Defenisi Kecelakaan Kerja Klasifikasi Kecelakaan Kerja

Menurut Mangkunegara 2001, tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: 1. Setiap tenaga kerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis. 2. Perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya mungkin. 3. Memelihara keamanan semua hasil produksi. 4. Menjamin pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi tenaga kerja. 5. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. 6. Untuk menghindari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. 7. Untuk melindungi tenaga kerja dan memberi rasa aman pada saat bekerja.

2.9 Kecelakaan Kerja

2.9.1 Defenisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda Suma’mur, 2009. Dengan demikian menurut definisi tersebut ada 3 hal pokok yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak diinginkan. 2. Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan harta benda. 3. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas tubuh. Universitas Sumatera Utara Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak disengaja dan tidak terkendali yang menyebabkan cedera dan kerugian. Kecelakaan kerja juga dapat diartikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan dimana kecelakaan kerja terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau keadaan pada saat melaksanakan pekerjaaan Reese, 2009. Kecelakaan kerja merupakan hasil langsung dari tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman, yang keduanya dapat dikontrol oleh manajemen. Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman disebut sebagai penyebab langsung immediate primary causes kecelakaan karena keduanya adalah penyebab yang jelas nyata dan secara langsung terlibat pada saat kecelakaan terjadi Reese, 2009.

2.9.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja

Klasifikasi kecelakaan kerja menurut Organisasi Perburuhan Internasional ILO,1962 dalam Suma’mur 1989 adalah sebagi berikut : 1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan a. Terjatuh b. Tertimpa benda jatuh. c. Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh. d. Terjepit oleh benda. e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan. f. Pengaruh suhu tinggi. g. Terkena arus listrik. h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi. i. Jenis-jenis termasuk kecelakaan yang belum masuk klasifikasi tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. Klasifikasi menurut penyebab. a. Mesin 1. Pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik. 2. Mesin penyalur. 3. Mesin-mesin untuk mengerjakan logam. 4. Mesin-mesin pengolah kayu. 5. Mesin-mesin pertanian. 6. Mesin-mesin pertambangan. 7. Mesin-mesin yang tidak termasuk kalsifikasi tersebut. b. Alat angkat dan angkut 1. Mesin angkat dan peralatannya. 2. Alat angkutan di atas rel. 3. Alat angkutan yang beroda kecuali kereta api. 4. Alat angkutan udara. 5. Alat angkutan air. 6. Alat-alat angkutan lain c. Peralatan lain 1. Bejana bertekanan. 2. Dapur pembakar dan pemanas. 3. Instalasi pendingin 4. Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat-alat listrik tangan. 5. Alat-alat listrik tangan. Universitas Sumatera Utara 6. Alat-alat kerja dan perlengkapannya kecuali alat-alat listrik. 7. Tangga 8. Perancah 9. Peralatan lain yang belum termasuk kalsifikasi tersebut. d. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi 1. Bahan peledak 2. Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak. 3. Benda-benda melayang. 4. Radiasi 5. Bahan-bahan dan zat-zat lain yang belum termasuk golongan tersebut. e. Lingkungan kerja 1. Di luar bangunan. 2. Di dalam bangunan. 3. Di bawah tanah. f. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan-golongan tersebut. 1. Hewan. 2. Penyebab lain. g. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak memadai. 3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan a. Patah tulang b. Dislokasikeseleo c. Regang ototurat Universitas Sumatera Utara d. Memar dan luka dalam yang lain e. Amputasi f. Luka-luka lain g. Luka di permukaan h. Gegar dan remuk i. Luka bakar j. Keracunan-keracunan mendadak akut k. Akibat cuaca dan lain-lain l. Mati lemas m. Pengaruh arus listrik n. Pengaruh radiasi o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya p. Lain-lain 4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh a. Kepala b. Leher c. Badan d. Anggota atas e. Anggota bawah f. Banyak tempat g. Kelainan umum h. Letak lain yang tidak dimasukkan dalam klasifikasi tersebut. Universitas Sumatera Utara Klasifikasi menurut jenis menunjukkan peristiwa yang langsung mengakibatkan kecelakaan dan menyatakan bagaimana suatu benda atau zat sebagai penyebab kecelakaan menyebabkan terjadinya kecelakaan, sehingga sering dipandang sebagai kunci bagi penyelidikan sebab lebih lanjut Silalahi, 1991. Klasifikasi kecelakaan berguna untuk menemukan sebab-sebab kecelakaan. Upaya untuk mencari sebab kecelakaan dapat dilakukan dengan analisa kecelakaan. Analisa kecelakaan tidak mudah, oleh karena penentuan sebab-sebab kecelakaan secara tepat adalah pekerjaan sulit. Kalsifikasi kecelakaan yang bersifat jamak adalah pencerminan kenyataan bahwa kecelakaan akibat kerja jarang sekali disebabkan oeh suatu, melainkan berbagai faktor Silalahi, 1991.

2.9.3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Dokumen yang terkait

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) DENGAN Kejadian Kecelakaan Kerja Di Treat And Ship Operations – Facility Operations PT Chevron Pacific Indonesia Duri

54 255 134

Sistem Pengolahan Limbah Lumpur Pengeboran Minyak Bumi Di PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2011

60 290 107

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA Hubungan Antara Perilaku Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten.

1 5 13

HUBUNGAN KETAATAN PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN TERJADINYA DERMATITIS Hubungan Ketaatan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Terjadinya Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Pada Pekerja Perah Ampas

0 1 15

HUBUNGAN KETAATAN PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN TERJADINYA Hubungan Ketaatan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Terjadinya Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Pada Pekerja Perah Ampas Onggok Pohon Ar

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN STRES KERJA.

0 0 47

PROGRAM COMMUNITY ENGAGEMENT PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DI DURI-RIAU.

0 0 1

Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri

0 5 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja 2.1.1. Pengertian Kecelakaan Kerja - Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) DENGAN Kejadian Kecelakaan Kerja Di Treat And Ship Operations – Facility Operations PT Chevron Pacific Ind

0 0 25

ANALISIS HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

0 0 124