88 Menurut Irmayati 2007, tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Semakin tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap pola pikir dan daya nalar dalam menghadapi suatu masalah Hutasoit, 2006.
Redding et al 2000 yang dikutip oleh Anggraeni 2010 menyatakan faktor pengubah seperti tingkat pendidikan dipercayai mempunyai pengaruh tidak langsung
terhadap perilaku dengan cara mempengaruhi persepsi individu. Individu dengan pendidikan tinggi, cenderung memiliki perhatian yang besar terhadap kesehatannya
sehingga jika individu tersebut mengalami gangguan kesehatan maka ia akan segera mencari pelayanan kesehatan.
5.1.3. Jenis Kelamin
Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 71 orang 79,8 dan sisanya 18 orang 20,2 berjenis kelamin perempuan. Responden laki-
laki tersebut terdiri dari 30 orang 33,7 dengan kunjungan rutin dan 41 orang 46,1 kunjungan tidak rutin.
Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki menunjukkan bahwa laki-laki dalam hal ini cenderung mudah untuk mengambil keputusan untuk dirinya. Akses
layanan lebih mudah untuk dilakukan oleh laki-laki karena laki-laki cenderung lebih berani untuk melakukan tes HIV, sementara perempuan masih dibayangi oleh rasa
ketakutan akan kemungkinan hasil pemeriksaan yang positif.
5.1.4. Sumber Pendapatan
Sebagian besar responden memiliki sumber pendapatan yang berasal dari gaji karyawan yaitu sebanyak 56 orang 50,6 dan jumlah terkecilnya dengan
pendapatan dari bekerja di salon yaitu 3 orang 3,4. Responden dengan sumber
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
89 pendapatan gaji karyawan tersebut terdiri dari 22 orang 10,1 yang berkunjung
rutin, dan 23 orang 25,8 kunjungan tidak rutin. Responden dengan pendapatan tetap gaji karyawan cenderung datang
memanfaatkan layanan VCT di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan kemungkinan dikarenakan sudah memiliki penghasilan sendiri sehingga memiliki rasa kepercayaan
diri yang lebih. Mereka merasa memiliki memiliki penghasilan sendiri untuk apabila kemudian harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
5.1.5. Status Pernikahan
Sebagian besar responden belum menikah dengan jumlah 67 orang 75,3 dan paling sedikit jumlahnya dengan status dudajanda yaitu sebanyak 8 orang
9,0. Responden dengan status belum menikah tersebut terdiri dari 29 orang 32,6 yang berkunjung rutin dan 29 orang 32,6 berkunjung tidak rutin.
Responden dengan
status pernikahan
belum menikah
cenderung memanfaatkan layanan VCT mungkin dikarenakan memiliki tingkat kecemasan yang
lebih daripada responden dengan status pernikahan yang sudah menikah. Seseorang dengan status sudah menikah akan cenderung merasa tidak akan terancam terinfeksi
HIVAIDS karena ia merasa sudah setia dengan satu pasangan lain halnya dengan mereka yang masih berstatus lajang.
5.1.6. Kelompok Risiko