82 termasuk dalam kategori tepat, 23,53 termasuk kategori kurang tepat, dan
17,65 termasuk dalam kategori tidak tepat.
4. TK ABA Bayen a. Data hasil penelitian
Berdasarkan perhitungan rekapitulasi skor terdapat di lampiran, maka diperoleh hasil persentase kelancaran dan ketepatan menjawab pertanyaan melalui
cerita yang disampaikan guru sebagai berikut:
Diagram 7 Persentase Kelancaran Menjawab Pertanyaan
Berdasarkan diagram lingkaran di atas maka dapat diketahui bahwa kelancaran menjawab pertanyaan anak kelompok A di TK ABA Bayen sebanyak
31,25 termasuk dalam kategori lancar, 25,00 termasuk kategori kurang lancar, dan 43,75 termasuk dalam kategori tidak lancar.
43.75 25.00
31.25
PERSENTASE KELANCARAN MENJAWAB PERTANYAAN
Tidak Lancar Kurang Lancar
Lancar
83 Diagram 8
Persentase Ketepatan Menjawab Pertanyaaan Berdasarkan diagram lingkaran di atas maka dapat diketahui bahwa
ketepatan menjawab pertanyaan anak kelompok A di TK ABA Bayen sebanyak 31,25 termasuk dalam kategori tepat, 25,00 termasuk kategori kurang tepat,
dan 43,75 termasuk dalam kategori tidak tepat.
b. Deskripsi hasil penelitian
Pada saat penelitian dilakukan, peneliti mengamati kelancaran dan ketepatan anak-anak ketika menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan cerita
guru dan teknik-teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan cerita. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, guru memilih dan juga mempersiapkan
tempat sebelum cerita. Guru menyiapkan tempat di dalam kelas dengan posisi duduk di atas kursi dan menghadap ke arah guru. Anak-anak tampak antusias
untuk mendengarkan cerita guru. Sebelum memulai cerita guru mengkondisikan anak-anak dengan bernyanyi agar perhatian anak tertuju pada guru. Selanjutnya
guru menyampaikan tema agar anak-anak mengetahui tema cerita yang akan disampaikan guru. Tema yang diambil guru pada waktu penelitian ini adalah
43.75 25.00
31.25
PERSENTASE KETEPATAN MENJAWAB PERTANYAAN
Tidak Tepat Kurang Tepat
Tepat
84 ‘Binatang’. Alat peraga yang digunakan guru adalah buku cerita dengan gambar
yang menarik. Anak-anak melihat gambar yang diperlihatkan oleh guru. Cerita yang disampaikan guru menimbulkan respon yang bermacam-macam dari anak-
anak. Beberapa anak ada yang menyimak cerita tersebut dengan perhatian, beberapa anak ada yang berbicara sendiri dengan temannya atau bermain dengan
temannya, ada yang tidak tertarik dengan cerita guru sehingga anak bermain sendiri, dan ada pula anak yang tiba-tiba menangis karena diejek temannya.
Suasana kelas menjadi agak ramai, karena ada anak yang maju ke depan kelas untuk melihat gambar dalam buku cerita sehingga anak-anak yang lain berteriak
agar anak tersebut kembali ke tempat duduknya. Untuk lebih menghidupkan suasana, guru mengekspresikan masing-
masing karakter tokoh dan menirukan karakter suaranya, misalnya ketika guru menirukan suara kucing yang lapar dan meminta makan pada pemiliknya. Guru
juga membangkitkan humor disela-sela cerita, misalnya saat guru menirukan gerakan kucing yang sedang menyandarkan tubuhnya pada kaki Mia. Guru
mengoptimalkan dialog tokoh-tokoh cerita, misalnya percakapan antara dua katak yang berteman, Kungkong dan Kerok dengan suara yang memiliki ciri khas
masing-masing sehingga anak lebih memahami alur cerita yang disampaikan. Anak-anak yang antusias tampak tertarik mendengarkan kelanjutan cerita guru.
Sementara anak yang tidak tertarik tetap bermain sendiri atau mengajak bicara temannya. Setelah menyampaikan cerita, guru melibatkan anak-anak dengan
memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan cerita yang telah disampaikan agar guru dapat mengetahui keterampilan anak dalam berbicara. Anak-anak
85 diminta menjawab pertanyaan guru dengan kata tanya apa, dimana, siapa, dan
mengapa yang berkaitan dengan cerita. Kondisi anak-anak pada saat mengikuti cerita yang disampaikan guru dalam keadaan sehat baik secara struktural maupun
fungsional, sehingga seharusnya anak-anak dapat menggunakan kemampuan otot- suara yang melibatkan otot-otot tenggorokan serta kontrol atas bibir dan lidah
dengan baik. Setelah guru menyampaikan pertanyaan, guru pun meminta anak-anak
untuk menjawabnya. Beberapa anak ada yang lancar dan tidak terbata-bata dalam menjawab pertanyaan. Anak-anak yang lancar menjawab pertanyaan nampak
antusias menanggapi pertanyaan guru. Beberapa anak yang lain ada yang kurang lancar menjawab pertanyaan, sehingga memerlukan bantuan guru untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Anak-anak yang kurang lancar menjawab pertanyaan nampak berusaha mengingat-ingat jawaban, sehingga terbata-bata
dalam menjawab pertanyaan. Sementara itu pada aspek ketepatan, beberapa anak tepat dalam menjawab pertanyaan. Beberapa anak yang lain ada menjawab
pertanyaan namun kurang tepat, sehingga memerlukan bantuan guru untuk menjawab pertanyaan. Namun tidak sedikit pula anak-anak yang tidak menjawab
pertanyaan guru. Anak-anak yang tidak menjawab pertanyaan guru hanya diam saja dan ada pula yang berbicara sendiri dengan temannya.
Dari hasil penelitian tersebut, maka diperoleh data hasil kelancaran menjawab pertanyaan sebanyak 31,25 termasuk dalam kategori lancar, 25,00
termasuk kategori kurang lancar, dan 43,75 termasuk dalam kategori tidak lancar. Sementara pada ketepatan menjawab pertanyaan sebanyak 31,25