mendapat luka pada mata dan 1 orang 6,2 mendapat luka pada pinggang. Pekerja kontraktor yang mendapat luka pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, dan kaki
disebabkan karena kurang berhati-hati dan lalai saat bekerja. Hal ini menyebabkan pekerja kontraktor tidak lagi memperhatikan bahaya yang ada disekitar mereka
sehingga mudah untuk terjatuh, terjepit maupun tertimpa benda jatuh saat bekerja. Pekerja kontraktor yang mendapat luka pada mata disebabkan karena terkena
gramserbuk gerinda saat melakukan proses menggerinda. Penggunaan alat pelindung diri yang kurang baik khususnya kaca mata menjadi penyebab terjadinya kejadian ini.
Oleh karena itu diperlukan pengawasan yang lebih baik dari pengawas lapangan terhadap penggunaan alat pelindung diri yang lengkap oleh pekerja kontraktor saat
bekerja. Sedangkan untuk pekerja kontraktor yang mendapat luka pada pinggang disebabkan oleh sikap ergonomi yaitu posisi yang salah pada saat melakukan
pengangkatan sementara beban yang diangkat tidak berat. Kurangnya pembinaan tentang ergonomi saat bekerja menjadi salah satu penyebab terjadinya kejadian ini.
Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan dan menekankan tentang pentingnya ergonomi saat bekerja khususnya kepada pekerja kontraktor di bagian fabrication.
5.3 Hubungan Pelaksanaan
Standard Operating Procedure dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja
Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi-Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan pelaksanaan standard operating procedure dengan terjadinya kecelakaan
kerja pada PT Chevron Pacific Indonesia Duri tahun 2011, dari 87 orang 89,7 pekerja kontraktor yang telah melaksanakan SOP dengan baik sebanyak 81 orang
tidak mendapatkan kecelakaan kerja dan 6 orang 6,2 mendapatkan kecelakaan
Universitas Sumatera Utara
kerja, sedangkan 10 orang 10,3 yang tidak melaksanakan SOP dengan baik sebanyak 10 orang juga yang mendapatkan kecelakaan kerja. Berdasarkan hasil
observasi dilapangan, kurangnya komunikasi antara pengawas lapangan dan pekerja kontraktor mengenai prosedur kerja menjadi salah satu penyebab terjadinya
kecelakaan kerja. Pekerja kontraktor yang kurang memahami prosedur kerja dari pekerjaan yang harus mereka lakukan akan melakukan pekerjaan tersebut sesuai
dengan keadaan di lapangan dengan kurang memperhatikan standard operating
procedure sementara standard operating procedure tersebut telah disusun dengan
rapi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kecelakaan
kerja dapat disebabkan oleh pekerjaan yang tidak diikuti oleh suatu prosedur yang jelas sehingga pekerjaan tersebut dilakukan seseorang berdasarkan pengalamannya
saja. Jika saja suatu peraturan atau prosedur kerja tersebut dibicarakan terlebih dahulu sebelum pekerjaan itu dilakukan maka setiap kecelakaan dapat dihindari atau paling
tidak dapat dikurangi. PT Chevron Pacific Indonesia Duri telah memiliki standard operating
procedure SOP yang baik untuk setiap pekerjaannya, namun pelaksanaan SOP
tersebut belum dilakukan dengan baik oleh pekerja kontraktor. Hal ini disebabkan karena kurangnya komunikasi antara pengawas lapangan dan pekerja kontraktor
mengenai prosedur kerja tersebut. Untuk itu diperlukan komitmen yang tegas dalam penerapan SOP dari semua elemen perusahaan dan kontraktor.
Universitas Sumatera Utara
5.4 Hubungan Pelaksanaan