Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan adanya pelaksanaan job safety analysis yang baik di daerah operasi, kecelakaan kerja yang
terjadi lebih rendah atau dapat dikurangi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Arizal 2007 yang menyatakan bahwa dengan melakukan analisa keselamatan kerja
dan identifikasi bahaya job safety analysis pada tempat kerja dan dianalisis secara kontinu kemudian segera diambil tindakan pengendalian yang tepat, maka kecelakaan
kerja dapat dicegah sehingga tercipta keselamatan dan kesehatan kerja yang baik di tempat kerja.
5.5 Hubungan Pelaksanaan
Stop Work Authority dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja
Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi-Square diperoleh hasil bahwa ada
hubungan pelaksanaan stop work authority dengan terjadinya kecelakaan kerja pada PT Chevron Pacific Indonesia Duri tahun 2011, dari 83 orang 85,6 pekerja
kontraktor sebanyak 81 orang 83,5 pekerja kontraktor tidak mendapat kecelakaan kerja dan sebanyak 2 orang 2,1 pekerja kontraktor mendapat kecelakaan kerja,
sedangkan sebanyak 14 orang 14,4 pekerja kontraktor yang tidak mendapatkan pelaksanaan stop work authority yang baik pernah mendapatkan kecelakaan kerja.
Program stop work authority telah dilaksanakan dengan baik di daerah operasi PT Chevron Pacific Indonesia Duri. Pekerja kontraktor yang masih mendapat
kecelakaan kerja disebabkan karena masih adanya sikap acuh tak acuh dari pekerja kontraktor terhadap keselamatan dirinya dan orang lain dan kurangnya pengawasan
dari pengawas lapangan terhadap perilaku tidak aman pekerja kontraktor saat bekerja dimana perilaku tidak aman yang tidak dihentikan dapat menyebabkan kecelakaan.
Universitas Sumatera Utara
5.6 Hubungan Pelaksanaan Alat Pelindung Diri dengan Terjadinya
Kecelakaan Kerja Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi-Square diperoleh hasil bahwa ada
hubungan pelaksanaan alat pelindung diri dengan terjadinya kecelakaan kerja pada
PT Chevron Pacific Indonesia Duri tahun 2011. Jumlah pekerja kontraktor PT Chevron Pacific Indonesia Duri yang telah menggunakan alat pelindung diri
dengan baik saat bekerja adalah 84 orang 86,6 sebanyak 81 orang 83,5 tidak mendapat kecelakaan kerja dan sebanyak 3 orang 3,1 pernah mendapat
kecelakaan kerja, sedangkan sebanyak 13 orang 13,4 pekerja kontraktor pernah mendapatkan kecelakaan akibat tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.
Berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat bahwa sebanyak 13 orang 13,4 pekerja kontraktor yang pernah mendapatkan kecelakaan tidak mendapat teguran dari
pengawas lapangan sehubungan dengan pengggunaan alat pelindung diri. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya pengawasan dari penanggung jawab lapangan
menjadi penyebab para pekerja kontraktor tidak menggunakan alat pelindung diri dengan baik saat bekerja. Pada penelitian ini pekerja kontraktor yang memperoleh
program pelaksanaan alat pelindung diri yang baik lebih rendah mendapat kecelakaan kerja dari pada pekerja kontraktor yang tidak memperoleh program pelaksanaan alat
pelindung diri yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa program pelaksanaan alat pelindung diri telah dilaksanakan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hartati 2006 yang menyatakan bahwa seorang pekerja dapat mengalami kecelakaan kerja akibat tidak menggunakan
alat pelindung diri walaupun pekerja tersebut telah mengetahui tentang peraturan penggunaan alat pelindung diri tetapi tidak melaksanakannya karena menganggap
kurang leluasa.
5.7 Hubungan Pelatihan K3 dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja