44 memberikan informasi tokoh fabel apa yang sedang berbicara dan bagaimana
tokoh mulai berbicara. f.
Menghidupkan suasana cerita Ada berbagai macam teknik untuk menghidupkan suasana cerita antara
lain dengan mengoptimalkan dialog tokoh-tokoh cerita, membangkitkan humor di sela-sela cerita, melibatkan anak dalam cerita melalui pertanyaan dan teguran.
Dapat pula dengan memanfaatkan alat bantu yang tersedia secara optimal, dan berolah suara sehingga membangkitkan minat dan semangat anak untuk terus
menyimak karena cerita tampil memikat.
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita
Metode bercerita telah digunakan sebagai salah satu metode untuk mengajar di TK. Kendati demikian, ada beberapa kelebihan dan kekurangan
dalam metode bercerita tersebut. Menurut Indah Fajarwati 2010, kelebihan metode bercerita digunakan sebagai metode mengajar antara lain: “ a. anak lebih
banyak menyerap verbal, b. guru lebih mudah mengatur anak, c. anak lebih senang membayangkan secara ilustrasi cerita yang diberikan guru, d. dapat
mengendalikan emosi anak, dan e. membuat anak lebih penasaran akan cerita yang diberikan guru”.
Sementara itu, kekurangan metode bercerita adalah: a. Guru harus punya banyak referensi bahan buku bacaan, b. Guru
harus bisa bercerita baik secara lisan, membaca, maupun improvisasi, c. Guru harus bisa membawa situasi kepada anak agar
anak dapat hanyut dalam cerita, dan d. Cepat menumbuhkan rasa bosan kepada anak terutama apabila penyajianaya tidak menarik.
45 Kelebihan metode bercerita antara lain dapat membuat anak lebih banyak
menyerap verbal karena anak-anak menyimak cerita guru yang disampaikan guru dengan berbagai kalimat dan kata-kata. Setelah bercerita, guru dapat
memberikan pertanyaan pada anak untuk mengetahui kata dan kalimat yang digunakan anak untuk menjawab pertanyaan. Apabila anak belum lancar dan
belum tepat guru dapat membantunya. Guru juga lebih mudah mengatur anak dengan menarik perhatian anak melalui metode bercerita. Cerita yang
disampaikan guru dapat membuat anak senang membayangkan secara ilustrasi cerita tersebut. Anak-anak dapat membayangkan jika menjadi tokoh-tokoh
dalam cerita yang dibawakan guru, sehingga dapat turut mengendalikan emosi anak karena merasa seolah-olah anak berada dalam cerita.
Sementara itu, metode bercerita sebagai salah sau metode mengajar juga memiliki kekurangan karena guru harus punya banyak referensi bahan buku
bacaan agar guru tidak cepat kehabisan bahan ketika secara tiba-tiba anak-anak meminta guru untuk bercerita. Guru juga harus dapat bercerita baik secara lisan,
membaca, maupun improvisasi agar anak-anak tertarik menyimak cerita guru dan dapat memahami alur cerita tersebut. Metode bercerita dapat cepat
menumbuhkan rasa bosan kepada anak terutama apabila penyajiannya tidak menarik. Penyajian tidak menarik tersebut dapat terjadi apabila guru belum
optimal dalam menyampaikan cerita dan belum menggunakan alat peraga yang menarik untuk anak-anak. Anak yang bosan dengan cerita tersebut akan
berdampak pada ketidakfokusan anak untuk menyimak cerita guru, sehingga anak-anak tidak dapat memahami alur ceritanya.
46
D. Kerangka Berpikir
Keterampilan berbicara pada anak merupakan kemampuan anak untuk menyampaikan maksud tertentu dengan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa supaya
bunyi tersebut dapat dipahami oleh orang yang mendengar di sekitarnya. Bunyi- bunyi bahasa dapat berupa suatu kata yang digunakan untuk merespon tuntutan
atas dirinya, melakukan aneka tindakan, dan memberikan tanggapan yang selaras dengan perintah atau larangan. Salah satu kemampuan anak untuk memberikan
tanggapan yang selaras dengan perintah antara lain anak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Dalam Kurikulum Taman Kanak-Kanak 2010: 37,
tingkat pencapaian perkembangan menjawab pertanyaan sederhana memiliki indikator dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, dan dimana dan
menjawab pertanyaan tentang informasikejadian sederhana. Beberapa anak-anak kelompok A masih belum dapat menjawab
pertanyaan sederhana dengan lancar dan tepat. Kemampuan menjawab pertanyaan sederhana merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki anak-anak kelompok
A, sehingga harus adanya upaya dalam mengembangkan keterampilan berbicara anak dalam menjawab pertanyaan sederhana. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mengembangkan keterampilan berbicara anak dalam menjawab pertanyaan sederhana adalah metode bercerita.
Metode bercerita adalah upaya untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menuturkannya
kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam berbicara untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan. Metode cerita dijadikan salah satu upaya
47 untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak salah satunya keterampilan
berbicara. Manfaat bercerita antara lain dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak, meningkatkan keterampilan komunikasi lisan melalui berbahasa
sebab anak terlatih untuk mendengarkan, memberikan respon, memberi jawaban dan lain-lain sebagai aktivitas dalam kegiatan bercerita. Anak memberi respon
pada cerita yang disampaikan guru melalui menjawab pertanyaan sederhana apa, siapa, mengapa dan dimana yang berkaitan dengan isi cerita tersebut.
Bagan1. Kerangka berpikir menjawab pertanyaan sederhana melalui metode bercerita
. Guru menyampaikan cerita secara lisan kepada
anak-anak
Guru menstimulasi anak-anak dengan memberikan anak pertanyaan sederhana apa, siapa, mengapa, dan
dimana yang berkaitan dengan cerita guru.
Anak-anak menjawab pertanyaan guru Anak-anak kurang lancar dan kurang tepat dalam
menjawab pertanyaan melalui metode bercerita