Metode Kepramukaan Ekstrakurikuler Kepramukaan 1. Ekstrakurikuler
43 pembina upacara” merupakan petunjuk untuk memperjelas maksud
aba – aba, aba – aba “hormat” merupakan aba – aba peringatan, dan “gerak” merupakan pelaksanaan, dimana ketika perintah tersebut
dikatakan maka setiap anggota wajib melaksanakannya. Penggunaan
tongkat dalam
baris -
berbaris dalam
penerapannya sebenarnya tidak berbeda dengan baris - berbaris biasa, hanya terdapat beberapa modifikasi gerakan karena adanya
tongkat yang dibawa. 3 Berkemah
Berkemah merupakan salah satu alat pendidikan dalam kepramukaan. Pembina dapat mengenal karakteristik peserta didik
dengan sejelas
– jelasnya
dalam kegiatan
perkemahan, kemampuankecakapan yang akan digunakan dalam perkemahan
harus dilatih sebelum kegiatan perkemahan Moh Takijoeddin, 2008:9. Perkemahan sebaiknya tidak dilakukan apabila perencanaan
belum matang atau kemampuan peserta didik yang belum cukup. 4 Lomba Tingkat Regu Pramuka Penggalang LT
Lomba Tingkat Regu Pramuka Penggalang LT merupakan pertemuan regu Pramuka dari suatu satuan atau berbagai satuan
Pramuka dengan acara kegiatan yang kreatif, rekreatif, dan edukatif yang dilaksanakan dalam bentuk perlombaan. LT ini memiliki tujuan
untuk mengembangkan dan membina kode kehormatan Pramuka
44 yaitu Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka, serta memupuk
persaudaraan di kalangan Pramuka Penggalang. Fungsi LT adalah sebagai sarana untuk menerapkan satya
darma Pramuka, pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh para Pramuka Penggalang dalam latihan di satuannya. Membina dan
mengembangkan sikap kepemimpinan serta manajerial regu, menyalurkan kegemaran para Pramuka Penggalang yang suka
berlomba ke arah kegiatan yang berguna dan bernilai pendidikan. LT dilakukan secara berjenjang mulai LT I untuk tingkat
gudep hingga LT V atau tingkat nasional, LT dilaksanakan dalam bentuk perkemahan secara terpisah antara Penggalang Putri dan
Penggalang Putra. Lama pelaksanaan disesuaikan dengan kondisi setempat antara 3 sampai 5 hari serta dilaksanakan dalam suasana
riang gembira, persaudaraan, gotong royong, saling membantu, serta memberikan kesan yang baik kepada peserta, pelaksana, orang tua,
serta masyarakat. Kegiatan dalam LT dibagi menjadi beberapa kelompok
kegiatan yaitu kelompok yang berisi kegiatan umum seperti mental, agama, patriotisme, dan sikap bermasyarakat. Kelompok kedua ialah
kelompok yang berisi kegiatan atau teknis kepramukaaan seperti keterampilan dan kecakapan, ketangkasan, karya dan busana, serta
praktek ketatalaksanaan regu. Kelompok yang terakhir adalah kelompok yang berisi tentang pengetahuan, kesehatan, kerapihan,
45 dan kebersihan. Kegiatan LT tidak mengenal istilah menang atau
juara, namun digunakan istilah berprestasi untuk menggantikannya. 5 Gladian Pemimpin Regu Dianpinru
Dianpinru merupakan wadah untuk meningkatkan mutu pemimpin regu dalam mengelola regunya secara profesional,
dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat gugus depan hingga tingkat nasional, namun kegiatan ini biasanya intensitasnya
lebih banyak dilakukan pada tingkat gugus depan, hal ini dimaksudkan agar dapat menggali jiwa kepemimpinan setiap
anggota regu secara maksimal. Pelaksanaan Dianpinru pada jenjang kwartir bertujuan untuk
saling bertukar informasi dan pengalaman, serta menambah pengetahuan tentang manajerial dalam pengelolaan regu, Dianpinru
dilaksanakan maksimal 2 hari 1 malam pada gugus depan dan 3 hari 2 malam pada tingkat kwartir. Kegiatan Dianpinru ini dikemas
dalam kegiatan yang menarik serta mengandung pendidikan, prosentase untuk masing – masing kegiatan adalah 60 praktek dan
40 berbentuk pemberian informasi tentang kepemimpinan yang aktual mengenai kepemimpinan regu.
6 Gladian Pemimpin Satuan Dianpinsa Dianpinsa merupakan sarana untuk membangun kebersamaan
dan kekompakan antar pemimpin satuan dalam suatu pasukan, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan antara gudep satu