Latar Belakang Hubungan Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada PT Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka melaksanakan pembangunan masyarakat dan menyumbang pemasukan bagi negara peranan Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi diharapkan masih tetap memberikan sumbangan yang cukup berarti. Pertambangan minyak dan gas bumi banyak mengandung resiko-resiko kecelakaan. Secara umum, kecela kaan selalu diartikan sebagai “kejadian yang tidak dapat diduga”. Sebenarnya setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau diduga dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Statistik mengungkapkan bahwa 80 kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat unsafe act, dan hanya 20 oleh kondisi yang tidak selamat unsafe condition Silalahi, 1991. Pada umumnya kecelakaan terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pelatihan, kurangnya pengawasan, kompleksitas dan keanekaragaman ukuran organisasi, yang semuanya itu dapat mempengaruhi kinerja keselamatan dalam suatu perusahaanindustri. Kecelakaan di tempat kerja merupakan penyebab utama penderitaan perorangan dan penurunan produktivitas Sastrohadiwiryo, 2002. Menurut International Labour Organization ILO, setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya Depnakertrans, 2010. Universitas Sumatera Utara Setiap jamnya, sedikitnya terjadi satu kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan bahwa pada tahun 2010 sedikitnya terjadi 65.000 kasus kecelakaan kerja dimana jumlah ini telah mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2009 sebanyak 96.314 kasus kecelakaan kerja. Walaupun demikian, kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih relatif tinggi bila dibandingkan dengan negara lain. Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan ILO mengenai standar kecelakaan kerja, Indonesia menempati urutan ke- 152 dari 153 negara yang diteliti Depnakertrans, 2010. Dalam era keterbukaan sekarang ini masalah perlindungan tenaga kerja akan menghadapi tantangan yang semakin berat berupa derasnya arus tuntutan tentang penerapan hak dasar pekerja di tempat kerja. Pekerja sebagai sumber daya dalam lingkungan kerja perusahaanindustri harus dikelola dengan baik, sehingga dapat memacu produktivitas yang tinggi. Keinginan untuk mencapai produktivitas yang tinggi harus memperhatikan segi keselamatan kerja, seperti memastikan bahwa pekerja dalam kondisi kerja aman. Untuk itu pemerintah telah mengantisipasi hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization ILO. Delapan dari konvensi tersebut mengatur tentang perlindungan terhadap pekerja yang dilakukan dengan mengarahkan pada pemenuhan hak-hak dasar meliputi perlindungan upah, jaminan sosial tenaga kerja, waktu kerja dan waktu istirahat, perlindungan tenaga kerja wanita, anak dan orang muda, dan terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Universitas Sumatera Utara Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah salah satu hak dasar bagi pekerja yang merupakan komponen dari hak asasi manusia. Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan melindungi pekerja atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan demi kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja, dan memelihara serta menggunakan sumber-sumber produksi secara aman dan efisien. Kebijakan perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk mewujudkan ketenangan bekerja dan berusaha, sehingga tercipta hubungan industrial yang serasi antara pekerja dan pengusaha, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya Silalahi, 1991. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi atau menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Perwujudan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan juga untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas sebagaimana ditulis dalam UU No. 11970 tentang keselamatan kerja. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan keselamatan kerja adalah melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup, meningkatkan produksi serta produktivitas perusahaan, memelihara dan menggunakan sumber produksi secara aman dan efisien, serta menjamin keselamatan setiap tenaga kerja lain yang ada di tempat kerja Suardi, 2005. Universitas Sumatera Utara Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga, tidak dikehendaki dan dapat menyebabkan kerugian baik jiwa maupun harta benda. Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja, pengusaha, pemerintah dan masyarakat sekitarnya. Pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan lingkungan. Faktor manusia yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti sengaja melanggar peraturan keselamatan kerja yang di wajibkan, kurang terampilnya pekerja itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak aman dari lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin-mesin, tetapi frekuensi terjadinya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi karena faktor manusia, karena manusia yang paling banyak berperan dalam menggunakan peralatan kerja yang semakin canggih dan modern di perusahaan Suma’mur, 1996. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kualitas tenaga kerja dan pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan para pekerjanya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh pekerja dan pimpinan perusahaan. