nilai, menurut C.Kluckhon dalam Siti Irene Astuti 2012: 22, sistem nilai budaya secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia
yaitu:
a. Masalah mengenai hakekat dan hidup manusia MH
b. Masalah mengenai hakekat dan karya manusia MK
c. Masalah mengenai hakekat dari kedudukan manusiadalam ruang waktu
MW d.
Masalah mengenai hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar MA
e. Masalah mengenai hakekat hubungan manusia dengan sesama MM
Oleh karena itu agar sistem nilai budaya dapat menjadi landasan hidup masyarakat maka, anak sejak dini sudah harus di persiapkan agar dapat
meningkatkan perkembangan sosialnya antara lain melalui permainan tradisional.
Kebudayaan masyarakat Jawa sangat menyatu dalam kehidupan sehari- hari. Kebudayaan masyarakat tersebut juga dapat disebut dengan istilah
folklor. Folklor terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu: a folklor lisan, b folklorsebagian lisan, c folklor bukan lisan. Berdasarkan pembagian
tersebut dolanan tradisional sebagai salah satu bagian di dalamnya. Dolanan dan nyanyian anak tradisional adalah salah satufolkloryang terdiri dari kata-
kata lagu dan gerak yang biasanya dikembangkan oleh anak- anak disertai dengan gerak atau tidak, serta kadang- kadang diiringi gamelan yang berisi
nasehat dan bernada hiburan Joko Pamungkas, 2010: 11. Dari definisi di atas dapat disimpulkan, dolanan atau permainan
tradisional merupakan salah satu bentuk folklor yang beredar secara lisan dan memberi ciri khas pada suatu kebudayaan masyarakat tertentu sebagai warisan
20
dari generasi terdahulu yang di wariskan secara turun-temurun ke generasi selanjutnya sesuai norma dan adat kebiasaan yang ada, yang biasanya
dilakukan oleh anak-anak dan memiliki tujuan mendapat kepuasan, kegembiraan, membangkitkan kreativitas serta mendekatkan diri anak dengan
alam sekitarnya dan sang pencipta.
Adapun Jenis-jenis lagu dolanan anak yang digunakan dalam memainkan permainan tradisional menurut Jan Harold Brunvand Danandjaja,
1993:146 dalam Joko Pamungkas, 2010: 11 Membagi lagu rakyat atau nyanyian tradisional menjadi tiga, yaitu
Nyanyian rakyat
yang berfungsi
pedagogis, nyanyian
rakyatyangbersifat rilis, dan nyanyian rakyat yang berkisah. Ketiga kategori nyanyian tradisional ini masing-masing memiliki ciri-ciri yang
berbeda dengan jenis yang lainnya. Jenis nyanyian rakyat yang berfungsi pedagogis merupakan jenis
nyanyian yang memiliki tujuan-tujuan tertentu, seperti memberi nasehat, peringatan, larangan, dan sebagainya. Jenis nyanyian seperti ini
lebih cenderung diciptakan atau dinyanyikan untuk mendidik atau memberi tahu sesuatu hal kepada anak-anak.
Nyanyian rakyat yang bersifat rilis merupakan jenis nyanyian yang mengutamakan unsur keindahan dan keseragaman rilis lagu. Kata -kata
yang tergolong dalam jenis ini disusun atau dipilih sedemikian rupa sehingga dapat menampilkan sebuah rilis yang indah, tetapi mudah
diingat dan dinyanyikan. Pada jenis nyanyian ini bisasanya pencapaian rilis atau nilai estetis didapat dengan persamaan jumlah suku kata tiap
baris, persamaan farian suku kata pada tiap awal atau akhir baris, pengulangan dan sebagainya. jenis nyanyian ini lebih bersifat
menghibur. Nyanyian rakyat yang berkisah merupakan jenis nyanyian yang
menyajikan sebuah cerita tentang suatu hal atau kejadian. Jenis nyanyian ini lebih bersifat prosa rilis atau cerita yang disusun dalam
bentuk lagu sehingga mempunyai nilai estetis. Dengan demikian selain bernilai estetis dan bersifat menghibur, jenis nyanyian ini juga
menceritakan suatu hal atau kejadian.
Sadjijo 1993: 49-54 dalam Joko Pamungkas 2010:12 menyebutkan terdapat 217 lagu anak tradisional atau dolanan . jenis-jenis nyanyian
21
tradisional tersebut antara lain: Kate-kate Dipanah, Ilir-ilir, Gajah-gajah, E Dhayohae Teko, Sluku-sluku Bathok, Buta Galak, Aku Due Pitik, Paman
Tukang Kayu, Kidang Talun, Lincak-lincak, Enthik-enthik, Lesung Jumengglung, Mentok-mentok, Aku Wes Sekolah, Suwe Ora Jamu, Kodok
Ngorek, Sayuk Rukun, Jago Kate, Jaranan-jaranan.
3. Jenis-Jenis dan Bentuk Permainan Tradisional
Adapun jenis-jenis permainan tradisional yang berasal dari berbagai daerah. Ada banyak sekali jenis permainan tradisional dari berbagai daerah
yang memiliki banyak kesamaan bentuk dan cara bermainnya, namun biasanya berbeda nama permainannya. Menurut Sukirman Dharmamulya
2008: 35, permainan tradisional di tampilkan dalam bentuk sesuai dengan kategori menurut pola permainan yaitu:
a. Bermain, Bernyanyi dan Dialog Merupakan permainan yang dilakukan dengan diselingi nyanyian,
dialog, atau keduanya. Sifat dari permainan tradisional pada umumnya rekreatif, interaktif, yang mengekspresikan pengenalan
tentang lingkungan, hiubungan sosial tebak- tebakan, dan sebagainya. Permainan dengan bernyanyi dan dialog melatih anak
dalam bersosialisasi, responsif, berkomunikatif.
b. Bermain dan Olah Pikir Merupakan jenis permainan yang lebih banyak membutuhkan
konsentrasi berfikir, ketenangan, kecerdikan, dan strategi. c. Bermain dan Adu Ketangkasan
Merupakan jenis permainan yang mengandalkan ketahanan dan kekuatan fisik.
