Berat 1000 Biji gram Kacang Tunggak Vigna unguiculata L. Walp

commit to user 25 menyebabkan kadar karbohidrat yang dihasilkan tidak maksimal. Jika kadar karbohidrat yang dihasilkan tidak maksimal maka akan menurunkan kuantitas serta kualitas polong, karena karbohidrat merupakan salah satu bahan untuk pembentukan polong. Selain itu genetik juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya jumlah biji yang dihasilkan. Baharsja cit Karamoy 2009 menyatakan bahwa penurunan intensitas cahaya sejak perkecambahan mengakibatkan penurunan jumlah buku, cabang, diameter batang, jumlah polong dan jumlah biji. Seperti yang dinyatakan oleh Mimbar 1991 bahwa jumlah dan ukuran biji maksimum ditentukan oleh faktor genetik serta kondisi yang dialami biji selama periode pengisian biji.

5. Berat 1000 Biji gram

Peubah pengamatan berupa berat 1000 biji merupakan salah satu peubah yang berkaitan erat dengan hasil produksi suatu tanaman. Berat 1000 biji yang semakin berat akan berakibat semakin banyak produksi yang didapat dan semakin baik jika biji dijadikan benih. Tabel 5. Rerata berat 1000 biji tanaman kacang tunggak Vigna unguiculata L. Walp gram Perlakuan Rata-rata J0a monukultur kacang tunggak kontrol 0,00 J1 jarak tanam jagung 20 cm x 50 cm 43,93 J2 jarak tanam jagung 20 cm x 60 cm 39,33 J3 jarak tanam jagung 20 cm x 100 cm 42,27 J4 jarak tanam jagung 25 cm x 50 cm 20,24 J5 jarak tanam jagung 25 cm x 60 cm 39,79 J6 jarak tanam jagung 25 cm x 100 cm 40,33 J7 jarak tanam jagung 40 cm x 50 cm 18,67 J8 jarak tanam jagung 40 cm x 60 cm 59,94 J9 jarak tanam jagung 40 cm x 100 cm 41,28 Keterangan : Angka yang tidak diikuti dengan huruf notasi pada kolom rata-rata menunjukkan tidak beda nyata pada uji ragam 5. commit to user 26 Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan kerapatan tumpangsari tidak berbeda nyata terhadap berat 1000 biji. Dari hasil tersebut diketahui bahwa banyaknya variasi pada perlakuan tidak menurunkan kualitas dan kuantitas biji. Selain itu hasil pada tabel diatas menunjukan bahwa perlakuan tumpangsari jagung mampu untuk membantu kacang tunggak dalam menginduksi pembungaan serta menghasilkan polong dan biji. Pada tabel 5 ditunjukkan bahwa berat 1000 biji tanaman kacang tunggak lebih rendah dibanding dengan berat 1000 biji kacang tunggak pada umumnya yang mencapai 120 - 150 gram. Selain itu biji yang dihasilkan sangat bervariasi yang sebagian besar berukuran kecil. Perlakuan kerapatan tumpangsari jagung mengakibatkan intensitas cahaya yang diterima oleh kacang tunggak menjadi terbatas serta kelembaban lingkungan yang fluktuatif. Hal tersebut mengakibatkan ruang kacang tunggak untuk melakukan fotosintesis terganggu sehingga produksi karbohidrat rendah dan menghasilkan biji yang rendah pula. Goldsworthy dan Fisher cit Wicaksana 2006 menyatakan bahwa berat 1000 biji dipengaruhi oleh ukuran biji. Ukuran biji tergantung pada faktor-faktor yang mengendalikan penyediaan asimilasi untuk pengisisan biji, jumlah biji yang tumbuh dan batas-batas pertumbuhan biji individual yang ditentukan secara genetik. Berat 1000 biji tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan tumpangsari kacang tunggak dengan jagung yang berjarak tanam 40 cm x 60 cm yaitu sebesar 59,94 gram. Pada jarak tanam tersebut kompetisi antara jagung dengan kacang tunggak tidak terlalu tinggi sehingga dalam penyerapan hara dapat tercukupi dengan baik. Buckman dan Brady cit Wicaksana 2006 menyebutkan bahwa tanaman akan berproduksi dengan baik apabila unsur hara yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang cukup. Hal ini didukung oleh Supriono cit Widodo 2000, yang mengatakan bahwa memang ada kecenderungan merenggangnya jarak tanam meningkatkan hasil biji pertanaman. Berat 1000 biji terendah commit to user 27 terdapat pada monokultur kacang tunggak, hal ini disebabkan karena pada monokultur proses pembungan kacang tunggak tidak terjadi.

6. Hasil Biji Per Tanaman gram