60
kedalam air. Makin tinggi kenaikan suhu air maka sedikit oksigen yang terlarut di dalamnya.
5.4 Keluhan Kesehatan
Status kesehatan masyarakat di daerah penelitian dapat dilihat dari kebiasaan hidup subyek penelitian, berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan.
Dari wawancara yang dilakukan diketahui bahwa masyarakat sekitar industry tahu memiliki pendidikan yang rendah dan pekerjaan sebagai buruh dan ibu rumah
tangga serta pengetahuan terhadap kesehatan yang rendah. Gangguan yang ditimbulkan akibat keberadaan industri tahu adalah bau limbah industry tahu yang
sangat menyengat terutama pada musim kemarau di Sungai Melati Seberang. Bau limbah cair tahu ini ditimbulkan karena adanya kandungan ammonia dalam
limbah tersebut. Menurut Suprawihadi 2001, limbah cair tahu yang memiliki kandungan ammonia apabila dibuang kelingkungan tanpa adanya pengolahan
akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan antara lain; meningkatnya kebutuhan khlorin, karena khlorin digunakan untuk menghilangkan air yang
tercemar ammonia, ammonia toksik terhadap ikan, kandungan nitrat sebagai penyubur menyebabkan tumbuh dan berkembangnya tumbuhan air yang tidak
disenangi, warna air hijau akibat tumbuhnya algae. Menurut Nadesul 2001 dalam Sihaloho 2007 bahwa kualitas air yang
jelek dan banyak cemaran seperti: minyak, limbah industri, detergen akan membuat terganggunya kesehatan kulit. Jika kulit sensitive dan air mandi
tercemar maka dengan mudah penyakit kulit pun berjangkit. Herlambang 2005 dalam Sihaloho 2007 menyatakan, kualitas air sangat tergantung pada
Universitas Sumatera Utara
61
kebersihan lingkungan tempat itu sendiri dimana air kotor merupakan tempat berkembangbiaknya bakteri penyebab gatal-gatal dan penyakit lainnya.
Menurut Sutrisni 2006, untuk menjaga kebersihan tubuh diperlukan air. Mandi 2 dua kali sehari dengan menguunakan air bersih, diharapkan orang akan
bebas dari penyakit seperti kudis, dermatitis dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh fungi jamur.
Adanya keluhan kesehatan masyarakat pada penggunaan air Sungai Melati Seberang ini menandakan bahwa air Sungai tidak memenuhi syarat sebagai
sumber air bersih bagi masyarakat. Walaupun demikian halnya karena tidak ada lagi sumber air bersih yang diharapkan dan kebiasaan masyarakat yang tidak
peduli pada kesehatan terutama penyediaan air bersih maka masyarakat masih juga memanfaatkanya sebagai sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses pengolahan tahu dimulai dari sortasi kedelai, perendaman, pencucian, penggilingan, perebusan, penyaringan, pengendapan sari
kedelai, pencetakan dan pengerasan tahu, pemotongan tahu, hingga pendistribusian. Seluruh proses pembuatan tahu menghasilkanl imbah cair
dalam jumlah yang besar yang berasal dari industri tahu di Kelurahan Ujung Padang yang tidak memiliki system pengolahan limbah cair yang
berdampak terhadap penurunan kualitas air sungai Melati Seberang. 2. Kandungan BOD, COD, TSS, pH, dan suhu sebelum dibuang ke sungai
yaitu pada titik pertama yang memenuhi baku mutu adalah parameter BOD 99,39 mgl dan COD 276 mgl, sementara parameter TSS 765 mgl,
pH 3,9, dan suhu 45°C tidak memenuhi baku mutu berdasarkan Permen LH no.05 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
danatau Kegiatan Pengolahan Kedelai. 3. Kandungan BOD, COD, TSS, pH, dan suhu setelah dibuang ke sungai
yaitu pada titik kedua yang memenuhi baku mutu adalah parameter TSS 21 mgl dan pH 6,76, sedangkan untuk parameter BOD 13,14 mgl,
COD 36,50 mgl, dan suhu 32°C tidak memenuhi baku mutu berdasarkan PP no.82 Tahun 2001 dan pada titik ketiga yang memenuhi
Universitas Sumatera Utara
62
baku mutu TSS 30mgl dan pH 6,21, Keluhan kesehatan yang paling banyak dialami masyarakat akibat keberadaan industri tahu adalah diare
46,6, kulit 43,3, tidak ada keluhan 10,0. 4. Sementara untuk parameter BOD 25,89 mgl, COD 71,91 mgl, dan
suhu 35°C tidak memenuhi baku mutu berdasarkan PP no.82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
6.2 Saran