Indonesia memiliki beraneka ragam suku bangsa dan budaya, sehingga banyak memiliki jenis-jenis permainan tradisional yang sering dimainkan
oleh masyarakat untuk mengisi waktu luang selesai melakukan kegiatan sehari-hari Soetoto Pontjopoetro, 2006:61. Pendapat tersebut sejalan dengan
22
pernyataan dari Aisyah Fad dalam bukunya yang berjudul “Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia”. Aisyah Fad 2014 membagi jenis
permainan tradisional menjadi 4 kategori, yaitu :
1. Permainan Tradisional Dalam Rumah
a. Sogok Ontong
b. Kancilan
c. Damparan
d. Cuwok
e. Lompatan
f. Sedang apa
g. Gasing
h. Pasaran
i. Bekel
j. Congklak
2. Permainan Luar Rumah
a. Patil lele
b. Gobak sodor
c. Bentengan
d. Petak umpet
e. Tembak-tembakan
f. Ular naga
g. Semambu
h. Donal bebek
i. Jamuran
j. Boyo-boyoan
3. Permainan 17-an
a. Makan kerupuk
b. Bakiyak beregu
c. Gebuk bantal
d. Balap karung
e. Sepeda lambat
f. Balap kelereng
g. Pukul air
h. Memindahkan belut
i. Sepak bola sarung
j. Pawe sepeda hias
4. Permainan Outbond dan Pramuka
a. Bola menjawab
b. Berburu harta karun
c. Loncat berantai
d. Bintang berpindah
e. Menebak rahasia
f. Belajar tali pangkal
23
g. Kucing dan tikus
h. Rantai nama
i. Barisan bebek
j. Pijat berantai
Sedangkan 15 jenis permainan tradisional yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta menurut S. Y Sugiyono, dkk 2007 yaitu Ancak-ancak alis,
entik, Blarak-blarak sempal, Cublak-cublak suweng, Dakon, Delikan, Dhingklik oglak aglik, Egrang, Gatheg, Gobak sodor, Jamuran, Jeg-jeggan,
Kucing-kucingan, Lempetan, dan Nini towok. Sebenarnya masih banyak lagi jenis permainan tradisional di DIY yang tercantum di dalam buku tersebut,
hanya saja penulis mengambil 15 macam permainan tradisional. Sedangkan menurut Dharmamulya 1993 dalam Lila Wijayanti Saputri, 2013 ada
berbagai permainan tradisional anak yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat DIY beberapa diantaranya yang populer:
a. Ancak-ancak alis
b. Bentik
c. Cublak-cublak suweng
d. Dhelikan
e. Dhakon
f. Dhingklik oglak aglik
g. Gobak sodor
h. Jamuran
i. Koko-koko
j. Macanan
k. Ndok-ndokan
l. Pasaran
m. Tawonan
n. Tikus-tikusan
o. Ulo-ulo dowo
Tiap daerah memiliki jenis dan cara bermain yang berbeda-beda, tetapi ada beberapa permainan yang mempunyai persamaan dalam hal cara bermain
24
dan peraturan, hanya nama yang berbeda. Permainan anak adalah salah satu
jenis permainan yang diperuntukkan untuk anak-anak. Diantaranya berasal dari permainan tradisional yang berbeda-beda dari tiap daerah.
Permainan tradisional dikategorikan ke dalam tiga pola permainan antara lain permainan tradisional dengan bernyanyi, permainan tradisional
dengan ketangkasan dan kemampuan fisik, serta permainan tradisional dengan olah pikir Sukirman Dharmamulya, 2008:9. Khususnya di Jawa,
ketiga kategori permainan tradisional tersebut masing-masing telah memiliki jenis dan macam yang amat beragam. Jenis permainan yang termasuk pada
kategori permainan tradisional dengan bernyanyi di jawa antara lain, ancak ancak alis, bethet thing thong, bibi-bibi tumbas timun, cacah bencah, cublak-
cublak suweng, dhingklik oglak aglik, dhoktri, epek-epek, gajah talena, gatheng genukan, gowokan, jamuran, koko-koko, kucing-kucingan, nini
thowok, sliring gendhing, dan lain-lain Sukirman Dharmamulya, 2008:9. Permainan-permainan tersebut dimainkan dengan iringan berbagai nyanyian
dan dialog tertentu. Jenis permainan pada kategori kedua adalah permainan tradisional
dengan ketangkasan dan kemampuan fisik yang termasuk dalam jenis permainan tradisional dalam kategori ini, khususnya di Jawa antara lain,
anjir, engklek, bengkat, benthik, dekepan, dhing-dhingan, dhukter, dhul- dhulan, embek-embekan, jeg- jegan, jirak, layung, pathon, patil lele, dan lain-
lain Sukirman Dharmamulya, 2008:9. Jenis-jenis permainan tradisional pada kategori kedua ini dimainkan dengan lebih banyak melibatkan aktivitas
25