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh pekerja agar pekerja merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Perusahaan perlu melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan produktivitas kerja karyawan Sastrohadiwiryo, 2002. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat meningkatkan pengetahuan karyawan tentang keselamatan kerja yang tinggi dan pengalaman kerja bahaya-bahaya kecelakaan mendapat perhatian dari tenaga kerja yang bersangkutan. Pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat perlu dan penting, karena membantu terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik, sehingga mereka menyadari arti penting dari pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi dirinya maupun perusahaan Mangkunegara, 2001. Saat ini perkembangan perusahaaan minyak bumi dan gas migas sangat besar di Indonesia. Potensi sumber daya minyak bumi dan gas tersebut merupakan faktor dominan dalam strategi pembangunan bangsa dan negara Indonesia terutama dalam menghadapi era globalisasi dan perdangangan bebas. Kegiatan perusahaan migas mulai dari produksi, pengolahan, maupun transportasi mempunyai potensi bahaya yang sangat besar yaitu terjadinya kecelakaan kerja dan kebakaran. Untuk mengurangi potensi bahaya tersebut, perusahaan migas dapat mengembangkan sistem manajemen keselamatan proses Ramli, 2010. PT. Chevron Pacific Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam menghasilkan minyak bumi dan gas yang berada di Duri, Kabupaten Bengkalis. Perusahaan ini termasuk ke dalam perusahaan besar dengan tingkat resiko tinggi. Ini terlihat dari proses produksi yang menggunakan mesin-mesin berteknologi sehingga menimbulkan potensi bahaya yang cukup banyak. Selain itu dalam proses produksi dan pengolahan minyak bumi maupun gas, karyawan ditempatkan di beberapa daerah operasi lapangan. Daerah-daerah operasi tersebut merupakan daerah terpencil dan beresiko untuk terjadinya kecelakaan kerja. Universitas Sumatera Utara Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, PT Chevron Pacific Indonesia membuat Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Program keselamatan dan kesehatan kerja yang dimiliki PT Chevron Pacific Indonesia Duri telah mencakup program untuk manusia pekerja, peralatan dan lingkungan kerja. Berdasarkan hasil survei pendahuluan diperoleh data mengenai program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia Duri dan data kecelakaan kerja tahun 2009 dan 2010. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia Duri antara lain adalah standard operating procedure, job safety analysis, stop work authority,dan alat pelindung diri personal protective equipment yang terkandung dalam FSWP Fundamental Safe Work Practice, pelatihan K3 dan behavior based safety. Sedangkan dari data kecelakaan kerja dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah kecelakaan kerja dari tahun 2009 sebanyak 39 kasus kecelakaan ke tahun 2010 sebanyak 29 kasus kecelakaan. Diharapkan dengan adanya pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini, pekerja akan merasa aman, terlindungi dan terjamin keselamatannya, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan mencapai efisiensi baik dari segi biaya, waktu dan tenaga serta dapat meningkatkan produktivitas kerja. Mengingat sangat pentingnya pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap terjadinya kecelakaan kerja, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai hubungan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan terjadinya kecelakaan kerja pada PT Chevron Pacific Indonesia Duri tahun 2011. Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) DENGAN Kejadian Kecelakaan Kerja Di Treat And Ship Operations – Facility Operations PT Chevron Pacific Indonesia Duri

54 255 134

Sistem Pengolahan Limbah Lumpur Pengeboran Minyak Bumi Di PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2011

60 290 107

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA Hubungan Antara Perilaku Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten.

1 5 13

HUBUNGAN KETAATAN PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN TERJADINYA DERMATITIS Hubungan Ketaatan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Terjadinya Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Pada Pekerja Perah Ampas

0 1 15

HUBUNGAN KETAATAN PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN TERJADINYA Hubungan Ketaatan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Terjadinya Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Pada Pekerja Perah Ampas Onggok Pohon Ar

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN STRES KERJA.

0 0 47

PROGRAM COMMUNITY ENGAGEMENT PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DI DURI-RIAU.

0 0 1

Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri

0 5 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja 2.1.1. Pengertian Kecelakaan Kerja - Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) DENGAN Kejadian Kecelakaan Kerja Di Treat And Ship Operations – Facility Operations PT Chevron Pacific Ind

0 0 25

ANALISIS HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

0 0 124