Representasi Kurva Trapesium Fungsi Keanggotaan

2.4.4 Representasi Kurva Bentuk Bahu

Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang dipresentasikan dalam kurva segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun misalkan: dingin bergerak ke sejuk bergerak ke hangat bergerak ke panas. Tetapi terkadang salah satu sisi tidak mengalami perubahan. Contoh, apabila telah mencapai keadaan panas, kenaikan suhu akan tetap berada pada keadaan panas. Himpunan fuzzy “bahu” bukan segitiga digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. μx dingin sejuk hangat panas 1 0.75 0.5 0.25 Suhu o C 15 20 25 30 35 40 Gambar 2.7 Daerah „bahu‟ pada variabel suhu

2.5 Operator Pada Operasi Himpunan

Fuzzy Nilai keanggotaan sebagai hasil dari operasi 2 himpunan dikenal dengan nama fire strength atau α-prediket. Ada beberapa operasi yang didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy, yaitu Sri Kusumadewi dan Hari Purnomo, 2004: 23

2.5.1 Operator and

Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. α-prediket sebagai hasil operasi dengan operator and diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil antarelemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan. � = � , � Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Operator or

Operator ini berhubungan dengan operasi union pada hi mpunan. α-prediket sebagai hasil operasi dengan operator or diperoleh dengan mengambil nilai keanggotaan terbesar antarelemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan. � = � , �

2.5.3 Operator not

Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan. α- prediket sebagai hasil operasi dengan operator not diperoleh dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1. � = 1 − �

2.6 Logika Fuzzy

2.6.1 Dasar Logika Fuzzy

Logika adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis aturan-aturan penalaran yang absah valid Frans Susilo, 2006. Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam ruang output Sri Kusumadewi, 2002:2. Pada penalaran ilmiah dan dalam kehidupan sehari-hari, setiap pernyataan proposisi mempunyai dua kemungkinan nilai, yaitu benar atau salah dan tidak kedua-duanya, logika ini disebut logika dwinilai. Asumsi dasar dalam logika tradisional ini sejak dulu telah dipermasalahkan. Filsuf Yunani kuno Aristoteles, mempermasalahkan nilai kebenaran pernyataan yang menyangkut masa depan, misalkan “Minggu depan pak Alven akan datang.” Pernyataan ini tidak mempunyai nilai benar ataupun salah, karna belum terjadi. Universitas Sumatera Utara