26
b.
Kelas dua: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
tanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
c.
Kelas tiga: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d.
Kelas empat: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, tanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut Berdasarkan PP No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, Kriteria Mutu Air Kelas II yaitu:
Tabel 2.3 Kriteria Mutu Air Kelas II
Parameter Satuan
Kelas II
Keterangan BOD
MgL 3
COD MgL
25 TSS
MgL 50
Bagi pengolahan air minum secara konvensional, residu
tersuspensi 5000 mgL
pH 6-9
Suhu °C
Deviasi 3 Deviasi temperatur dari alamiahnya
Sumber: PP No.82 Tahun 2001
2.6 Gangguan Terhadap Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air waterborne disease. Selain itu, di dalam air limbah
mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya,
Universitas Sumatera Utara
27
air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vektor penyakit misalnya, nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain. Vektor penyakit tersebut
dapat membawa mikroorganisme patogen penyebab penyakit, seperti diare, kolera, filariasis, kecacingan, tifoid, dan lain-lain. Penyakit tersebut bukan saja
menjadi beban ada komunitas tetapi juga menjadi penghalang bagi tercapainya kemajuan di bidang sosial dan ekonomi. Pembuangan air limbah yang baik
merupakan hal mendasar bagi keserasian lingkungan Sumantri, 2010.
2.7 Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang langsung dibuang ke air permukaan misalnya, sungai dan danau tanpa dilakukan pengolahan dapat mengakibatkan pencemaran
permukaan air. Sebagai contoh, bahan organik yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang
terlarut Dissolved Oxygen di dalam sungai tersebut. Dengan demikian, akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan
terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya
terjadi padaair limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai Sumantri, 2010.
Panas dari limbah industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu. Adakalanya, air
limbah juga dapat merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun
sehingga tidak dapat lagi digunakan sebagai peruntukannya Sumantri, 2010.
Universitas Sumatera Utara
28
2.8 Gangguan Terhadap Keindahan