35
- Reagen COD A - Reagen COD B
3. Bahan untuk BOD - Air suling
- Larutan Buffer Fosfat - Larutan Magnesium Sulfat, MgSO
4
- Larutan Kalsium Klorida, CaCl
2
- Larutan Besi III Klorida, FeCl
3
- Larutan H
2
SO
4
N dan NaOH 1 N 4. Bahan untuk pH
- Larutan penyangga pH 4, 7, dan 10 - Air suling
3.6.2 Prosedur Kerja
1. Ambil Air Limbah sebanyak 1.500 ml pada masing-masing titik pengambilan sampel.
2. Lakukan pengukuran sampel di laboratorium 3. Catat hasil pengukuran masing-masing titik pengambilan sampel.
3.6.3 Pengukuran TSS
a. Penimbangan Kertas Saring kosong - Letakkan kertas saring di atas corong penyaring. Sebagai
penampung gunakan Erlenmeyer. - Bilas kertas saring dengan air suling sebanyak 20 ml
Universitas Sumatera Utara
36
- Keringkan kertas saring tersebut dalam oven pada suhu 103°C sd 105°C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selama 10 menit,
kemudian ditimbang. - Ulangi langkah pada butir 3 sampai diperoeh berat konstan atau
sampai perubahan lebih kecil dari 4 terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.
b. Penimbangan Residu Tersuspensi - Siapkan kertas saring yang sudah ditimbang tadi di atas corong
penyaring. Sebagai penampung gunakan erlenmeyer. - Pipet 100 mL sampel, masukkan ke dalam gelas ukur, lakukan
pengadukan untuk mendapatkan sampel yang lebih homogen. - Saring sampel, dan lakukan pembilasan denganair suling sebanyak
19 mL dan dilakukan 3 kali pembilasan. - Keringkan kertas saring tersebut dalam oven pada suhu 103°C sd
105°C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selama 10 menit, kemudian ditimbang.
- Ulangi langkah pada ke-3 sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan lebih kecil dari 4 terhadap penimbangan
sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg. TSS mgL =
Dimana : A adalah berat kertas saring + residu kering mg
B adalah berat kertas saring kosong mg
Universitas Sumatera Utara
37
Catatan : a. Jika penyaringan sempurna membutuhkan waktu lebih dari 10
menit, perbesar diameter kertas saring atau kurangi volume sampel.
b. Jika berat kering residu kurang dari 2,5 mg, perbesar volume sampel sampai 1000 mL.
3.6.4 Pengukuran BOD
Dilakukan pengukuran Oksigen Terlarut DO terlebih dahulu a. Standarisasi Larutan Natrium Tiosulfat
- Sebanyak 10 ml larutan standar primer K
2
Cr
2
O
7
0,05 N dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer.
- Selanjutnya di dalamnya ditambahkan 5 ml 10 dan 1 ml HCl pekat.
- Dengan segera titrasi I
2
yang terbentuk dalam larutan dengan Na
2
S
2
O
3
sampai warnanya berubah menjadi kuning pucat. - Tambahkan 1 ml larutan amilum 1 hingga warnanya berubah
menjadi biru. - Lakukan terus titrasi sehingga warna biru hilang dan normalitas
larutan Na
2
S
2
O
3
dihitung. Na
2
S
2
O
3 =
x 0,05
Universitas Sumatera Utara
38
b. Pengukuran Oksigen Terlarut - Contoh air sebanyak 100 ml dimasukkan dalam labu erlenmeyer
250 ml dan ditambahkan dengan 1 ml MnSO
4
.5H
2
O dan 1 ml alkali iodine.
- Dikocok-kocoksampai homogen dan tampak lapisan atasnya bening.
- Tambahkan 3 ml H
3
PO
4
pekat. - Titrasi larutan itu dengan larutan Na
2
S
2
O
3
sampai warna kuning pucat.
- Berikutnya tambahkan 1 ml larutan amilum 1 dan warnanya akan menjadi biru.
- Seterusnya titrasi sampai warna hilang. - Kadar oksigen terlarut dalam contoh air yang diperiksa dapat
dihitung dengan rumus Kadar O
2
ppm = ml Na
2
S
2
O
3
x Na
2
S
2
O
3
x 8 x 1000 ml sample
c. Pengukuran BOD Untuk BOD, setelah pengukuran sampel disimpan selama 5 hari.
Kadar BOD = DO hari
– DO
5
hari
Universitas Sumatera Utara
39
3.6.5 Pengukuran COD a. Standarisasi larutan Natrium tiosulfat