  mereka  dan  melatih  Otorita
dan negara-negara berkembang dan; 5
Untuk memungkikan
Perusahaan mengadakan
penambangan  dasar  alut  secara  efektif  pada  waktu  yang sama dengan satuan-satuan   yang disebut dalam  pasal 153
UNCLOS 1982. Demikian  juga  dengan  waktu-waktu  pembayaran  iuran
dari  kontraktor,  tata  cara  pembayaran  dan  persentase pembayaran  iuran  dimaksud  dapat  diatur  klausulanya  dalam
kontrak. Contohnya sesuai ketentuan pasal 13 ayat 5 huruf a Lampiran-III  UNCLOS  1982  diatur  bahwa  apabila  seorang
kontraktor memilih untuk memberikan iuran keuangan kepada Otorita  dengan  membayar  pengutan  produksi  saja,  maka
pengutan    itu  ditetapkan  berdasarkan  persentase  nilai  pasar logam-logam yang diproses dari nodul-nodul polimetalik yang
dihasilkan  dari  Kawasan  sebagaimana  diakup  dalam  kontrak. Persentase ini ditetapkan : a untuk 1 sampai 10 tahun produksi
komersial adalah sebanyak 5 lima persen  dan b untuk tahun ke-11  hingga  akhir  produksi  adalah  sebanyak  12  dua  belas
persen. Sebagaimana  lazimnya  suatu  kontrak  juga  harus
membuat  klausula  yang  berkaitan  dengan  sanksi  jika
Universitas Sumatera Utara
145
kontraktor  melakukan  pelanggaran-pelanggaran  terhadap prosedur dan ketentuan-ketentuan dari ISA  antara lain:
1 Hak-hak  seorang  kontraktor  menurut  kontrak  dapat
dibekukan atau dicabut hanya dalam hal-hal berikut ini: a
Jika,  walaupun  telah  diberi  peringatan-peringatan oleh  Otorita,  kontraktor  telah  melakukan  kegiatan-
kegiatannya  dengan  cara  sedemikian  rupa  hingga mengakibatkan  pelanggaran-pelanggaran  yang  berat
terus  menerus  dan  sengaja  terhadap  ketentuan- ketentuan  dasar  kontrak,  Bab  XI  dan  ketentuan-
ketentuan, peraturan-peraturan
dan prosedur-
prosedur Otorita; atau b
Apabila  seorang  kontraktor  gagal  memenuhi  suatu keputusan  akhir  yang  mengikat  dari  suatu  badan
penyelesaian sengketa yang berlaku baginya
139
. 2
Otorita  dapat  menjatuhkan  kepada  kontraktor  hukuman- hukuman  denda  sebanding  dengan  beratnya  pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukannya. Menurut  penelitian  Penulis,  klausula  tersebut  di  atas  perlu
dicermati dengan
sebaik-baiknya oleh
ISA jika
akan memberlakukannya.  Hal  ini  karena  berkaitan  dengan  kekuasaan-
kekuasaan  dan  fungsi-fungsi  lain  dari  ISA,  seperti  kekuasaan
139
Pasal 18 Lampiran-III UNCLOS 1982.
Universitas Sumatera Utara
146
Dewan  untuk  untuk  mengeluarkan  printah-perintah  darurat  yang dapat  mencakup  perintah  untuk  menangguhkan  atau  penyesuaian
operasi untuk mencegah kerusakan berat bagi lingkungan laut yang terjadi  karena  kegiatan-kegiatan  di  kawasan.  Dalam  hal  ini
ISAtidak  boleh  melaksanakan  suatu  keputusan  yang  menyangkut hukuman-hukuman  denda,  pembekuan  atau  pencabutan  hingga
kontraktor  diberikan  suatu  kesempatan  yang  pantas  untuk menggunakan upaya hukum yang tersedia baginya.
Selain  itu  dalam  pembuatan  maupun  dalam  pelaksanaan kontrak;  ISA  berwenang  untuk  membuat  syarat-syarat  untuk
menjamin  terlaksananya  kontrak  atau  mencari  solusi  jika ditemukan  hambatan  dalam  pelaksanaannya.  misalnya,  apabila
timbul  keadaan  atau  mungkin  timbul  keadaan  yang  menurut pendapat  setiap  pihak  akan  dapat  mengakibatkan  kontrak  itu
menjadi tidak adil atau menyebabkan tidak dilaksanakan atau tidak mungkin  mencapai  sasaran  yang  ditetapkan  dalam  kontrak,  maka
para  pihak  harus  mengadakan  perundingan-perundingan  untuk merubahnya.  Namun  untuk  merubah  suatu  kontrak,  ISA  harus
berpedoman kepada ketentuan  yaitu setiap kontrak  yang diadakan hanya  dapat  dirubah  dengan  persetujuan  para  pihak  baik  karena
ketentuan  UNCLOS  1982  maupun  ketentuan-ketentuan  hukum internasional lainnya.
