32
8. Evaluasi Keterampilan Berbicara Anak
Evaluasi merupakan suatu proses penetapan nilai tentang kinerja dan hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang diperoleh melalui penilaian Harun
Rasyid, 2009: 5. Evaluasi keterampilan berbicara siswa merupakan suatu evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa dan
dilakukan dengan pendekatan komunikatif yang digunakan dalam pembelajaran Siti Halidjah, 2012: 262.
Menurut Siti Halidjah 2012: 263-265, teknik-teknik evaluasi
keterampilan berbicara siswa antara lain: a. Teknik nontes
Alat yang sering digunakan dalam teknik nontes meliputi kuesioner, wawancara, dan observasi pengamatan.
Kuesioner adalah seperangkat pertanyaanpernyataan yang ditujukan kepada siswa untuk memperoleh jawaban
tanggapan tentang hal-hal tertentu secara tertulis. Wawancara adalah seperangkat pertanyaanpernyataan yang ditujukan kepada siswa untuk memperoleh jawaban
tanggapan tentang hal-hal tertentu secara lisan. Kuesioner dan wawancara dibedakan menjadi dua, yaitu berstruktur dan tidak berstruktur.
Observasi pengamatan adalah teknik evaluasi yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan terhadap sesuatu hal. Observasi terhadap
keterampilan berbicara biasanya menggunakan observasi langsung, sehingga guru dapat secara langsung mengamati perilaku berbicara siswa yang terjadi di kelas.
Dalam melakukan observasi, guru menyiapkan pedoman observasi baik pedoman yang memuat hal-hal secara umum atau hal-hal yang sudah dirinci sedemikian
33 rupa sehingga guru hanya memberikan tanda check list pada kolom yang sudah
disiapkan. b. Teknik tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur
tingkat kemampuan atau mengungkap aspek tertentu pada siswa Harun Rasyid, 2009: 18.
Dalam penelitian ini, evaluasi keterampilan berbicara pada anak yang digunakan adalah teknik nontes dengan alat observasi. Pedoman observasi yang
digunakan memuat hal-hal rinci mengenai keterampilan berbicara anak dalam menjawab pertanyaan melalui metode bercerita yaitu pada aspek kelancaran dan
ketepatan. Instrumen yang digunakan berbentuk check list, sehingga ketika peneliti melakukan observasi dapat secara langsung memberikan tanda check list
pada kolom yang sudah disediakan.
C. Metode Bercerita 1. Pengertian Metode Bercerita
Beberapa metode pengajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran anak usia dini. Salah satu metode yang dilakukan guru dalam membimbing peserta
didik adalah metode bercerita. Menurut Moeslichatoen 1995: 140, metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman
Kanak-Kanak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Pengalaman belajar yang diberikan berupa cerita-cerita mengenai kehidupan sehari-hari yang
terjadi dalam lingkungan anak. Anak akan menyerap sejumlah informasi dan
34 pengetahuan melalui sebuah cerita yang dibacakan oleh guru. Cerita-cerita untuk
anak memuat dunia anak yang penuh dengan kegembiraan dan mengandung nilai- nilai edukatif sehingga anak dapat mengambil manfaat dari kegiatan bercerita.
Sementara itu, menurut Bachtiar Bachri 2005:10 metode bercerita adalah upaya untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak melalui
pendengaran dan kemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk
lisan. Metode bercerita dijadikan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak salah satunya keterampilan berbicara Bachtiar Bachri,
2005: 11. Dalam cerita terdapat kegiatan bercakap-cakap yang tujuannya membantu anak-anak untuk menyampaikan ide atau isi hati mereka dalam bentuk
komunikasi lisan. Sejalan dengan pendapat di atas, Tadzkiroatun 2005: 23, metode bercerita untuk anak adalah salah satu penyampaian pelajaran dan nasihat
melalui cerita yang memberikan efek pemuasan terhadap kebutuhan akan imajinasi dan fantasi.
Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian metode bercerita dapat disimpulkan bahwa metode bercerita merupakan suatu upaya untuk
memberikan pengalaman belajar pada anak dan upaya untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak salah satunya keterampilan berbicara. Dalam cerita
terdapat kegiatan bercakap-cakap yang tujuannya membantu anak-anak untuk menyampaikan ide atau isi hati mereka dalam bentuk komunikasi lisan yang dapat
dikembangkan melalui metode bercerita yang dilakukan oleh guru.
35 Metode bercerita yang dilakukan oleh guru untuk anak dapat memberikan
pengalaman belajar pada anak karena dalam cerita anak mendapatkan berbagai macam pengetahuan Tadzkiroatun, 2008: 23. Pengalaman belajar yang diberikan
berupa cerita-cerita mengenai kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam lingkungan anak. Pengetahuan yang diperoleh anak akan memberikan nilai-nilai
edukatif, karena cerita memberikan barometer sosial pada anak, nilai-nilai apa saja yang diterima oleh masyarakat sekitar Tadzkiroatun, 2008: 20. Pengalaman
belajar anak melalui metode bercerita dialami anak dengan kegembiraan, karena anak menikmati penyampaian cerita tersebut.
Anak-anak mendapatkan nasihat melalui cerita. Nasihat-nasihat yang disampaikan melalui sebuah cerita tersebut dapat didengar dan dipahami oleh
anak, karena cerita-cerita yang disampaikan berkaitan dengan kehidupan sehari- hari yang dilakukan oleh anak-anak Tadzkiroatun, 2008: 20.Penyampaian
pelajaran dan nasihat melalui cerita memberikan efek pemuasan terhadap kebutuhan akan imajinasi dan fantasi anak. pada saat menyimak cerita atau
dongeng, sesungguhnya anak-anak memutuskan hubungan dengan dunia nyata untuk sementara waktu, masuk ke dalam dunia imajinatif yang bersifat pribadi
Tadzkiroatun, 2008: 32. Metode bercerita untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa,
salah satunya adalah melalui pendengaran dan kemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk
menyampaikan ide dalam bentuk lisan. Penyampaian dengan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta