commit to user 6
Bunga kacang tunggak bertangkai panjang dengan 4-6 unit bunga, tersusun secara berseling dalam suksesi akropetal. Setiap unit bunga,
merupakan sebuah tangkai sederhana yang tersusun dari 6-12 tunas bunga. Pembentukan bunga dimulai dari tangkai bunga yang posisinya paling rendah
dan secara berurutan berlanjut pada tangkai berikutnya dengan posisi yang lebih tinggi Gardner et al, 1991. Tunas bunga yang berada pada simpul atas
membutuhkan hari pendek untuk berkembang menjadi bunga dibandingkan dengan tunas yang berada pada simpul yang berada di bawah Lush dan
Evans, 1980. Pembungaan kacang tunggak terjadi pada saat tanaman berumur kurang
lebih 30 hari. Kacang tunggak merupakan tanaman hari pendek, dalam satu hari hanya membutuhkan penyinaran kurang dari titik periode kritis.
Indrastianingrum 2009 dan Putri 2009 menunjukkan bahwa tanaman kacang tunggak yang ditanam diluar musim yakni bulan Oktober, hingga
umur 3 bulan tanaman tidak menghasilkan polong dan biji. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pembungaan tidak berhasil. Jika kacang tunggak
dibudidayakan diluar musim yang dalam satu hari lama penyinaran lebih dari titik periode kritis. Agar dapat menghasilkan produksi tanaman kacang
tunggak harus berhasil dalam proses pembungaan untuk itu agar induksi pembungaan berhasil maka diperlukan suatu perlakuan yang dapat
mengurangi panjang penyinaran tersebut antara lain dengan tumpangsari. Perlakuan tersebut fungsinya agar tanaman kacang tunggak ternaungi, jika
kacang tunggak ternaungi dengan baik dapat dimungkinkan lama penyinaran cahaya dalam sehari diserap secara efisien oleh tanaman kacang tunggak
sehingga tidak berlebih dan dapat menginduksi pembungaan dengan baik.
C. Jarak Tanam
Jarak tanam yang tepat sangat penting dalam pemanfaatan sinar secara optimum untuk proses fotosintesis tanaman sehingga akan menyebabkan
pertumbuhan dan hasil tanaman maksimum. Jarak tanam yang semakin sempit atau tajuk tanaman satu dengan tanaman yang lain saling menaungi,
commit to user 7
menyebabkan pemanfaatan sinar matahari untuk fotosintesis tidak maksimum dan terjadi persaingan satu tanaman dengan tanaman lain dalam penyerapan
unsur hara dan air dalam tanah, tetapi hasil per satuan luasnya banyak. Mimbar, 1990.
Semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun. Tanaman yang
diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas. Oleh karena itu jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh
tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktifitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang Budiastuti, 2000.
Jarak tanam yang terlalu rapat akan menghambat cahaya yang diterima tanaman sehingga terjadi etiolasi, tanaman kurus, pucat, lemah, ringan,
bentuknya tidak menarik, dan cepat layu. Agar distribusi cahaya matahari optimal, lebensraum ruang tumbuh tanaman harus diperhatikan Sutiyoso cit
Erina, 2007. Semakin banyak populasi tanaman menunjukan semakin
menurunnya jumlah polong pertanaman dan jumlah buku pada batang utama. Tetapi, populasi yang semakin banyak mengakibatkan makin tinggi
tanamannya. Sedangkan untuk bobot 100 biji tidak ada perbedaan yang berarti pada berbagai populasi Sumadi et al, 1989.
Jarak tanam yang rapat akan menyebabkan jumlah tanaman per petak meningkat sehingga akan menurunkan berat per tanaman, meningkatkan berat
tanaman segar per petak serta hasil biji per petak. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa jarak tanam rapat yang dicobakan belum melampaui populasi
optimumnya Supriyono, 2000. Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan efisiensi penggunaan
cahaya tanaman dengan demikian akan mempengaruhi hasil. Pada umumnya produksi per satuan luas yang tinggi tercapai dengan penggunaan cahaya
secara maksimum di awal pertumbuhan, tetapi pada akhirnya penampilan masing-masing tanaman menurun karena persaingan dalam penggunaan
cahaya, unsur hara dan air Dermawan, 2006.
commit to user 8
Pada tingkat populasi rendah, hasil menurun disebabkan karena kurangnya jumlah tanaman, namun pada populasi tinggi hasil menurun karena
kompetisi yang ekstrim antar tanaman. Peningkatan populasi tanaman atau kerapatan akan menyebabkan tanaman lebih panjang dan polong paling bawah
juga memanjang. Peningkatan kerapatan berpengaruh pada jumlah buku per tanaman, jumlah biji per tanaman dan ukuran biji. Pengaruh peningkatan
populasi menyebabkan tanaman memanjang, menghasilkan batang lunak dan tanaman mudah roboh. Akibat roboh yaitu hasil fotosintat rendah, kualitas biji
rendah dan sulit dipanen Whigham, 1983 cit. Supriono, 2000. Tingkat kelembaban berpengaruh terhadap evapotranspirasi, yaitu tenaga
penghisap untuk mengangkat air dan hara dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil.
Kelembaban yang tinggi dapat disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun Sutiyoso cit Erina, 2007. Jarak tanam
yang terlalu rapat menurut Swanti et al cit Erina 2007 akan banyak mengalami serangan penyakit, kemungkinan hal ini sebagai akibat dari
kelembaban yang cukup tinggi. Jarak tanam yang tepat sangat penting dalam pemanfaatan sinar matahari
secara optimum untuk proses fotosintesis tanaman sehingga akan menyebabkan pertumbuhan dan hasil tanaman maksimum. Jarak tanam yang
semakin sempit atau tajuk tanaman satu dengan tanaman yang lain saling menaungi, menyebabkan pemanfaatan sinar matahari untuk fotosintesis tidak
maksimum dan terjadi persaingan satu tanaman dengan tanaman lain dalam penyerapan unsur hara dan air dalam tanah, tetapi hasil per satuan luasnya
banyak. Saat penanaman, penentuan jarak tanam yang tepat merupakan faktor yang penting dalam pemanfaatan sinar secara optimum untuk proses
fotosintesis. Marzuki dan Soeprapto, 2001. Menurut Effendi dan Nur Sulistiati 1991, untuk mendapatkan jumlah tanaman per satuan luas yang
optimum ditentukan oleh : 1 Varietas tanaman, 2 Umur tanaman, 3 Tingkat kesuburan tanah, dan 4 Keadaan air tanah.
commit to user 9
D. Tumpangsari