Universitas Sumatera Utara
147
Selanjutnya  mengenai  pertanggungjawaban  ISA  juga berwenang  membuat  klausula  dalam  kontrak  bahwa  Kontraktor
harus  bertanggung  jawab  atau  berkewajiban  membayar  ganti  rugi atas  setiap  kerusakan  yang  timbul  dari  kesalahannya  dalam
melaksanakan  kegiatannya.  Namun  Kontraktor  juga  mempunyai hak  untuk  mengajukan  klausula  dalam  kontrak  agar  ISA  juga
bertanggungjawab dengan memperhitungkan pula bagian kesalahan atau kelalaian dari ISA
140
. Demikian pula, ISA  harus  bertanggung jawab atau membayar ganti rugi atas setiap kerusakan yang timbul
dari  kesalahannya  dalam  melaksanakan  kekuasaan  dan  fungsinya termasuk  pelanggaran  menurut  pasal  168  ayat  2,  dengan
memperhitungkan  bagian  dari  kontraktor  atas  kesalahan  dan kelalaian  tersebut.  Kewajiban  membayar  ganti  rugi  dalam  setiap
peristiwa  haruslah  sama  dengan  kerugian  yang  nyata.  Ketentuan pasal 168 ayat 2 UNCLOS 1982 menyatakan :
Sekretaris  Jenderal  dan  stafnya  tidak  boleh  mempunyai kepentingan  keuangan  dalam  kegiatan-kegiatan  apapun
yang  bertalian  dengan  eksplorasi  dan  eksploitasi  di Kawasan.  Sesuai  dengan  tanggungjawabnya  terhadap
Otorita,  mereka  tidak  boleh  membuka  rahasia  industri  atau data  pemilikan  Perusahaan  yang  sudah  dialihkan  pada
Otorita menurut Lampiran-III pasal 14 atau informasi  yang bersifat  rahasia  yang  dapat  mereka  ketahui  karena
jabatannya  pada  Otorita,  sekalipun  jabatan  mereka  telah berakhir”.
140
Pasal 22 Lampiran-III UNCLOS 1982.
Universitas Sumatera Utara
148
e. Ijin Produksi
UNCLOS  1982  maupun  lampiran-lampirannya  mengatur; bahwa  suatu  ijin  produksi  dapat  diperoleh  setelah  diajukannya
suatu  permohonan.  ISA  sendiri  mempunyai  wewenang  untuk mengeluarkan ijin atau menolak  suatu permohonan ijin. Namun
dalam  mengeluarkan  ijin  produksi  atau  menolak  suatu permohonan  produksi  dimaksud,  ISA  wajib  memperhatikan
ketentuan-ketentuan,  prosedur-prosedur  dan  kebijaksanaan- kebijaksaan  yang  merupakan  kewenangan  ISA.  Pendapat
Penulis  tersebut  di  atas,  Penulis  sampaikan  setelah  Penulis menganalisis  ketentuan  yang  mengatur  kewenangan  ISA  untuk
mengeluarkan  ijin  atau  apabila  permohonan  ijin  produksi  di tolak.
Bahwa pada pasal 151 ayat 2 huruf e menyatakan; apabila dikeluarkan,  ijin  produksi  dan  permohonan  yang  disetujui  itu
akan menjadi bagian dari Rencana Kerja yang disetujui. Artinya bahwa  jika  ijin  produksi  diberikan  sudah  ada  acuan
operasionalnya  yaitu  Rencana  Kerja    yang  sudah  diajukan sebelumnya.  Namun  jika  suatu  permohonan  ijin  produksi
ditolak,  maka  permohonan  dimaksud  setiap  waktu  dapat diajukan  kembali,  tentunya  setelah  melakukan  perbaikan-
perbaikan  yang  sesuai  dengan  ketentuan-ketentudan  dan prosedur-prosedur  yang ada. Penolakan dapat dikarenakan   hak
Universitas Sumatera Utara
149
preferensi  dan  prioritas  diantara  para  Pemohon.  Namun  ISA dapat  menarik  kembali  hak  preferensi  jika  pekerjaan  operator
ternyata  tidak  memuaskan  sebagaimana  yang  diharapkan  dan direncanakan sebelumnya.
2. Pelaksanaan  Kekuasaan-Kekuasaan  dan  FungsiInternational