Strategi Penyampaian Cerita Untuk Anak
42 b. Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku
Anak-anak akan lebih memusatkan perhatian ketika buku yang diperlihatkan oleh mereka memiliki tulisan yang lebih sedikit dan
adanya gambar yang lebih mencolok sehingga anak akan tertarik mendengarkan cerita.
c. Bercerita dengan papan flanel Tokoh-tokoh cerita diperankan dengan menempelkan gambar tokoh
yang dapat dikreasi guru sendiri di atas sebuah papan yang dilapisi kain flanel.
d. Bercerita dengan menggunakan media boneka Pemilihan bercerita dengan menggunakan boneka akan tergantung
dengan usia, pengalaman, dan cerita yang dibawakan. Boneka yang dibuat masing-masing menunjukkan perwatakan pemegang peran
tertentu. e. Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan
Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan yaitu menggerakan tangan sesuai dengan isicerita. Misalkan, merentangkan lima jari
tangan, membentuk bulatan ibu jari dan telunjuk, atau membentuk bulatan dengan kedua ibu jari dan telunjuk. Gerakan-gerakan
tersebut dilakukan guru sambil bercerita agar anak tertarik mendengarkan cerita.
Sementara itu, teknik penyajian cerita yang dilakukan guru menurut Tadzkiroatun 2008: 119-157 diperlukan beberapa persiapan, mulai dari
penyiapan tempat, penyiapan alat peraga, hingga penyajian cerita. Lebih lanjut Tadzkiroatun menjelaskan beberapa hal yang termasuk dalam teknik penyajian
cerita yang dilakukan guru antara lain: a. Memilih dan mempersiapkan tempat
Kegiatan bercerita dapat dilakukan di mana pun asal memenuhi kriteria kebersihan, keamanan, dan kenyamanan. Jika jumlah anak sedikit, bercerita dapat
dilakukan di berbagai tempat, seperti di teras, di kelas, di bawah pohon, di ruang tamu, di kebun binatang, dan lain-lain. Apabila jumlah anak relatif banyak
sebaiknya dipilih tempat yang lebih luas. Ruang kelas merupakan tempat yang paling representatif. Jika jumlah anak tidak terlalu banyak, penataan dapat
43 dilakukan dengan melingkar, mengelilingi guru. Apabila ruangan yang disediakan
relatif besar dan jumlah anak relatif banyak, tempat ditata semi melingkar, setengah oval, separuh empat persegi panjang dan bentuk U.
b. Bercerita dengan alat peraga Bercerita dilakukan dengan berbagai alat bantu disebut bercerita dengan
alat peraga. Beberapa alat peraga yang dapat digunakan antara lain buku, gambar, papan panel, boneka, dan film bisu.
c. Bercerita tanpa alat peraga Bercerita tanpa alat peraga disebut juga bercerita secara langsung.
Bercerita tanpa alat peraga ini sangat mengandalkan kualitas suara, ekspresi wajah, serta gerak tangan dan tubuh.
d. Mengekspresikan karakter tokoh Karakter tokoh dapat diekspresikan dengan berbagai cara, antara lain
melalui ekspresi visual raut muka, mulut, mata, tangan dan karakter ekspresi suara. Dari pengekspresian ini dapat diketahui ciri-ciri tokoh seperti sifat-sifat
tokoh, perasaan, dan emosi tokoh. Ada dua karakter dasar tokoh, yakni karakter baik dan karakter buruk.
e. Menirukan bunyi dan karakter suara Yang dimaksud dengan bunyi dalam tulisan ini adalah bunyi esensial yang
tidak memiliki makna secara linguistik. Bunyi binatang, bunyi benda jatuh, bunyi ledakan, dan bunyi tabrakan dikategorikan sebagai ‘bunyi’ dalam arti ini.
Walaupun tidak memiliki makna linguistik, bunyi-bunyi itu memiliki arti penting dalam cerita. Bunyi-bunyi itu memberikan gambaran sebuah peristiwa,
44 memberikan informasi tokoh fabel apa yang sedang berbicara dan bagaimana
tokoh mulai berbicara. f.
Menghidupkan suasana cerita Ada berbagai macam teknik untuk menghidupkan suasana cerita antara
lain dengan mengoptimalkan dialog tokoh-tokoh cerita, membangkitkan humor di sela-sela cerita, melibatkan anak dalam cerita melalui pertanyaan dan teguran.
Dapat pula dengan memanfaatkan alat bantu yang tersedia secara optimal, dan berolah suara sehingga membangkitkan minat dan semangat anak untuk terus
menyimak karena cerita tampil memikat.