Manfaat Praktis Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Secara praktis penelitian ini sangat berguna bagi masyarakat luas untuk meningkatkan pengetahuan dalam hal memahami kebudayaan pada umumnya, dan lebih khusus kearifan lokal Jawa. 2. Penelitian ini juga sangat berguna bagi para dalang dan institusi-institusi pedalangan baik formal maupun non formal dalam hal pemahaman tentang kedudukan pakem dalam budaya Jawa. 3. Konsep penelitian ini juga sangat penting bagi para pejabat pengambil keputusan di lingkungan pemerintahan baik di bidang pendidikan, kebudayaan, maupun pariwisata dalam hal pengembangan budaya Jawa.

BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1. Kajian Pustaka

Penelitian ini meskipun menggunakan obyek material wayang bukan mengarah pada kajian seni pertunjukannya yang mengandalkan data dari observasi pentas, tetapi kajian wacana mengenai kuasa pengetahuan Arjuna, yang lebih mengarah pada pembahasan konseptual baik teori-teori diskursus maupun sejarah tersosialisasinya tokoh Arjuna dalam masyarakat Jawa. Analisis tentang diskursus Arjuna ini akan berkisar pada sejarah kultus, mitologi dan nilai-nilai klasik wayang Arjuna kaitannya dengan peradaban Jawa sejak masa-masa awal era Kahuripan hingga Mataram dan dinasti keturunannya di Surakarta. Konsekuensinya analisis penelitian ini lebih mengandalkan data kepustakaan. Telah banyak tulisan tentang wayang baik oleh para pujangga, para akademisi maupun para peneliti asing dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini. Di antaranya tulisan para pujangga di keraton dalam bentuk-bentuk gancaran prosa, tembang sekar ageng ataupun macapat , seperti Serat Rama , Serat Dewa Ruci dan Serat Pustkaraja Purwa , karangan Yasadipura I, Yasadipura II, serta R.Ng. Ronggowarsita. Banyak pula karangan buku-buku pedalangan dalam bentuk pedoman belajar mendalang atau yang dalam budaya Jawa disebut pakem , baik ciptaan keraton maupun para penulis di luar keraton, diantaranya yang digunakan sebagai pakem pedalangan baku di Keraton Surakarta dan Pura Mangkunagaran, yaitu Irawan Rabi karya Noyowirongko dan Wahyu Pakem Makutharama tulisan Ki Ng.Wignyo Soetarno Soetarno 1995:30. Dari sekian banyak buku gancaran yang banyak penulis acu untuk penelitian ini adalah karangan Padmosoekotjo 1982, berjudul Silsilah Wayang Mawa Carita Jilid III, dan Jilid IV 1984, terbitan dari CV. Citrajaya Surabaya. Buku ini tergolong istimewa karena urainnya dalam bahasa Jawa baru selain mudah dipahami, juga berisi relatif lengkap tentang silsilah Pandhawa dan leluhurnya, serta parwa-parwa kutipan Mahabarata India yang dikomperasi dengan gaya pedalangan Jawa. Hal itu tidak biasa dalam tulisan pedalangan pada umumnya yang lebih mengacu gaya Surakarta, tentang mitos-mitos Jawa asli dan konvensi-konvensi lisan.