Pembekuan Pelaksanaan Hak Suara.

150 dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai UNCLOS 1982 berikut lampiran-lampirannya atau sebaliknya sehingga perlu dikaji akan memberlakukan sanksi. Menurut Penulis, UNCLOS 1982 berikut dengan lampiran- lampirannya adalah suatu hukum yang mengatur bagaimana Majelis, Dewan, Sekretariat Jenderal dan Perusahaan atau satuan- satuan yang melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi seharusnya berperilaku, namun jika dalam pelaksanaannya justru yang terjadi adalah perilaku yang sebaliknya, maka hal itu merupakan syarat penjatuhan suatu sanksi. Bahwa untuk melengkapi Penulisan skripsi ini, Penulis juga menganalisis apakah ada kewenangan ISA dalam hal jika terjadi pelanggaran dalam ekplorasi dan eksploitasi di Kawasan; bagaimana bentuk dan pelaksanaan kewenangan tersebut. Untuk menjawab permasalahan tersebut perlu dikaji terlebih dahulu tentang ketentuan-ketentuan UNCLOS 1982 berikut lampiran- lampirannya perihal pembekuan pelaksanaan hak-hak suara dan hak keistimewaan keanggotaan. UNCLOS 1982 berikut lampiran- lampirannya perihal pembekuan pelaksanaan hak-hak suara dan hak keistimewaan keanggotaanmemberikan aturan sebagai berikut di bawah ini :

1. Pembekuan Pelaksanaan Hak Suara.

Universitas Sumatera Utara 151 Pada pasal 184 UNCLOS 1982 diatur ketentuan-ketentuan pembekuan pembekuan pelaksanaan hak-hak suara, bunyi lengkap ketentuan pasal tersebut adalah : Suatu negara Peserta yang menunggak pembayaran iuran keuangan kepada Otorita tidak mempunyai hak suara, apabila jumlah pembayaran yang tertunggak itu sama atau melebihi jumlah iuran yang harus dibayarkannya untuk dua tahun sebelumnya, namun demikian Majelis dapat mengijinkan anggota tersebut untuk turut serta dalam pemungutan suara apabila dapat diyakini bahwa tidak dilakukannya pembayaran itu disebabkan oleh keadaan yang berada di luar kekuasaan negara anggota. Dari ketentuan pasal tersebut tidak jelas diatur siapakah yang berwenang untuk menjatuhkan sanksi “pembekuan hak suara” dimaksud, apakah ISA atau Kamar Sengketa Dasar yang dibentuk, badan arbitrasi atau pihak yang berwenang seperti Mahkamah Internasional. Menurut analisis Penulis, siapa yang berwenang menjatuhkan sanski “pembekuan hak suara” dimaksud dapat ditinjau dari kontrak sebagai hukum yang berlaku. Oleh karena itu seyogianya ketentuan tersebut tentang “pembekuan hak suara” dapat dimuat sebagai kesepakatan bersama dalam kontrak yang menjadi hukum yang berlaku pula bagi para pihak yang menanda tangani kontrak; dan ISA diberikan kewenangan untuk melaksanakannya tanpa syarat apa pun. Universitas Sumatera Utara 152 Berdasarkan uraian tersebut di atas; ISA berwenang menjatuhkan sanksi “pembekuan hak suara” dimaksud. Cara pandang Penulis yang sedemikian rupa, Penulis kaitkan dengan ketentuan pasal 13 Lampiran-III UNCLOS 1982 yang mengisyaratkan bahwa dalam hal merundingkan syarat-syarat keuangan ISA berpedoman kepada tujuan ISA yang harus dicapai yang antara lain adalah untuk menjamin pendapatan yang optimum bagi ISA dari penghasilan-penghasilan produksi komersial. Oleh karena itu jika suatu negara Peserta yang menunggak pembayaran iuran keuangan kepada ISA yang apabila jumlah pembayaran yang tertunggak itu sama atau melebihi jumlah iuran yang harus dibayarkannya untuk dua tahun sebelumnya, maka dapat dibekukan hak suaranya. Namun sebagaimana perilaku yang diatur; perilaku sebaliknya hanya merupakan “syarat” penjatuhan sanksi. Artinya masih perlu dikaji, apakah ada kesalahan baik dalam bentuk sengaja atau lalai. Dalam hal ini kewenangan ISA melalui Majelis dapat meneliti apakah ada kesalahan dalam hal pembayaran iuran dimaksud. Jika tidak ada ditemukan kesalahan maka, Majelis dapat mengijinkan anggota tersebut untuk turut serta dalam pemungutan suara apabila karena diyakini bahwa tidak dilakukannya pembayaran itu Universitas Sumatera Utara 153 disebabkan oleh keadaan yang berada di luar kekuasaan negara anggota.

2. Pembekuan Pelaksanaan Hak Keistimewaan Keanggotaan

Dokumen yang terkait

Tindakan Eksploitasi Sumber Daya Perikanan Di Wilayah Laut Zee Oleh Kapal Asing Menurut Hukum Internasional

7 138 143

PENENGGELAMAN KAPAL ASING DALAM UPAYA PERLINDUNGAN SUMBER DAYA LAUT DI INDONESIA : PERSPEKTIF HUKUM INDONESIA DAN HUKUM INTERNASIONAL

0 2 16

PELAKSANAAN EKSPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI OLEH PT. CALTEX PACIFIC INDONESIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM LAUT INTERNASIONAL

0 2 114

Kewenangan International Seabed Authority (ISA) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan (Area) Dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

0 1 15

Kewenangan International Seabed Authority (ISA) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan (Area) Dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

0 0 1

Kewenangan International Seabed Authority (ISA) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan (Area) Dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

1 3 21

Kewenangan International Seabed Authority (ISA) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan (Area) Dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

5 13 37

Kewenangan International Seabed Authority (ISA) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Mineral di Kawasan (Area) Dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

0 0 5

Tindakan Eksploitasi Sumber Daya Perikanan Di Wilayah Laut Zee Oleh Kapal Asing Menurut Hukum Internasional

0 0 35

Tindakan Eksploitasi Sumber Daya Perikanan Di Wilayah Laut Zee Oleh Kapal Asing Menurut Hukum Internasional

0 0 13