commit to user 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kacang Tunggak Vigna unguiculata L. Walp
1. Saat Muncul Bunga HST
Faktor yang dapat merangsang perkembangan reproduksi suatu tanaman antara lain suhu, cahaya, persediaan makanan dalam tubuh
tanaman serta unsur hara. Budiarti 1999 menyatakan bahwa umur berbunga merupakan sifat yang penting dalam program pemuliaan karena
dapat digunakan untuk menentukan waktu persilangan. Tumbuhan akan tetap aktif dan berbunga sepanjang tahun asalkan faktor-faktor lainnya
dalam hal ini suhu, air, dan nutrisi tidak merupakan faktor pembatas. Tabel 1. Rerata Saat Muncul Bunga Tanaman Kacang Tunggak
Vigna unguiculata L. Walp HST
Perlakuan Rata-rata
J0a monukultur kacang tunggak kontrol 259,00 c
J1 jarak tanam jagung 20 cm x 50 cm 78,67 a
J2 jarak tanam jagung 20 cm x 60 cm 172,67 bc
J3 jarak tanam jagung 20 cm x 100 cm 82,17 a
J4 jarak tanam jagung 25 cm x 50 cm 89,17 ab
J5 jarak tanam jagung 25 cm x 60 cm 65,00 a
J6 jarak tanam jagung 25 cm x 100 cm 78,67 a
J7 jarak tanam jagung 40 cm x 50 cm 92,50 ab
J8 jarak tanam jagung 40 cm x 60 cm 78,00 a
J9 jarak tanam jagung 40 cm x 100 cm 81,00 a
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf tidak sama pada kolom rata-rata menunjukkan beda nyata pada uji ragam 5
Berdasarkan Tabel 1, dapat di ketahui bahwa pada berbagai kerapatan tumpangsari jagung menunjukkan hasil berbeda nyata. Hal
tersebut dapat diartikan bahwa perlakuan tumpangsari jagung dapat mempercepat umur berbunga kacang tunggak di luar musim. Saat
berbunga paling cepat yaitu pada tanaman kacang tunggak yang ditumpangsarikan dengan jagung menggunakan jarak tanam 25 cm x 60
cm yaitu pada 65 HST. Sedangkan tanaman kacang tunggak yang
18
commit to user 19
ditanam secara monokultur tidak memunculkan bunga dan diasumsikan bahwa tanaman kacang tunggak monokultur dapat berbunga ketika
tanaman berumur 259 HST yaitu pada saat musim kacang tunggak. Semakin lebar jarak tanam maka populasi tanaman jagung akan
semakin sedikit, maka kanopi jagung kurang maksimal sebagai penaung. Kondisi lapang yang sering terguyur hujan membantu dalam
pengurangan lama penyinaran karena matahari tertutup awan sehingga cahaya yang yang diterima kacang tunggak lebih kecil. Lama penyinaran
menentukan jumlah energi radiasi surya, sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui proses fotosintesis. Sedangkan panjang
hari menentukan proses perkembangan tanaman melalui respon fotoperiodisme, namun tidak bergantung pada intensitas energi radiasi
surya melainkan periode pencahayaan mulai matahari terbit hingga terbenam. Panjang hari mengontrol perubahan fase-fase perkembangan
tanaman yang pada akhirnya menentukan tidak saja produktivitas melainkan juga kualitas hasil tanaman. Karamoy 2009 menuliskan
bahwa proses pembungan terjadi karena adanya pigmen yang tanggap rangsangan cahaya. Pigmen tersebut merupakan protein yang mudah
larut dan dikenal dengan istilah fitokrom. Cahaya dengan panjang gelombang 660 nm dapat mempengaruhi pigmen menjadi bentuk yang
mengawali kejadian ke arah terbentuknya bunga. Hal tersebut berpengaruh dalam menginduksi pembungaan karena
semakin besar radiasi surya yang diserap maka akan merusak enzim yang dapat menganggu metabolisme tanaman terutama kemampuan di dalam
mensisntesis protein. Elisa cit Nasution 2011 menyatakan bahwa Induksi bunga evokasi adalah tahap awal dari proses pembungaan,
yaitu suatu tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif yang terjadi di dalam sel. Hal
tersebut dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi
sel. Madina dan Hall 2003 menyatakan bahwa untuk pembungaan awal
commit to user 20
tidak dipengaruhi oleh panjang hari pada temperatur yang rendah tapi tertunda karena panjang hari pada temperatur yang tinggi.
2. Jumlah Bunga Per Tanaman