95 terhadap indiviu atau masyarakat. Namun hal tersebut tidak menunjukkan kesesuaian
antara teori dengan fakta dilapangan, meski ada responden yang memiliki persepsi keseriusan yang sedang.
Persepsi keseriusan yang dirasakan terhaap HIVAIDS kemungkinan juga berbeda-beda pada setiap orang risiko tinggi. Hal itu karena tiap orang risiko tinggi
memiliki pandangan subjektif terhadap keseriusan HIVAIDS.
5.5. Persepsi Manfaat
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 59 orang 66,3 sangat setuju bahwa dengan datang berkonsultasi ke klinik mereka mendapatkan banyak manfaat,
56 62,9 sangat setuju dengan mereka akan mengetahui status HIV mereka jika melakukan tes HIV, 61 orang 68,5 sangat setuju merasak puas dengan pelayanan
yang diberikan di klinik, 59 orang 66,3 sangat setuju petugas diklinik dapat memberikan informasi yang mereka butuhkan, 48 orang 53,9 sangat setuju bahwa
ia tidak merasa malu untuk datang berkonsultasi ke klinik, 46 orang 51,7 sangat setuju mereka senang datang ke klinik karena lokasinya mudah di jangkau, dan 57
orang 64,0 sangat setuju petugas ramah ketika berkonsultasi. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa 45 orang 50,5 tidak setuju bahwa ia memerlukan biaya yang
mahal untuk datang ke klinik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 89 orang responden, terdapat
39 orang responden 62,9 dengan kategori persepsi yang kuat, 31 orang responden kategori persepsi manfaat kuat, 8 orang sisanya dengan kategori persepsi lemah. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah merasakan persepsi manfaat yang tinggi. Namun hasil uji dengan menggunakan uji statistik menunjukkan tidak
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
96 ada hubungan bermakna antara persepsi manfaat dengan pemanfaatan layanan VCT
dengan p0,05 =0,234. Menurut Rosenstock 2005, suatu tindakan akan dipengaruhi oleh keyakinan
tentang efektifitas relatif dari alternatif yang tersedia yang dikenal dapat mengurangi ancaman penyakit yang dirasakan individu. Perilaku kesehatan dalam hal ini
pemanfaatan layanan VCT di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan, mungkin tergantung pada bagaimana orang risiko tinggi berpikir tentang manfaat yang akan ia
peroleh untuk mengatasi masalah kesehatannya, terutama masalah yang berkaitan dengan HIVAIDS sehingga dapat disimpulkan bahwa individu mungkin lebih
mengutamakan keyakinan terhadap efektivitas suatu tindakan dan bukan melihat secara obyektif terhadap efektivitas suatu tindakan yang diambil
Keyakinan sering disebut sebagai faktor yang berkaitan dengan motivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Keyakinan orang risiko tinggi tentang
adanya manfaat melakukan VCT di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan termasuk dalam kategori kuat.
5.6. Persepsi Hambatan