Pengaruh Saluran Pembuangan Air Limbah terhadap Kejadian DBD di DAS

masyarakat, dengan kegiatan pengawasan kebersihan lingkungan, penyuluhan, kegiatan gotong royong secara berkala dengan mengelola sampah padat dengan metode dikubur, dibakar, atau dilakukan daur ulang bagi sampah yang dapat didaur ulang guna menghindari perkembangbiakan nyamuk Ae.aegypti. Jika dikaitkan dengan daerah aliran sungai bahwa dengan sampah yang berserakan dapat menurunkan kualitas air sungai, hal ini dapat peneliti nyatakan bahwa masih terdapat timbunan sampah yang berada disepanjang aliaran sungai. Menurut Budiharso 2008 menurunnya kualitas air sungai disebabkan oleh karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam memahami arti pentingnya sungai sebagai sumber kehidupan, belum adanya peraturan yang tegas terhadap pelaku yang membuang sampah di DAS dan kurangnya keberadaan TPS bagi masyarakat yang berada di DAS.

5.1.2. Pengaruh Saluran Pembuangan Air Limbah terhadap Kejadian DBD di DAS

Pada hasil analisis univariat saluran pembuangan air limbah pada 3 kecamatan di kota Medan yang terletak di DAS, berdasarkan penelitian ini bahwa dari 100 responden yang rumahnya diobservasi yang paling dominan ternyata keadaan saluran pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat sebanyak 83 KK 83, selebihnya memenuhi syarat. Hasil uji statistik pada bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara saluran pembuangan air limbah dengan kejadian DBD, dengan OR 0,046 artinya hubungan tersebut berpeluang 0,05 kali untuk terjadinya DBD dengan spal yang tidak memenuhi syarat dibandingkan dengan yang memenuhi syarat. Dari 83 Universitas Sumatera Utara responden yang keadaan spalnya tidak memenuhi syarat, yang mengalami kejadian DBD sebanyak 17 orang 20,5 di 3 kecamatan tersebut. tersebut yaitu : kecamatan Medan Johor, Medan Maimun dan Medan Barat. Demikian pula dengan hasil uji statistik pada multivariat ternyata saluran pembuangan air limbah berpengaruh terhadap kejadian DBD di DAS. Pengaruh spal yang tidak memenuhi syarat tersebut untuk terjadinya kejadian DBD sebesar 0,03 kali lebih tinggi dibanding yang memenuhi syarat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum ke tiga kecamatan tersebut keadaan saluran pembuangan limbah di lingkungan perumahan, masyarakat membuang limbahnya ke badan air. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi bahwa dari 17 responden yang saluran pembuangan air limbahnya spal tertutup dengan memakai pipa paralon, tetapi muara limbahnya tetap dialirkan ke badan sungai, sedangkan sebagian besar KK 83 atau 83 KK saluranlimbah tidak tertutup dan dibiarkan terbuka begitu saja. Sementara dari 83 KK yang saluran limbahnya tidak bertutup ada 67 KK 67yang saluran limbahnya tidak tergenang, dan 33 KK 33 tergenang.Dari 33 KK yang saluran limbahnya tergenang hanya 8 KK 32 yang tidak mencemari permukaan tanah, hal ini disebabkan karena saluran limbah milik responden tersebut dalam keadaan baik sehingga air limbah tidak berserakan ke permukaan tanah. Kemudian dari 33 KK tersebut yang limbahnya tidak menimbulkan bau ada 11 KK 33,3, hal ini berdasarkan hasil observasi peneliti karena air limbahyang Universitas Sumatera Utara berasal dari 11 KK tersebut jernih, menyatu dengan pipa air hujan, sehingga pada waktu hujan air limbah bercampur dengan air hujan, sedangkan yang terdapat jentik hanya 9 KK 27,2. Hal tersebut dapat penulis paparkan disini karena saluran air limbahnya disamping tergenang, kemudian air limbahnya relatif bersih dan tidak berbau, karena bercampur dengan air hujan, sehingga menjadi media yang sesuai dalam perkembangan jentik nyamuk Ae.aegypti. Sesuai dengan data di atas ada 17 orang yang terkena DBD jika ditinjau dari aspek saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat keadaan saluran pembuangan limbah hal tersebut mempunyai relevansi, karena sebagian besar saluran pembuangan air limbah spalnya tidak bertutup.Umumnya masyarakat menutup saluran limbahnya melalui pipa paralon yang dialirkan ke sungai.Sebagian besar saluran limbahnya tidak tergenang.walaupunhanya sebagian kecil yang terdapat terdapat jentik nyamukAe.aegypti, namun dapat menjadi media perkembangbiakan vektor nyamuk jika saluran limbah tidak dibersihkan dan dialirkan sebagaimana mestinya. Seperti diketahui jentik nyamuk Ae.aegyptimenyukai air yang jernih, tergenang dan tidak langsung beralaskan tanah. Hasil observasi memang banyak lingkungan rumah responden yang air limbahnya tergenang.Hal tersebut dikarenakan kemiringan saluran limbah tidak sesuai, disamping itu pula saluran limbah banyak terdapat sampah. MenurutNotoatmodjo 2005 air buangan yang tidak saniter dapat menjadi media perkembangbiakan mikroorganisme patogen, larva nyamuk atau serangga yang Universitas Sumatera Utara dapat menjadi media transmisi penyakit seperti kolera, thypus, disentri, malaria dan demam berdarah. Hal ini diperkuat oleh keadaaan sosial yang relatif rendah seperti yang telah dijelaskan pada bahasan tentang sampah sebelumnya. Sejalan dengan penelitian ini dapat dianalisis bahwa jika keadaan saluran air limbah yang tidak saniter dapat menggangu kesehatan dan kelestarian lingkungan. Walaupun limbah yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah limbah domestik yang berasal dari rumah tangga yang secara biologi banyak terdapat mikroorganisme patogen dan dalam waktu singkat dapat menjadi jernih, sehingga sangat sesuai sebagai media perkembangbiakan vektor nyamuk Ae.aegypti. Jika dikaitkan dengan daerah aliran sungai bahwa saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat dapat menurunkan kualitas air sungai sebagai sumber air bersih.Hasil observasi air limbah rumah tangga umumnya dialirkan ke sungai. Sarana pembuangan air limbah yang sehat yaitu dapat mengalirkan air limbah ke tempat penampungan air limbah dengan lancar tanpa mencemari lingkungan dan badan air Pansimas, 2011.

5.1.3. Pengaruh Tempat Perindukan Nyamuk terhadap Kejadian DBD di DAS