Aspek Pengukuran Hubungan Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada PT Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2011.

kondisi tidak menjamin operasi yang aman untuk segera menghentikan pekerjaan tanpa pertanyaan. 5. Alat Pelindung Diri APD adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh personil pekerja apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya. 6. Pelatihan K3 adalah program yang direncanakan dan dilaksanakan perusahaan untuk pengembangan kemampuan kerja karyawannya dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan motivasi bekerja agar berpikir, bertindak dan bekerja secara aman dan sehat serta membangkitkan kesadaran tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja. 7. Behavior Based Safety adalah sebuah pendekatan untuk keselamatan kerja yang berfokus pada perilaku pekerja sebagai penyebab cedera yang berhubungan dengan pekerjaan dan penyakit. 8. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan dimana terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau keadaan pada saat melaksanakan pekerjaaan.

3.6 Aspek Pengukuran

Universitas Sumatera Utara Pengukuran variabel standard operating procedure didasarkan dari 4 pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0, kemudian variabel standard operating procedure dikategorikan menjadi : 1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥ 75 jumlah skor 3-4 2. Tidak b aik, jika responden memperoleh skor ≤ 75 jumlah skor 1-2 Pengukuran variabel job safety analysis didasarkan dari 5 pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0, kemudian variabel job safety analysis dikategorikan menjadi : 1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥ 75 jumlah skor 4-5 2. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ 75 jumlah skor 1-3 Pengukuran variabel stop work authority didasarkan dari 4 pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0, kemudian variabel stop work authority dikategorikan menjadi : 1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥ 75 jumlah skor 3-4 2. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ 75 jumlah skor 1-2 Pengukuran variabel alat pelindung diri APD didasarkan dari 6 pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0, kemudian variabel alat pelindung diri APD dikategorikan menjadi : 1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥ 75 jumlah skor 5-6 2. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ 75 jumlah skor 1-3 Universitas Sumatera Utara Pengukuran variabel pelatihan K3 didasarkan dari 3 pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaba n “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0, kemudian variabel pelatihan K3 dikategorikan menjadi : 3. Baik, jika responden memperoleh skor ≥ 75 jumlah skor 3 4. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ 75 jumlah skor 1-2 Pengukuran variabel behavior based safety didasarkan dari 4 pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0, kemudian variabel behavior based safety dikategorikan menjadi : 1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥ 75 jumlah skor 3-4 2. Tidak baik, jika responden memperoleh skor ≤ 75 jumlah skor 1-2

3.7 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) DENGAN Kejadian Kecelakaan Kerja Di Treat And Ship Operations – Facility Operations PT Chevron Pacific Indonesia Duri

54 255 134

Sistem Pengolahan Limbah Lumpur Pengeboran Minyak Bumi Di PT. Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2011

60 290 107

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA Hubungan Antara Perilaku Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Di PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper, Klaten.

1 5 13

HUBUNGAN KETAATAN PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN TERJADINYA DERMATITIS Hubungan Ketaatan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Terjadinya Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Pada Pekerja Perah Ampas

0 1 15

HUBUNGAN KETAATAN PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN TERJADINYA Hubungan Ketaatan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Terjadinya Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Pada Pekerja Perah Ampas Onggok Pohon Ar

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN STRES KERJA.

0 0 47

PROGRAM COMMUNITY ENGAGEMENT PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DI DURI-RIAU.

0 0 1

Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Bormindo Nusantara Duri

0 5 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja 2.1.1. Pengertian Kecelakaan Kerja - Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) DENGAN Kejadian Kecelakaan Kerja Di Treat And Ship Operations – Facility Operations PT Chevron Pacific Ind

0 0 25

ANALISIS HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

0 0 124