Lokasi dan Daerah Operasi

Pada tahun 1970, dimulai proyek perluasan kedua yaitu penegembangan Lapangan Bangko dan Batang. Dengan berlakunya Undang-Undang No. 44 tahun 1960, maka wilayah NPPM yang disebut Rokan I Block dan Rokan II Block seluas 9.030 km² dikembalikan kepada pemerintah Republik Indonesia dan kegiatan NPPM kemudian dilanjutkan oleh Caltex. Bulan September 1963, Caltex memperoleh ratifikasi DPR RI dalam Perjanjian Karya antara Caltex dengan perusahaan Negara Pertamina yang meliputi Rokan I dan III. Pada tahun 1968 ditambahkan empat area baru yaitu Sebanga, Minas Tenggara, Libo Tenggara, dan Libo Barat Laut sehingga luas kerja Caltex seluruhnya mejadi 9.898 km². Sejak 1983 Caltex berstatus sebagai Kontraktor Bagi Hasil KPSProduction Sharing Contract PSC yang beberapa wilayah kosesinya akan berakhir di tahun 2021. Saat ini kegiatan Caltex di Propinsi Riau meliputi kawasan sekitar 31.700 km². Pada bulan Oktober 2005, terjadi penggabungan Merger antara Chevron dengan Unocal, PT Caltex Pacific Indonesia resmi berganti nama menjadi PT Chevron Pacific Indonesia.

4.1.2 Lokasi dan Daerah Operasi

Daerah kerja PT Chevron Pacific Indonesia CPI yang pertama bernama Kanggaroo terletak di Kabupaten Bengkalis dengan luas hampir 10.000 km². Selain mengeksplorasi daerahnya sendiri, perusahaan ini juga bertindak sebagai operator bagi CalastiaticChevron dan TopcoTexaco CT. Berdasarkan Perjanjian Karya pada Bulan September 1963, ditandatangani Perjanjian CT yang pertama untuk jangka waktu 30 tahun yang meliputi empat daerah seluas 12.328 km² dan dikenal Universitas Sumatera Utara dengan Blok A, B, C, dan D. Setelah mendapat tambahan daerah seluas 4.300 km² maka pada tahun 1968 sebagian Blok A, sebagian Blok D, dan seluruh Blok C diserahkan pada pemerintah Republik Indonesia. Pengembalian daerah-daerah berikutnya dilakukan pada tahun 1973 dan 1978 sehingga tersisa 8.314 km². Pada bulan Agustus 1971, CT menandatangani Perjanjian Coastal Plains Pekanbaru Block seluas 21.975 km², kemudian bulan Januari 1975, CT menandatangani Perjanjian Mountain Front Kuantan Block seluas 6.865 km². Setelah dilakukan pengembalian beberapa bagian daerah kerja secara bertahap, sekarang Coastal Plain Pekanbaru tinggal 9.996 km². Antara tahun 1979 hingga 1991, CT menandatangani lima perjanjian lagi, yaitu : 1. Tahun 1979, Perjanjian Patungan Joint Venture dengan Pertamina Jambi Selatan Blok B seluas 5.826 km² telah dikembalikan seluruhnya tahun 1988. 2. Tahun 1981, KPS Singkarak Blok seluas 7.163 km² di Sumatera Barat telah dikembalikan seluruhnya pada Juni 1984. 3. Tahun 1981, KPS Langsa Blok seluas 7.080 km² di Selat Malaka Lepas Pantai Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh dikembalikan seluruhnya pada Mei 1986. 4. Tahun 1991, KPS Nias Blok seluas 16.116 km². 5. Tanggal 28 November 1993, Perpanjangan Kontrak Karya ke dalam bentuk KPS untuk Siak Blok seluas 8.314 km² yang berlaku selama 20 tahun. Berdasarkan luas operasi dan kondisi geografis yang ada serta pertimbangan efisiensi dalam pengoperasian, maka CPI membagi lokasi daerah operasi menjadi 5 distrik, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Distrik Jakarta sebagai Pusat Administrasi keseluruhan. 2. Distrik Rumbai sebagai Pusat Kerja Administrasi Wilayah Operasi CPI. 3. Distrik Minas sebagai daerah operasi produksi minyak sekitar 30 km dari Distrik Rumbai. 4. Distrik Duri sebagai daerah operasi produksi minyak sekitar 112 km dari distrik Rumbai 5. Distrik Dumai sebagai tempat pelabuhan untuk pengapalan minyak mentah sekitar 184 km dari Distrik Rumbai.

4.1.3 Bahan Baku dan Produk

Dokumen yang terkait

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) DENGAN Kejadian Kecelakaan Kerja Di Treat And Ship Operations – Facility Operations PT Chevron Pacific Indonesia Duri

54 255 134

Sistem Pengolahan Limbah Lumpur Pengeboran Minyak Bumi Di PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2011

60 290 107

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA Hubungan Antara Perilaku Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten.

1 5 13

HUBUNGAN KETAATAN PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN TERJADINYA DERMATITIS Hubungan Ketaatan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Terjadinya Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Pada Pekerja Perah Ampas

0 1 15

HUBUNGAN KETAATAN PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN TERJADINYA Hubungan Ketaatan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Terjadinya Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Pada Pekerja Perah Ampas Onggok Pohon Ar

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN STRES KERJA.

0 0 47

PROGRAM COMMUNITY ENGAGEMENT PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DI DURI-RIAU.

0 0 1

Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri

0 5 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja 2.1.1. Pengertian Kecelakaan Kerja - Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) DENGAN Kejadian Kecelakaan Kerja Di Treat And Ship Operations – Facility Operations PT Chevron Pacific Ind

0 0 25

ANALISIS HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

0 0 124