Jumlah Biji Per Polong

commit to user 24

4. Jumlah Biji Per Polong

Biji merupakan cadangan makanan serta dapat diperankan sebagai benih yang dapat dijadikan bahan tanam pada musim berikutnya. Faktor yang menentukan kualitas biji adalah jumlah substrat karbohidrat yang tersedia bagi metabolisme yang mendukung pertumbuhan awal tanaman. Hal ini menjadikan ukuran atau bobot biji sering dipakai sebagai tolok ukur untuk mendapatkan bahan tanam yang seragam Sitompul dan Guritno cit Dermawan, 2006 Tabel 4. Rerata Jumlah biji per polong kacang tunggak Vigna unguiculata L. Walp Perlakuan Rata-rata J0a monukultur kacang tunggak kontrol 0,00 J1 jarak tanam jagung 20 cm x 50 cm 14,50 J2 jarak tanam jagung 20 cm x 60 cm 7,50 J3 jarak tanam jagung 20 cm x 100 cm 14,00 J4 jarak tanam jagung 25 cm x 50 cm 7,00 J5 jarak tanam jagung 25 cm x 60 cm 14,50 J6 jarak tanam jagung 25 cm x 100 cm 11,00 J7 jarak tanam jagung 40 cm x 50 cm 15,00 J8 jarak tanam jagung 40 cm x 60 cm 13,75 J9 jarak tanam jagung 40 cm x 100 cm 14,50 Keterangan : Angka yang tidak diikuti dengan huruf notasi pada kolom rata-rata menunjukkan tidak beda nyata pada uji ragam 5. Tabel 4 menunjukan bahwa perlakuan kerapatan tumpangsari jagung tidak berbeda nyata terhadap jumlah biji per polong, hal tersebut dikarenakan banyaknya variasi pada perlakuan tumpangsari jagung. Pada hasil diatas membuktikan bahwa perlakuan tumpangsari jagung mampu dalam menginduksi pembungaan tanaman kacang tunggak serta dapat mempengaruhi banyaknya biji yang terbentuk tiap polong. Perubahan cuaca yang fluktuatif serta perlakuan kerapatan tumpangsari jagung menyebabkan keadaan tanah cenderung lembab. Hal tersebut menyebabkan cahaya yang diserap rendah, cahaya yang rendah menyebabkan proses fotosintesis tanaman terganggu sehingga dapat commit to user 25 menyebabkan kadar karbohidrat yang dihasilkan tidak maksimal. Jika kadar karbohidrat yang dihasilkan tidak maksimal maka akan menurunkan kuantitas serta kualitas polong, karena karbohidrat merupakan salah satu bahan untuk pembentukan polong. Selain itu genetik juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya jumlah biji yang dihasilkan. Baharsja cit Karamoy 2009 menyatakan bahwa penurunan intensitas cahaya sejak perkecambahan mengakibatkan penurunan jumlah buku, cabang, diameter batang, jumlah polong dan jumlah biji. Seperti yang dinyatakan oleh Mimbar 1991 bahwa jumlah dan ukuran biji maksimum ditentukan oleh faktor genetik serta kondisi yang dialami biji selama periode pengisian biji.

5. Berat 1000 Biji gram