penghasilan yang rendah sering mengalami kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, sehingga penyakit TB paru menjadi ancaman bagi mereka
Tjiptoherijanto, 2008. Menurut perhitungan, rata-rata penderita TB paru kehilangan 3 sampai 4
bulan waktu kerja dalam setahun. Mereka juga kehilangan penghasilan setahun secara total mencapai 30 dari pendapatan rumah tangga Achmadi, 2008.
2.5. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat Notoatmodjo, 2011.
Sebagian besar penderita TB paru berasal dari kelompok usia produktif dengan tingkat pendidikan relatif rendah. Dengan rendahnya tingkat pendidikan,
pengetahuan tentang penyakit TB paru yang kurang, kesadaran untuk menjalani pengobatan secara teratur dan lengkap juga relatif rendah. Pengaruh lain dari tingkat
pendidikan yang rendah tercermin dalam hal menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu perilaku dalam membuang dahak dan meludah di sembarang tempat
Suarni, 2009. Pendidikan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penularan penyakit
TB paru. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pegetahuan seseorang di antaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
tentang penyakit TB paru. Sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat Suarni, 2009.
2.6. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan Notoatmodjo, 2003. Menurut Notoatmodjo 2011, ada 4 pokok unsur perilaku kesehatan yaitu:
1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berespons, baik secara pasif mengetahui, bersikap, mempersepsi penyakit dan
rasa sakit yang ada dalam dan luar dirinya, maupun aktif tindakan yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit
dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit yaitu:
a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan health promotion behaviour. Misalnya makan makanan yang bergizi, olahraga dan
sebagainya. b. Perilaku pencegahan penyakit health prevention behaviour, adalah respon
untuk melakukan pencegahan penyakit. Misalnya perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan health seeking behaviour, yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
Misalnya berusaha mengobati sendiri penyakitnya, atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitan kesehatan modern Puskesmas, mantri, dokter praktik dan
sebagainya maupun ke fasilitas kesehatan tradisional. d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan health rehabilitation
behaviour, yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit.
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, yaitu respons seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan, baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun
tradisional. 3. Perilaku terhadap makanan nutrition behaviour, yaitu respons seseorang
terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. 4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan enviromental health behaviour adalah
respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Menurut Maulana 2009, perilaku terhadap lingkungan kesehatan juga
merupakan suatu upaya seseorang merespons lingkungan sebagai determinan agar tidak mempengaruhi kesehatannya.
2.7. Perilaku dalam Upaya Pengendalian Penyakit TB Paru